Apa yang pertama terlintas dalam benak anda ketika mendengar kata mimpi? Jika anda bertanya kepada seorang paranormal kemungkinan jawaban yang akan didapatkan bisa jadi: “Mimpi adalah suatu pertanda.” Mimpi anu berarti anu, mimpi anu pertanda akan mendapatkan anu, mimpi anu akan menjadi anu dsb. Jika anda bertanya kepada seorang ahli ilmu jiwa, kemungkinan jawaban yang akan anda peroleh adalah seperti ini: “Mimpi merupakan representasi dari hasrat bawah sadar seorang manusia yang terepresi, yang tertahan, yang bertransformasi ke bentuk lain pada saat tidur, yang tak muncul dalam kehidupan nyata.” Kebanyakan orang kemungkinan akan menjawab: “Mimpi hanyalah bunga tidur, yang tak berarti apa-apa.”
Namun, jawaban berbeda akan anda dapatkan jika anda bertanya kepada orang-orang berjiwa besar: “Mimpi adalah pendorong utama yang menjadikan kita mau berjuang, rela berkorban, tahan menderita dan pantang menyerah.”
Jika kita amati, ada dua aspek utama yang menjadikan kata mimpi mempunyai dua makna yang berbeda. Kedua aspek tersebut adalah aspek tak sadar dan aspek sadar. Tiga jawaban pertama mewakili makna mimpi dalam aspek tak sadar. Sedangkan jawaban terakhir mewakili makna mimpi dalam aspek sadar, atau dengan kata lain mimpi dalam aspek sadar bermakna visi, cita-cita, atau harapan. Mimpi dalam makna inilah yang membedakan manusia dengan binatang, mimpi dalam makna inilah yang menjadikan kehidupan manusia menjadi dinamis, mimpi dalam makna inilah yang mendorong manusia untuk melakukan sesuatu yang mengubah wajah dunia dari waktu ke waktu, mimpi dalam makna inilah yang dimiliki manusia-manusia tertentu yang terakumulasi untuk kemudian menjelma menjadi sebuah peradaban. Mimpi dalam makna ini pula yang dikatakan seorang ibu miskin yang melarang anaknya ketika ia mengungkapkan keinginannya untuk menjadi seorang dokter: “Jangan mimpi kamu nak!”
Tidak ada salahnya dengan bermimpi, jangan larang orang lain untuk bermimpi, justeru sebaliknya, hargailah orang yang punya mimpi! Bukankah pesawat pertama pun tercipta dari sebuah mimpi untuk bisa terbang?
Akan tetapi, mimpi hanyalah tinggal mimpi, sebuah angan-angan hampa yang segera maknanya akan berubah ke makna yang pertama saat anda memejamkan mata, dan kemudian terlelap tidur. Maka dari itu, bangunlah!
Kahlil Gibran dalam sebuah puisinya pernah menulis: “Mereka mengingatkanku dengan suatu ucapan, kalau suatu saat engkau dapati seorang budak tengah terlelap penuh nikmat, biarkan dia menikmati mimpinya yang barangkali tengah bertutur tentang kebebasan. Namun, aku langsung menukas, Dan bila engkau sendiri suatu saat menemukan seorang budak tengah terlelap dengan pulasnya, tolong segeralah bangunkan ia, lalu tuturkan padanya tentang kebebasan.”
Akan tetapi, untuk menjadikan sebuah mimpi menjadi kenyataan, seseorang tidaklah cukup sekedar terbangun kemudian sadar akan apa yang diimpikannya. Ia haruslah melakukan sesuatu untuk mewujudkan mimpi-mimpinya.
Seorang pujangga besar yang pernah dimiliki Bangsa ini, yakni Chairil Anwar dalam sebuah larik puisinya pernah menyatakan satu kalimat pendek yang bermakna begitu dalam: Hidup adalah perbuatan. Kalimat ini bermakna bahwa yang membedakan orang yang hidup dan orang yang mati adalah perbuatan, seandainya diteruskan mungkin kalimat selanjutnya adalah “Mati adalah diam.” Ungkapan ini juga bermakna bahwa yang menjadi kewajiban pertama dan utama dalam kehidupan ini adalah berbuat. Berbuat artinya tidak diam, berbuat artinya melakukan sesuatu, berbuat artinya bertindak, berbuat artinya berusaha, berbuat artinya berjuang, berbuat artinya mencipta, berbuat artinya berkarya.
Lalu apakah mimpi anda? Sudahkah anda berbuat sesuatu untuk mewujudkan mimpi-mimpi anda? Atau jangan-jangan, anda tidak mempunyai mimpi sama sekali? Jangan sampai! Orang yang tak punya mimpi tak ubahnya seperti mayat hidup, atau setidak-tidaknya seperti binatang, yang hidup sekedar untuk makan. Atau mungkin sebaliknya, anda punya sebuah mimpi besar yang oleh karenanya anda disibukan dengan upaya untuk meraih mimpi anda tersebut sehingga tak ada waktu untuk memikirkan orang lain? Itu juga tidak benar. Milikilah mimpi, tapi jangan lupakan orang lain! Ingatlah satu hal: Bahwa kesuksesan orang-orang besar yang pernah lahir ke dunia ini tidak dapat dilepaskan dari peran orang lain yang berada di sekelilingnya. Nabi Muhammad pernah bersabda: “Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya.” Maka bermimpilah untuk menjadi manusia besar dengan karya-karya besar hingga engkau memberikan manfaat yang besar untuk sebanyak-banyaknya manusia. Maka dari itu, bermimpilah, lalu bangun, dan berbuatlah!
12 April 2010