Banyak versi definisi dari smart city. Salah satunya menyatakan bahwa smart city adalah kota yang menggunakan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas layanan kota yang ramah lingkungan secara lebih efisien dan untuk meningkatkan efektivitas interaksi dengan warganya. Berdasarkan konsrp diatas, konsep smart city bukan lagi sesuatu yang tidak mungkin untuk dicapai oleh suatu kota,suatu kota harus fokus atau dioptimalkan dalam pengintegrasian teknologi dan informasi dalam tata kelola kota.
Lalu bagaimana kesiapan daerah dari aspek infrastruktur, suprastruktur, dan struktur. Terdapat beberapa elemen utama dalam kesiapan menuju kota/daerah cerdas, yaitu potensi alam (nature); struktur daerah (structure); infrastruktur (infrastructure); suprastruktur (superstructure); dan budaya (culture).
Namun untuk keperluan penyusunan masterplan ini, kajian Smart City biasanya difokuskan kepada 3 elemen saja yaitu Struktur, Infrastruktur, dan Suprastruktur.
− Infrastruktur; pembangunan infrastruktur pendukung Smart City yang meliputi infrastruktur fisik, infrastruktur digital atau TIK, dan infrastruktur sosial untuk kepentingan umum;
− Suprastruktur; penyiapan kebijakan atau peraturan daerah, kelembagaan, dan tata-laksana pelaksanaan pembangunan Smart City.
− Struktur; pembangunan sumber daya manusia (SDM) pelaksana (people) dan
penerima manfaat Smart City, penyiapan sumber daya anggaran, dan sumber
daya tata kelola dan tata pamong;
Aspek infrastruktur
Aspek yang mencakup pembangunan sarana dan prasarana. Dari aspek infrastruktur, diperlukan pengembangan sistem digitalisasi, jaringan fiber optik merupakan jaringan komunikasi data yang menggunakan gelombang cahaya sebagai media transmisinya. Teknologi jaringan fiber optik merupakan salah satu teknologi yang di anggap tepat untuk infrastruktur jaringan komunikasi data. Infrastruktur jaringan fiber optik ini akan menjadi tulang punggung dalam pengembangan digital network dalam implementasi smart city.
Smart city sebagai bentuk pengembangan teknologi menggunakan IoT, suatu aktivitas lanjutan dengan campur tangan manusia, seperti mengirim informasi yang dapat dilakukan dengan cepat, contoh:
1. Smart Lighting : Tak hanya bisa diterapkan pada lampu penerangan jalan, namun juga untuk lampu lalu lintas.
2. Smart Parking : Solusi ini bisa digunakan warga untuk mempermudah mencari tempat parkir
3. Smart Electricity : Penyedia layanan listrik bisa mengetahui langsung data pemakaian listrik pengguna tanpa harus mengirim petugas untuk memeriksa di tempat.
4. Smart Service
teknologi infomasi (IT) berfungsi menghubungkan, memonitor dan mengendalikan berbagai sumber daya yang ada di dalam kota dengan lebih efektif dan efisien, serta berusaha memaksimalkan pelayanan kepada warganya.
Aspek Suprastruktur
Suprastruktur berupa aspek kebijakan dan komitmen, dukungan kebijakan dari pimpinan sebagai acuan bagi pembangunan, pengembangan, implementasi, monitoring dan evaluasi program dan kegiatan daerah dalam mengakselerasi implementasi konsep smart city Misalnya:
1. Government to Citizens(G-to-C).Penyampaian layanan publik dan informasi satu arah oleh pemerintah ke masyarakat.
2. Government to Business (G-to-B).Suatu tipe hubungan pemerintah dengan bisnis
3. Government to Government (G-to-G).Mencakup prosedur komunikasi antara pemerintah dengan pemerintah
4. Government to Employees (G-to-E)
Sistem informasi kebijakan pemerintah (Perda dan Peraturan Kepala
Daerah) yang dapat diakses oleh masyarakat dengan mudah.
Aspek Struktur
Kehidupan dengan kualitas hidup yang lebih tinggi adalah dambaan semua orang, dengan kemajuan teknologi manusia berharap untuk hidup lebih mudah dan sehat, kualitas hidup yang mencerminkan hidup yang mudah dan sehat menjadi suatu impian masyarakat kota.Meningkatkan pola komunikasi efektif untuk mengembangkan sumber daya manusia maupun sumber daya alam,penyiapan sumber daya anggaran, dan sumber daya tata kelola dan tata ruang.dapat membantu instansi pemerintahan dan perusahaan/pelaku bisnis untuk berani berubah dan berkembang mengikuti zaman dan tren teknologi dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat perkotaan