Dikeluarkannya peraturan pemerintah mengenai pembelajaran jarak jauh atau yang biasa disebut PJJ / daring membuat seluruh sekolah di Indonesia merubah pola pembelajaran dari tatap muka menjadi online. Keputusan diambil oleh pemerintah dikarenakan terus menyebarnya virus corona yang memang bisa dikatakan sedang genting-gentingnya di Indonesia. Keputusan pemerintah mengenai proses pembelajaran ini dapat dilihat dalam Surat Edaran Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 yang berisi tentang pelaksanaan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19). Dalam surat edaran tersebut menyatakan bahwa Ujian Nasional tahun 2020 dibatalkan, proses pembelajaran yang dirubah yang awalnya tatap muka menjadi daring, serta dilaranya ujian-ujian lainnya. Dengan adanya keputusan ini maka bisa dikatakan pola pembelajaran berubah total khususnya mengenai preferensi siswa. Selama pembelajaran tatap muka, siswa menggunakan buku atau cetak sebagai sumber informasi utama dalam proses kegiatan belajar mengajar. Namun, perubahan pembelajaran ini tentunya juga merubah pola kebiasaan siswa dalam menggunakan preferensi sumber informasi dalam proses pembelajarannya.
Sebuah penelitian mengenai sumber informasi yang digunakan oleh siswa dilakukan oleh Kusuma (2016) menyimpulkan bahwa siswa lebih banyak menggunakan sumber informasi tercetak untuk memenuhi kebutuhan informasi akademiknya, hal ini dikarenakan siswa lebih nyaman untuk belajar atau membaca melalui sumber informasi cetak daripada non cetak, namun bukan berarti siswa tidak menggunakan sumber informasi non cetak. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Swanson and Walker (2014) pada 235 responden menunjukkan bahwa 59% dari jumlah responden mengakses sumber informasi non cetak dalam proses pembelajaran terutama saat mendapat tugas. Hal ini dikarenakan didorong oleh beberapa faktor salah satunya ialah kemudahan akses sehingga apa yang diinginkan oleh siswa dapat terpenuhi dengan mudah. Penggunaan sumber informasi non cetak ini didorong juga oleh perkembangan teknologi yang juga sudah digunakan dalam dunia pendidikan.
Lantas bagaimana preferensi sumber informasi siswa ditengah pandemi? Jawabannya ialah tentu saja mengalami perubahan yang signifikan. Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ yang dilakukan sesuai dengan keputusan yang dikeluarkan oleh Pemerintah ditengah pandemi ini seperti melakukan pembelajaran/ diskusi melalui ZOOM, Classroom, Whatsapp Group semakin mendorong siswa menggunakan preferensi non cetak atau online. Tidak hanya pada siswa pola preferensi masyarakat setelah adanya pandemi sangat berubah, sebuah survey yang dilakukan oleh sebuah surat kabar menunjukkan bahwa preferensi masyarakat ditengah-tengah pandemi sangat berubah signifikan seperti proses pembayaran, serta pola konsumsi masyarakat, bahkan dalam surveinya minat masyarakat terhadap preferensi online ini akan bertahan hingga 2025, pertanyaannya ialah apakah hal ini juga akan terjadi pada proses pembelajaran? Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk dapat menjawab pertanyaan ini.
Berjalannya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) hingga saat ini membuat siswa menjadi terbiasa menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran yang nantinya juga akan merubah kebiasaan mengunakan preferensi siswa dalam proses pembelajarannya sesuai dengan hasil penelitian Zulva (2018) yang menyebutkan bahwa 87,7% responden memilih sumber informasi non cetak karena kemudahan akses. Kemudahan akses hal yang sangat diperhatikan pada saat ini yang mana ditengah pandemi dan proses pembelajaran di rumah maka sumber informasi yang paling mudah dijangkau ialah melalui internet atau non cetak sehingga sangat memungkinkan preferensi sumber informasi siswa berubah dari cetak menuju non cetak akan bertambah tinggi, bahkan penelitian yang dilakukan oleh Andayani tahun 2020 mengatakan bahwa sumber informasi online merupakan sumber informasi utama yang digunakan di tengah pembatasan sosial serta fisik pada saat pandemi Covid-19.
Dengan adanya perubahan preferensi siswa melalui Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini pemerintah menghimbau agar para tenaga pendidik memikirkan sebuah metode pembelajaran yang cocok serta mengawasi proses pembelajaran secara ketat supaya siswa terhindar dari hal-hal yang rancu seperti disinformasi atau hoax. Maka dari itu, perlu adanya bimbingan serta pengawasan orang tua serta guru agar siswa tidak terjerumus dalam disinformasi serta hoax agar sumber informasi yang didapatkan oleh siswa benar dan akurat mengingat sumber membekudaknya informasi yang ada di internet sehingga dapat mendukung proses kegiatan belajar mengajar ditengah pandemi hingga rentang waktu yang belum ditentukan.