pendidikan Kesehatan mental anak

Pendidikan Kesehatan Mental

Pentingnya Pendidikan Kesehatan Mental Bagi Para Generasi Muda

Generasi muda saat ini dikelilingi oleh banyak informasi dari sosial media. Oleh karena itu, sangat rentan apabila mereka tidak dibekali dengan pendidikan kesehatan mental untuk menghadapi dunia luar.

kesehatan mental

Ada dua tipe manusia dalam merespon apa yang terjadi di dalam kehidupannya, yaitu tipe self-motivated dan tidak. Orang-orang yang tidak bisa memotivasi dirinya sendiri cenderung membutuhkan stimulus atau dorongan dari luar, seperti motivator, membaca buku-buku self help, dan bercerita dengan orang lain.

Kemampuan self-motivated setiap individu yang berbeda ini bisa mengakibatkan tingkat kesehatan mental yang berbeda pula. Tentunya individu yang bisa memotivasi dirinya dengan baik saat kondisi terpuruk lebih bisa menjaga kesehatan mentalnya secara alami melalui pemikiran dan respon yang dipilih.

Nah, kenapa pendidikan tentang kesehatan mental ini menjadi dibutuhkan oleh generasi muda? Meski di dalam lingkungan sekolah sudah disediakan guru BK, tetapi mereka butuh lebih dari itu.

Selama ini peran guru BK pun terbatas, seperti hanya menangani anak-anak yang melanggar peraturan di sekolah. Sehingga wajah guru BK pun bukan lagi sebagai support system, tapi sebuah tanda datangnya masalah. Kalau sudah berurusan dengan guru BK pasti seseorang telah terlibat masalah.

Pentingnya mengajarkan kesehatan mental, khususnya bagi para generasi muda usia remaja, bahwa tidak hanya kesehatan fisik yang harus diperhatikan. Kesehatan mental berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk berpikir, berkembang, berekspresi, berinteraksi, dan menikmati hidup.

Alasan pentingnya pendidikan kesehatan mental bagi diri anak :

  • Membentuk harga diri yang baik di dalam diri

Seringkali karena pengetahuan yang masih minim, tanpa sadar anak menyakiti dirinya sendiri demi memenuhi  ekspektasi orang tua atau lingkungannya.

Masih banyak anak yang hanya ikut-ikutan saja dalam memilih hobi dan pendidikan, mereka tidak paham apa yang disukai, tahunya orang tua mereka senang dan bangga jika mereka masuk ke sekolah tertentu.

  • Menyiapkan mental anak saat memasuki jenjang pendidikan formal

Semakin berkembangnya tingkat kecerdasan anak jaman sekarang, maka semakin tinggi pula tingkat kompetitif di kalangan anak untuk berprestasi.

Dengan menyiapkan mental anak melalui pendidikan kesehatan mental, maka anak lebih paham menghadapi persaingan dan segala permasalahan yang terjadi di luar rumah.

Anak pun bisa terhindar dari rasa stress, depresi, atau gangguan mental lainnya. Hal ini juga memberikan pemahaman bagi para orang tua untuk tidak memaksakan kehendak pada anak, tapi sebaliknya mengarahkan anak pada apa yang mereka sukai.

  • Melatih kemandirian dan rasa percaya diri

Dengan mengajarkan cara menjaga kesehatan mental, maka anak bisa lebih percaya pada kemampuan dirinya sendiri. Hal ini akan mendorong anak untuk selalu berpikir positif terhadap dirinya dan orang lain.

Rasa percaya diri yang dimiliki anak juga mendorong anak untuk bisa menyelesaikan masalahnya secara mandiri. Anak tidak akan bergantung dan memiliki ekspektasi berlebihan terhadap orang lain.

  • Mengajarkan kepekaan kepada anak

Saat anak paham dalam menjaga kesehatan mentalnya, otomatis dia memiliki kesadaran terhadap apa yang dia rasakan. Hal ini menjadi pemicu kepekaan mereka atas berbagai bentuk perasaan orang lain.

Tentunya kepekaan ini menjadi hal penting dalam berhubungan dengan orang lain. Dengan rasa empati yang dimiliki anak, mereka akan mampu menjaga hubungan dan berinteraksi dengan baik. Anak tidak akan menjadi toxic bagi orang lain, apalagi menjadi perusak suasana.

  • Menjaga produktivitas anak tetap stabil

Adanya gangguan pada kesehatan mental, baik yang menyerang anak-anak dan orang dewasa, akan mengakibatkan menurunnya produktivitas dan berdampak pada performa yang juga menurun.

Jika gangguan mental menyerang anak-anak, maka mereka akan merasa kesulitan dalam menjalankan aktivitasnya, susah belajar, tidak mood melakukan hobinya, dan performa akademik serta non-akademik yang ikut menurun.

Pada akhirnya anak pula yang menjadi tumpuan kesalahan ketika prestasinya tidak bagus. Hal ini malah menambah parah kesehatan mental anak. Anak tidak termotivasi tetapi malah semakin down.

  • Menghindarkan anak dari kondisi traumatis

Kejadian yang menurut anak menyakitkan bisa saja menjadi kondisi yang membuatnya trauma. Padahal anak-anak memiliki ingatan yang lebih kuat daripada orang dewasa. Oleh karena itu, banyak dijumpai gangguan kesehatan mental pada orang dewasa karena trauma masa lalu. Mungkin saat kecil dia mengalami bully-ing, depresi, pelecehan seksual, dan kondisi lainnya yang menyakitkan.

Sebagai orang tua pastinya ingin anak-anaknya selalu baik-baik saja dan terhindar dari kondisi bahaya. Namun bagaimana dengan anak-anak yang tidak memiliki orang tua yang perhatian, yang orang tuanya sering bermasalah, dan yang orang tuanya berpisah. Kondisi ini menjadi penting untuk memasukkan pendidikan kesehatan mental dalam kurikulum pendidikan formal.

Anak muda di Indonesia lebih rentan mengalami gangguan mental. Pendapat ini berdasarkan data-data sebagai berikut :

  1. Menurut WHO setengah dari penyakit mental bermula sejak remaja, yakni diusia 14 tahun. Kasus bunuh diri akibat depresi menjadi penyebab kematian tertinggi pada anak muda usia 15 – 29 tahun.
  2. Kementerian Kesehatan Indonesia juga menyebutkan bahwa masyarakat perkotaan lebih rentan terkena depresi, alkoholisme, gangguan bipolar, dan skizofrenia, dan obsesif kompulsif. Jumlah pasien gangguan jiwa dan di seluruh dunia meningkat seiring dengan pertumbuhan hidup manusia dan meningkatnya beban hidup manusia.
  3. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyebutkan tingkat perbandingan penderita skizofrenia atau psikosis sebesar 7 per 1000 dengan cakupan pengobatan 84,9%. Sementara itu, perbandingan gangguan mental emosional pada remaja berumur lebih dari 15 tahun sebesar 9,8%, meningkat jika dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 6%.

Saat ini penyakit gangguan mental atau jiwa dipandang buruk oleh masyarakat. Stigma masyarakat jika ada salah satu warga yang menderita gangguan mental seringkali disebut gila. Hal ini terjadi karena sosialisasi tentang penyakit gangguan mental itu sendiri yang masih kurang, sehingga masyarakat pun cukup awam dengan informasi tersebut.

Tidak tanggung-tanggung, masyarakat lebih sering memberikan omongan pedas secara langsung kepada penderita gangguan mental. Tentunya berakibat buruk dan menambah down mental si penderita, dan bisa berakibat fatal, seperti bunuh diri.

Padahal penyakit gangguan mental sama saja seperti penyakit fisik yang butuh diobati dan diberikan dukungan secara moral, sehingga penderita memiliki semangat untuk sembuh.

Para generasi muda membutuhkan pendidikan tentang kesehatan mental yang akurat. Pendidikan ini fungsinya bisa untuk menghindarkan anak-anak muda dari gangguan mental, tetapi juga bisa menyembuhkan anak-anak muda yang mengalami gangguan kesehatan mental.

Dengan pendidikan yang tepat, maka anak-anak bisa memahami pentingnya menjaga kesehatan mental dan juga bisa memberikan dukungan positif terhadap orang lain yang menderita gangguan mental. Seperti yang kita tahu, anak-anak jaman sekarang lebih dekat dengan bully-ing dan kondisi lain yang mudah membuatnya tertekan.

Sudah menjadi tanggung jawab kita, para orang tua, untuk menjaga diri dari gangguan mental dan memberikan pemahaman kepada anak-anak pentingnya menjaga kesehatan mental.

Ketika informasi tentang kesehatan mental yang akurat disampaikan melalui Pendidikan, maka masyarakat pun tidak lagi awam dalam memberikan respon terhadap orang-orang yang menderita gangguan mental. Diharapkan seluruh lapisan masyarakat ikut menjaga, baik menjaga dirinya sendiri untuk tetap sehat secara mental dan fisik maupun menjaga orang lain. Sehingga hubungan antar personal pun menjadi lebih sehat, tidak saling menyakiti, dan saling support dalam kehidupan.

Referensi :

https://www.popmama.com/big-kid/10-12-years-old/amelia-putri/alasan-penting-mengajarkan-anak-tentang-kesehatan-mental/5

https://www.cigna.co.id/health-wellness/anak-muda-dan-kesehatan-mental

Loading

Kunjungi juga website kami di www.lpkn.id
Youtube Youtube LPKN

Avatar photo
caysa

Seorang mantan pegawai bank yang beralih pada passionnya, yaitu menulis. Saat ini lebih banyak menghabiskan waktu untuk menjadi content writer dan freelance writer.

Artikel: 19

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *