Menanggapi inklusifnya era digitalisasi, saat ini ada begitu banyak program maupun perangkat lunak (Software) yang dibuat demi melancarkan tugas-tugas perusahaan. Ada beragam pilihan jenis software yang setiap di antaranya bersaing menawarkan manfaatnya.
Akan tetapi, seiring dengan banyaknya software yang tersedia maka tidak sedikit ditemukan kasus pembajakan software. Apabila perusahaan justru memilih menggunakan software bajakan maka berhati-hatilah karena ada sejumlah risiko besar saat mengoperasikannya.
Apa Itu Software Bajakan?
Software bajakan merupakan sejenis perangkat lunak yang dibuat dengan tindakan mencuri atas perangkat lunak lain yang dilindungi undang-undang serta mendistribusikannya secara gratis atau dengan harga yang jauh lebih murah.
Tindakan pembajakan software dirasa sangat merugikan pihak pembuat aslinya karena hasil karyanya telah dicuri, disalin data-datanya, dimodifikasi sedemikian rupa isinya, didistribusikan, bahkan sampai ada juga yang dijual.
Beberapa Risiko Perusahaan yang Memakai Software Bajakan
Dilansir dari situs tekno.kompas.com, persentase perusahaan yang menggunakan software bajakan masih sangatlah besar, yaitu senilai 80%. Bahkan, menurut BSA, justru persentase perusahaan pengguna software bajakan adalah sebesar 83%. Sangat besar, bukan?.
Kurangnya kesadaran akan bahaya malware, minimnya pengetahuan akan risiko penggunaan software bajakan, serta enggannya perusahaan membeli software legal yang harganya tidaklah murah disinyalir menjadi penyebab utama angka tersebut tinggi.
Sebagai upaya penurunan persentase di atas, berikut adalah beberapa risiko atau bahaya yang wajib diketahui apabila perusahaan memutuskan tetap menggunakan software bajakan.
1. Berisiko Mendapat Masalah Hukum
Risiko besar pertama yang bisa diterima perusahaan pengguna piranti lunak bajakan adalah berurusan dengan masalah hukum karena telah melanggar Undang-undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta.
Jika perusahaan sudah mengalami masalah dengan hukum maka segala urusan akan jadi runyam. Oleh karenanya, jangan pernah coba-coba untuk berurusan dengan perangkat lunak ilegal.
2. Hilangnya Kredibilitas Bahkan Reputasi Perusahaan
Ketika sebuah perusahaan ketahuan telah dan sedang menjalankan usahanya dengan bantuan software bajakan maka bisa dijamin kredibilitasnya di mata konsumen, calon klien, bahkan investor akan hancur begitu saja.
Apabila perusahaan sudah tidak memiliki tempat di hati pihak-pihak tersebut maka tak perlu menunggu waktu lama, reputasi perusahaan pun akan turut menghilang. Sangat mengerikan, bukan?
3. Hilangnya Sertifikasi Mutu ISO
Perusahaan akan kehilangan sertifikasi mutu ISO dikarenakan telah menyalahgunakan teknologi serta tidak memenuhi praktik kualitas sebagaimana mestinya. Tindakan ini tidak bisa diterima dalam sistem manajemen mutu.
Harapan untuk memperoleh sertifikasi mutu tidak akan tercapai apabila sebelum melakukan registrasi untuk memperoleh sertifikasinya ternyata perusahaan ketahuan telah atau sedang menggunakan software yang ‘bodong’. Sayang sekali, kan!
4. Berpotensi Terserang Malware
Tak bisa dibantah lagi bahwa penggunaan software bajakan berpotensi terserang malware. Malware sendiri merupakan sejenis perangkat lunak yang berpotensi menginfeksi komputer sampai membajak data-data personal perusahaan.
Maka alangkah lebih baiknya jika menggunakan piranti lunak yang resmi alias legal, karena selain terhindari dari serangan malware nan berbahaya, perusahaan juga bisa menjadikannya sebagai bentuk investasi aset.
Nah, demikian itulah penjelasan mengenai apa saja risiko yang bisa menjangkiti perusahaan yang memakai software bajakan. Walaupun terjamin murah bahkan gratis, namun sekarang tak ada alasan lagi memakai program bajakan di instansi/kantor karena risikonya berbahaya!
Sebagai pelaku usaha yang bijak dan cerdas maka sebaiknya hindari penggunaan piranti lunak tak berlisensi demi menunjang kinerja perusahaan. Tak mau usaha jadi gulung tikar hanya karena persoalan software yang bajakan, bukan?