Uni Eropa (UE) mendorong Indonesia mengamati aspek perlindungan lingkungan hidup di tengah pemulihan nasional dari dampak pandemi Covid-19. Pada tahun pertama pemerintahan Jokowi-Ma’ruf belum jadi prioritas pembangunan ekonomi berkelanjutan. Akan tetapi Kemenperin telah menyusun strategi industri daur ulang agar teroptimalkan, selain itu dari Waste4Change dan BSP Prabumulih tetap menjalankan strategi dan prioritas kepeduliannya terhadap lingkungan hidup.

Dikutip laman wartaekonomi.co.id , Duta Besar Uni Eropa menjelaskan untuk pemulihan ekonomi dan mengatasi krisis iklim, anda tidak punya pilihan selain melakukan dalam waktu yang bersamaan untuk menyeimbangkannya. Jadi pemulihan hijau akan memimpin menjadi tujuan yang akan kita utamakan dalam tujuh tahun ke depan yakni pertumbuhan berkelanjutan.
Sementara Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan Indonesia dan UE telah membuat sejumlah kerjasama terutama dalam mengatasi krisis kesehatan saat ini dan mengatasi perubahan iklim. Kerja sama UE dan Indonesia mendukung pertumbuhan ekonomi, sistem kesehatan, pendidikan, inklusi sosial, dan perlindungan lingkungan.
Suharso menegaskan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah salah satu prioritas pembangunan yang implementasinya menjadi target semua sektor. Pihaknya pun yakin upaya mencapai pertumbuhan ekonomi berkualitas hanya dapat dicapai jika di waktu yang sama juga melakukan upaya pelestarian lingkungan.
Uni Eropa (UE) adalah persatuan ekonomi dan politik dari 27 negara anggota. Ke 27 negara anggota tersebut antara lain Austria, Belgia, Bulgaria, Kroasia, Siprus, Republik Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Hongaria, Irlandia, Italia, Latvia, Lituania, Luksemburg, Malta, Belanda, Polandia, Portugal, Romania, Slowakia, Slovenia, Spanyol, dan Swedia.

Dan juga dilihat satu tahun pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin belum menunjukkan transformasi yang nyata untuk merealisasikan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada tahun 2030, atau 41% dengan dukungan internasional tidak lebih dekat tercapai. Berbagai sasaran dan strategi pembangunan berkelanjutan sebetulnya sudah ada di dalam beberapa kebijakan kunci, seperti Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang mencantumkan pembangunan lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim sebagai satu dari tujuh prioritas.
Ekonomi tidak bisa berjalan tanpa daya dukung alam. Diantaranya meliputi People, profit, planet harus berjalan bersama. Mengacu pada hal itu, pengembangan bisnis pariwisata yang merusak ekosistem seperti yang terjadi di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur perlu mendapatkan perhatian serius. Pariwisata harus bersandar pada nilai lokal dengan mengacu pada sosial budaya setempat, sehingga akan menghasilkan nilai ekonomi yang berkelanjutan. “Jangan hanya bersandar pada kepentingan pemilik modal, dengan paradigma untung sesaat dan sebesar-besarnya yang berakhir pada kegiatan eksploitatif. Model pembangunan seperti ini akan gagal karena orientasi keuntungan terlepas dari kesejahteraan bersama dan kelestarian lingkungan. jelas Berly Martawardaya, Direktur Riset INDEF.
Mengacu krisis ekonomi 2008, ada tiga hal yang bisa dipelajari dan diaplikasikan sebagai respons krisis pandemi Covid-19.
Pertama, stimulus jangka pendek untuk membangkitkan ekonomi dapat dan perlu dilakukan serentak dengan transformasi menuju ekonomi yang berkelanjutan (build back better & greener) seperti telah dilakukan banyak negara di Asia Timur dan Eropa.
Kedua, kebijakan jangka menengah dan panjang untuk pemulihan hijau (green recovery) harus aplikatif dan terjangkau dengan fokus pada energi terbarukan dan transportasi publik serta dilakukan multiyears (tidak hanya pada tahun krisis).
Ketiga, komitmen untuk transformasi menuju ekonomi rendah karbon harus terintegrasi dengan strategi reindustrialisasi dan investasi.

Penjelasan mendasar tersebut yang sekarang dilakukan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mengoptimalkan industri yang dalam proses produksinya memprioritaskan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan. Langkah ini diharapkan mampu menyeimbangkan antara pembangunan industri dengan pelestarian lingkungan, serta memberikan manfaat lebih bagi masyarakat.
Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin, Muhammad Khayam menyampaian guna mewujudkan penerapan prinsip industri hijau di sektor manufaktur, pemerintah berupaya mengubah konsep ekonomi linier menjadi ekonomi sirkural. industri diharapkan mampu memanfaatkan sebesar-besarnya bahan daur ulang yang diperbolehkan, sehingga dapat mengurangi waste.
Penerapan ekonomi sirkular dapat memberikan banyak keuntungan bagi sektor industri, seperti efisiensi bahan baku, peningkatan produksi barang yang dapat didaur ulang, pencegahan illegal dumping dan emisi, serta tentunya penciptaan lapangan kerja baru
Khayam memaparkan, dalam menjalankan konsep sirkular ekonomi, Kemenperin menetapkan sektor yang menjadi prioritas penerapan, antara lain industri plastik, industri skrap karet, industri pelumas, serta industri coal tar dan tekstil.
Saat ini, terdapat sekitar 1.600 industri plastik hilir di dalam negeri. Namun, selama ini kebutuhan sektor tersebut masih didominasi bahan baku virgin impor dengan jumlah 3,8 juta ton pada 2019 untuk memenuhi kebutuhan. Pada periode tersebut, bahan baku lokal yang tersedia sebanyak 2,5 juta ton.
Dengan diterapkannya prinsip ekonomi sirkular, diharapkan impor bahan baku dapat berkurang, termasuk produk daur ulang impor. Optimalisasi industri daur ulang, lapangan pekerjaan di bidang ini diproyeksi akan terus meningkat.
“Dari data kami, saat ini sudah ada 3 juta waste bank atau pemulung, 160 ribu pengepul dan penggiling, sekitar 100 tenaga kerja di supplier besar, serta 60 ribu tenaga kerja yang bekerja pada industri daur ulang plastik,” sebutnya.
Sementara itu, industri skrap karet berperan penting bagi industri ban. Saat ini, terdapat lima industri daur ulang skrap dalam negeri yang melakukan rubber recycling dengan kapasitas sebesar 10-15 ribu ton per tahun.
Adapun di industri pelumas, terdapat 44 perusahaan yang dengan nilai investasi sekitar Rp40 triliun. Produk sektor ini dimanfaatkan oleh sektor otomotif, mesin-mesin pabrik industri, kapal dan kereta api. Saat ini terdapat dua perusahaan yakni, PT Wiraswasta Gemilang Indonesia (PT WGI) dan PT ALP Petro Industri yang melakukan pengolahan pelumas bekas dengan menggunakan teknologi tinggi refinery and lube oil blending plant.
Lalu, coal tar yang merupakan residu dari industri batu bara bisa dimanfaatkan dalam industri carbon black oil (CBO). CBO sendiri merupakan bahan baku ban. Penggunaan coal tar dapat menggantikan decant oil dengan harga sepertiga dari harga bahan baku semula.
Terakhir, industri tekstil juga didorong untuk memanfaatkan limbah secara optimal. Selain mengelola limbah tekstil, sektor tersebut juga perlu mengolah limbah plastik polyethylene terephthalate (PET).
Khayam menambahkan, guna mewujudkan industri hijau yang berkelanjutan, pemerintah telah menyiapkan berbagai upaya seperti perumusan kebijakan, peningkatan kapasitas instansi kelembagaan melalui penelitian dan pengembangan, pengujian, sertifikasi, serta promosi.
Selanjutnya, standardisasi pada bahan baku, bahan baku tambahan, dan energi, juga pada proses produksi, produk, manajemen pemanfaatan, dan pengelolaan limbah. Pemerintah juga mengupayakan penyediaan fasilitas untuk mendukung penerapan prinsip industri hijau.
Dan insentif merupakan salah satu hal yang menjadi perhatian. Hal ini sudah diterapkan di negara-negara maju dan sudah dimulai di sini, seperti dengan pendirian bank sampah yang sebagian memberikan imbalan kepada masyarakat yang mengumpulkan dan menyerahkan sampah. Langkah ini perlu didukung dengan koordinasi antarpihak terkait, jelasnya.

Salah satu bentuk kepedulian dan kontribusi pada lingkungan hidup yang memiliki nilai tambah seperti dilakukan Waste4Change resmi hadir di 9 kota dan 1 provinsi di Indonesia yaitu DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Semarang, Surabaya, Sidoarjo, dan Medan. Perluasan cakupan layanan ini antara lain untuk terus mendukung visi pemerintah dalam mewujudkan Indonesia Bersih Sampah 2025 dengan target 30% pemilahan sampah dari sumber, serta target daur ulang dan pengelolaan sampah hingga 70%.
Mohamad Bijaksana Junerosano, Managing Director Waste4Change menjelaskan, Waste4Change (PT. Wasteforchange Alam Indonesia) menyediakan layanan pengelolaan sampah dari hulu ke hilir dengan misi mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA dan lingkungan. Layanan tersebut sebagai upaya untuk menyelesaikan permasalahan sampah kian darurat.
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Indonesia diperkirakan menghasilkan rata-rata 64 juta ton timbunan sampah setiap tahunnya. Merujuk data KLHK di tahun 2015, sekitar 69% diangkut dan ditimbun ke tempat pembuangan akhir (TPA), 7% didaur ulang, sedangkan 24% sisanya tidak terkelola dan mencemari lingkungan.
Setelah mendapatkan banyak permintaan untuk melakukan ekspansi jasa angkut dan daur ulang sampah di luar DKI Jakarta dan Jawa, akhirnya pada tahun 2021 ini kami berhasil menambah area cakupan menjadi 10 kota di Indonesia. Pihaknya juga berharap bisa hadir di semakin banyak wilayah lainnya di seluruh Indonesia demi mendukung visi Indonesia Bersih Sampah 2025.
Layanan Responsible Waste Management sendiri merupakan layanan pengelolaan sampah yang 100% holistik untuk membantu mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA secara signifikan. Sampah-sampah akan dipilah dan didaur ulang secara optimal sesuai kategorinya, sehingga meminimalisir jumlah sampah residu (sulit didaur ulang) yang dibuang ke TPA dan lingkungan.

Penjelasan lainnya mengenai strategi promosi sosial menabung telah dilakukan Bank Sampah Prabumulih (BSP) yang ada di Kelurahan Wonosari, Kecamatan Prabumulih Utara, Kota Prabumulih kini menjadi ikon wisata instagramable sekaligus tempat selfi baru. Pasalnya, kantor BSP yang terletak di belakang kantor Lurah Wonosari itu disulap menjadi ornamen lengkap dengan aksesoris berasal dari sampah yang sudah didaur ulang.
Tak ketinggalan, Lurah Wonosari, Dwi Indah juga menyempatkan diri untuk mendatangi BSP belum lama ini. Selain melihat suasana BSP, dia juga bermaksud untuk membuat program yang bermanfaat untuk warga nya.
Dalam kesempatan itu, dia juga selain menabung sampah sebagai salah-satu contoh untuk masyarakat nya, Perempuan yang dikenal sebagai Lurah cantik itu juga menyempatkan diri untuk selfi. “Tempat ini bagus, gak perlu jauh-jauh untuk selfi,” ujarnya.
Demikian itulah daya tarik industri daur ulang beserta potensi dan manfaat pada lingkungan hidup yang dapat menjadi referensi rujukan dalam pengaplikasian pada lembaga serta pemangku kebijakan daerah.
Sumber:
(Boyke P. Siregar. 2021), https://www.wartaekonomi.co.id/read322651/uni-eropa-nilai-pemulihan-dan-ekonomi-hijau-prioritas
kemenperin.go.id/artikel/22220/Kemenperin-Susun-Strategi-Optimalkan-Industri-Daur-Ulang
sumeks.co/sulap-bank-sampah-jadi-tempat-selfi/?page28332434234=56
www.greenpeace.org/indonesia/siaran-pers/44315/pembangunan-ekonomi-berkelanjutan-belum-jadi-prioritas-pada-tahun-pertama-jokowi-maruf
www.wartaekonomi.co.id/read322854/waste4change-hadirkan-jasa-angkut-dan-daur-ulang-sampah-di-10-kota?page=2