pengendalian-persediaan-bahan-baku

Pengendalian Persediaan Bahan Baku sebagai Faktor Penting dalam Kelancaran Proses Produksi

Beberapa tahun terakhir ini banyak industri-industri baru yang bermunculan baik di bidang manufaktur, jasa, ataupun perdagangan. Fenomena tersebut menciptakan adanya persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin ketat dan tidak bisa dihindari, dimana masing-masing perusahaan berlomba-lomba untuk membuat produknya menjadi yang paling berkualitas dan dapat diminati oleh pasar sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh keuntungan.

Dalam mencapai tujuannya yang berorientasi pada profit atau keuntungan, suatu perusahaan harus bisa memanfaatkan keseluruhan faktor produksi yang tersedia dengan semaksimal mungkin. Perusahaan diharapkan memiliki kemampuan untuk dapat mempertahankan serta menjaga keberlangsungan proses produksi agar tidak terdapat hambatan pada pelaksanaan proses produksi. Jika pelaksanaan proses produksi terhambat, upaya untuk mencapai tujuan perusahaan juga akan mengalami hambatan yang nantinya akan dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Salah satu aspek penting dalam keberlangsungan proses produksi adalah bahan baku.

Bahan baku merupakan sesuatu yang digunakan untuk membuat produk, baik produk setengah jadi maupun produk jadi. Dalam sebuah perusahaan, bahan baku dan bahan penolong mempunyai arti yang sangat penting karena merupakan cikal bakal terjadinya proses produksi hingga menghasilkan suatu produk. Keberlangsungan proses produksi suatu perusahaan tidak akan mengalami kendala apabila perusahaan mampu mengendalikan persediaan bahan baku. Pengendalian persediaan bahan baku akan memengaruhi biaya persediaan serta berdampak pada keuntungan yang akan diterima oleh perusahaan.

Pengendalian persediaan merupakan suatu perencanaan untuk dapat menentukan item pemesanan, waktu pemesanan, dan jumlah pemesanan serta banyaknya stok agar biaya yang terkait dengan pembelian dan penyimpanan menjadi optimal tanpa mengganggu jalannya proses produksi dan penjualan. Jadi, pengendalian persediaan memiliki tujuan untuk menjaga tingkat persediaan barang sesuai syarat perusahaan dengan biaya minimum bagi perusahaan.

Persediaan bahan baku harus sesuai dengan kebutuhan produksi perusahaan, dalam artian tidak terjadi kelebihan ataupun kekurangan. Apabila pasokan bahan baku berlebihan maka akan menimbulkan pemborosan biaya persediaan, sebaliknya apabila pasokan bahan baku kekurangan maka akan menimbulkan keterlambatan proses produksi yang berakibat pada menurunnya kepuasan pelanggan karena pesanan tidak dipenuhi tepat waktu. Maka dari itu, perusahaan harus dapat mengendalikan masalah persediaan bahan baku ini dengan baik dan terstruktur.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Persediaan

  • Jumlah produksi yang dibutuhkan, bertujuan untuk menjaga kelangsungan proses produksi. Semakin banyak jumlah bahan baku yang dibutuhkan dalam satu periode, maka akan semakin besar pula tingkat persediaan bahan baku.
  • Kontinuitas produksi. Dalam keberlanjutan proses produksi, diperlukan tersedianya tingkat persediaan bahan baku yang tinggi dan sebaliknya.
  • Sifat bahan baku/penolong. Perlu diketahui apakah bahan baku/penolong memiliki sifat mudah rusak (durable goods) atau bersifat tahan lama (undurable goods). Bahan baku yang bersifat mudah rusak tidak dapat disimpan lama, oleh karena itu tidak perlu menyimpan dalam jumlah yang banyak. Sedangkan untuk bahan baku yang memiliki sifat tahan lama, maka perusahaan dapat mengambil opsi melakukan penyimpanan bahan baku dalam jumlah yang banyak.
  • Harga bahan baku. Harga bahan baku yang akan dipergunakan dalam proses produksi terhadap persediaan bahan baku yang dilakukan dalam perusahaan akan menjadi faktoe penentu seberapa besarnya dana yang harus disediakan oleh perusahaan apabila akan melakukan persediaan atau pembelian bahan baku.
  • Lead Time atau waktu tunggu, yakni waktu tunggu bahan baku dari mulai dipesan sampai bahan baku tersebut datang. Waktu tunggu ini sangat perlu untuk diperhatikan, karena sangagat berpengaruh pada proses produksi.
  • Perkiraan pemakaian bahan baku. Sebelum perusahaan yang bersangkutan ini melakukan pembelian bahan baku, sebaiknya manajemen perusahaan ini dapat memperkirakan pemakaian bahan baku tersebut untuk keperluan proses produksi tersebut dalam perusahaan yang bersangkutan. Berapa banyaknya bahan baku tiap unit yang akan dipergunakan untuk untuk setiap kali produksi ataupun tiap periode produksi. Dengan demikian maka manajemen akan mempunyai gambaran tentang pemakaian bahan baku untuk melaksanakan proses produksi pada produksi atau periode produksi yang akan datang, baik dalam jenis bahan baku maupun jumlah bahan baku dari masing-masing jenis tersebut.
  • Model pembelian bahan baku akan menentukan besar kecilnya persediaan bahan baku yang dilakukan dalam perusahaan. Pemilihan model pembelian bahan baku, tentunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada dalam internal perusahaan.
  • Persediaan pengaman (safety stock). Persediaan pengaman (safety stock) merupakan persediaan inti dari bahan baku yang harus dipertahankan untuk dapat memberikan jaminan terhadap keberlangsungan produksi. Safety stock tidak boleh dipakai kecuali dalam keadaan darurat seperti terjadi bencana alam, terjadi kelangkaan bahan baku di pasaran,
    dan lain-lain. Safety stock ini juga dapat digunakan perusahaan apabila terjadi kekurangan bahan baku atau keterlambatan datangnya bahan baku yang dibeli oleh perusahaan sehingga proses produksi yang berlangsung dalam perusahaan tidak terganggu karena kekurangan bahan baku. Karena sifatnya yang permanen, maka dari itu safety stock termasuk dalam kelompok aktiva tidak lancar.
  • Titik pemesanan kembali (reorder point), adalah titik dimana perusahaan sudah harus melakukan pemesanan kembali dengan sedemikian rupa sehingga bahan baku yang dipesan dapat diterima secara tepat waktu dimana persediaan diatas safety stock sama dengan nol. Dalam melaksanakan reorder point perusahaan akan memperhatikan waktu tunggu (lead time) yang diperlukan dalam pembelian bahan baku tersebut sehingga bahan baku yang dibeli dapat sampai kegudang dengan waktu yang tepat
    Menurut Rangkuti (2007), model reorder point ditentukan oleh jumlah permintaan dan masa tenggangnya, yaitu :
    1. Jumlah permintaan dan masa tenggangnya konstan.
    2. Jumlah permintaan berupa variabel, sedangkan masa tenggangnya konstan.
    3. Jumlah permintaan konstan, sedangkan masa tenggangnya berupa variabel.
    4. Jumlah permintaan dan masa tenggang berupa variabel.

Fungsi-fungsi Persediaan

  1. Batch stock atau lot zize stock, yaitu persediaan yang diadakan karena barang-barang yang dibeli, dikerjakan, atau diangkut dalam jumlah yang
    besar sehingga diperoleh lebih banyak barang-barang dan cepat daripada penggunaan atau pengeluarannya.
  2. Fluctuation stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.
  3. Anticipation stock yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang dapat diramalkan berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam 1 tahun dan untuk menghadapi permintaan
    yang diperkirakan meningkat.

Tujuan Pengendalian Persediaan

  1. Memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat dan tepat waktu sehingga konsumen dapat merasakan kepuasan.
  2. Menjaga keberlanjutan produksi atau menjaga agar perusahaan tidak mengalami kehabisan stok yang dapat mengakibatkan terhambatnya proses
    produksi, hal ini dikarenakan:
    a. Kemungkinan persediaan baik bahan baku ataupun bahan penolong menjadi langka di pasaran sehingga sulit diperoleh.
    b. Kemungkinan keterlambatan pengiriman pesananan oleh supplier.

Metode Pengendalian Persediaan Bahan Baku

Berikut ini model pengendalian persediaan yang dapat dijadikan acuan dalam mengelola persediaan bahan baku:

  1. Model Deterministik
    Dalam model deterministik ini semua parameter serta variabel telah diketahui atau dapat dihitung secara pasti. Model persediaan sederhana yakni EOQ (Economic Order Quantity) termasuk di dalam model deterministik dengan beberapa asumsi yang digunakan di dalam model EOQ. merupakan model persediaan yang sederhana. Model ini bertujuan untuk menentukan ukuran pemesanan yang paling ekonomis yang dapat meminimasi biaya-biaya dalam persediaan. Selain EOQ, model-model lain yang dapat digunakan untuk pengendalian persediaan deterministik antara lain: Production Order Quantity (POQ), Quantity DiscountEconomic Lot Size (ELS), dan Back Order Inventory.
  2. Model Probabilistik
    Sistem persediaan probabilistik digunakan apabila salah satu dari permintaan, lead time atau keduanya tidak dapat diketahui dengan pasti. Suatu hal yang harus diperhatikan dalam model ini adalah adanya kemungkinan stock out
    yang timbul karena pemakaian persediaan bahan-baku yang tidak diharapkan atau karena waktu penerimaan yang lebih lama dari lead time yang diharapkan. Untuk menghindari stock out perlu diadakan suatu fungsi persediaan pengaman yaitu suatu persediaan tambahan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan
    terjadinya stock out. Dalam persediaan probabilistik dikenal adanya 2 model dasar, yaitu model P dan model Q.

Kelancaran proses produksi sangat ditentukan oleh tersedianya bahan baku dalam jumlah dan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Hal ini disebabkan karena bahan baku merupakan faktor utama dalam pelaksanaan proses produksi pada suatu perusahaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengendalian persediaan bahan baku agar tidak menghambat proses produksi.

Referensi:

  • Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE – UI.
  • Rangkuti, Freddy. 2007. Manajemen Persediaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
  • Ristono, Agus. 2009. Manajemen Persediaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Loading

Kunjungi juga website kami di www.lpkn.id
Youtube Youtube LPKN

Avatar photo
Reva Almalika

Seorang mahasiswa Agribisnis yang sedang berada pada tahun terakhir perkuliahan. Suka menuangkan pemikiran ke dalam suatu tulisan.

Artikel: 27

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *