sejarah SEO dari masa ke masa

Begini Sejarah SEO dari Masa ke Masa. Ini Konten yang Diinginkan Internet!

Search Engine Optimization atau SEO adalah sebuah teknik untuk mengoptimasi sebuah konten artikel agar terindeks Google. Sejarah SEO dari awal mula digunakan sampai saat ini mengalami banyak perubahan seiring berubahnya algoritma Google.

Teknik SEO banyak digunakan beragam instansi untuk meningkatkan nilai brand mereka.

Dengan begitu, kepekaan masyarakat akan sebuah brand meningkat karena seringnya nama brand tersebut tampil di halaman pertama Google.

Sampai saat ini, teknik SEO lebih banyak digunakan di instansi atau perusahaan swasta.

Sementara, untuk instansi pemerintah tampaknya masih belum banyak yang mengoptimalkan teknik ini.

Padahal, teknik SEO bisa dioptimalkan pemerintah untuk meningkatkan reputasi instansinya, terutama soal penyaluran informasi kepada masyarakat.

Lalu, bagaimana nama sebuah brand atau konten bisa muncul di halaman pertama Google?

Untuk bisa muncul di halaman pertama Google, tentu kita harus mengetahui algoritma Google.

Dari awal kemunculannya sampai saat ini, algoritma Google terus berubah, sehingga para SEO Specialist selalu menganalisis ulang dan membuat rumus baru agar sebuah konten bisa mendapat peringkat dari Google.

Yuk, kita pelajari sejarah penggunaan SEO dari masa ke masa!

Sejarah SEO dari Masa ke Masa

1. Awal Kemunculan

ilustrasi mesin pencarian Google
sumber: Unsplash.com/Benjamin Dada

Istilah SEO pertama kali muncul pada tahun 1997 di mana internet sudah mulai mengalami kemajuan, hanya belum terlalu populer dan kompleks seperti sekarang.

Karena algoritma yang masih sederhana pula, banyak orang mudah memanipulasi mesin Google, sehingga konten milik mereka dapat muncul di halaman pertama Google.

Bagaimana caranya?

Caranya adalah dengan spam kata kunci.

Saat itu, algoritma bergantung pada meta tag di kode html sebuah situs.

Maka dari itu, orang-orang yang mengetahui algoritma yang sederhana ini memanipulasi meta tag dengan memasukkan kata kunci pada meta tag tersebut.

Lebih parahnya lagi, banyak pembuat situs memasukan kata kunci yang tidak relevan dengan konten di situsnya demi mendapat peringkat dari Google.

2. SEO Awal Tahun 2000-an

Pada awal tahun 2000-an, kalian pasti pernah ke warnet untuk browsing kan?

Jika ya, kalian pasti sering menemukan situs internet yang berisi konten tulisan dengan kalimat yang logika bahasanya tidak jelas.

Namun, pada paragraf tersebut, tersemat banyak kata kunci yang biasanya berupa frasa kata kunci pencarian kalian di Google.

Hal itu dilakukan agar Google mengindeks situs mereka dan menempatkannya di halaman pertama pencarian.

Padahal seringkali situs tersebut memiliki user interface (UI) dan user experience (UX) yang buruk, sehingga pengguna sering kali tidak mendapat apa-apa setelah membuak situs tersebut.

Lebih parahnya lagi, kata kunci yang tersemat sering tidak berhubungan dengan konten di situs tersebut.

Semuanya, demi mendapat posisi pertama di halaman pertama pencarian Google.

Sangat berantakan bukan?

3. SEO di Tahun 2010-2012

sejarah SEO tahun 2010
sumber: Freepik.com/jannoon028

Pada era 2010 dan 2012, algoritma SEO Google tampak sudah semakin rapi.

Dengan berubahnya algoritma, tentu berubah juga strategi sebuah situs untuk mendapat peringkat Google.

Salah satu teknik yang sering digunakan adalah penggunaan satu kata kunci untuk satu situs dan juga penamaan situs sesuai kata kunci.

Sebagai contoh, ketika kita sedang mencari “penyakit asam lambung” di Google, maka mesin pencari akan merekomendasikan sebuah situs yang khusus membahas penyakit asam lambung.

Namun, cara ini sudah tidak digunakan lagi karena algoritma Google juga berkembang.

Semakin sedikit informasi yang didapat dari situs kamu, maka semakin kecil pula kemungkinan Google merekomendasikan situs kamu.

4. Teknik Penyebaran Kata Kunci dalam Artikel

Setelah tahun 2012, cara ini cukup populer digunakan para penulis konten SEO.

Para penulis pun memiliki rumus penempatan kata kunci sebanyak 30% dari keseluruhan konten.

Biasanya, penempatan kata kunci diletakkan di paragraf pertama, pertengahan paragraf, dan paragraf terakhir.

Penempatan kata kunci di ketiga bagian tersebut tidak boleh dilupakan jika ingin bersaing dengan situs lain.

Cara ini masih digunakan sampai sekarang, hanya dengan beberapa modifikasi karena algoritma Google yang berubah.

5. Penggunaan Subheading

subheading SEO
sumber: Freepik.com/pch.vector

Setelah teknik penyebaran kata kunci digunakan banyak pembuat konten internet, mesin Google juga berkembang semakin canggih.

Algoritma Google saat ini bisa membaca penggunaan subheading atau subjudul di setiap artikel.

Dengan begitu, artikel yang memiliki banyak subjudul, akan lebih mudah terbaca Google dan lebih cepat mendapat peringkat dari Google.

Selain itu, penulis juga harus memastikan bahwa sebagian besar subjudul dalam sebuah konten harus mengandung kata kunci.

Sebagai contoh, ketika kita ingin menulis konten tentang “Birokrasi Pengadaan Barang Elektronik Oleh Pemerintah” dengan kata kunci “Pengadaan Barang Elektronik”.

Maka, pada judul utama, kita harus memasukkan kata kunci “Pengadaan Barang Elektoronik”.

Kemudian, setelah intro di awal paragraf, ketika mulai masuk pembahasan inti, pastikan menggunakan penajukan atau heading 2, bukan sekedar di-block atau ditebalkan.

Namun, tidak semua subjudul harus menyematkan kata kunci ya!

Misalnya, pada artikel itu, kita akan membahas mengenai sisi hukumnya, proses birokrasinya, dan pihak yang bertanggung jawab atas pengadaan tersebut.

Maka, kita akan membuat tiga subjudul dengan format H2, yaitu “Hukum Pengadaan Barang Elektronik”, “Tahap Pengadaan Barang Elektronik”, dan “Pihak yang Terlibat Pengadaan Barang dan Jasa”.

Setelah itu, jika ingin membuat subjudul lagi di setiap poin tersebut, gunakanlah H3.

Format artikel seperti ini akan membantu Google mengindeks dan merekomendasikan artikel kamu.

Namun, dengan perubahan algoritma Google, kini mesin yang mereka miliki lebih canggih, sehingga jika kata kunci pada subheading tidak sesuai dengan logika bahasa, mesin pencarian akan menganggapnya sebagai spam.

Jadi, hati-hati ya!

6. Perubahan Algoritma Google 2020

Nah, perubahan algoritma Google pada tahun 2020 adalah salah satu yang paling menghebohkan para pembuat konten di internet.

Pasalnya, perubahan ini berdampak besar pada sejumlah situs dan blog yang memiliki nama besar.

Tiba-tiba jumlah pembaca mereka menjadi turun drastis.

Anehnya, sejumlah blog kecil yang hanya membuat konten untuk segmen tertentu, tidak terlalu terkena dampaknya.

Para SEO Specialist sampai sekarang masih menganalisis bagaimana cara membangkitkan performa situs mereka lagi.

Sementara, pihak Google tidak memberi jawaban yang pasti.

Mereka hanya menyarankan agar para pembuat konten terus memproduksi konten artikel yang berkualitas, tidak hanya untuk mesin Google, tetapi juga untuk manusia.

Namun, beberapa SEO Specialist menduga bahwa hal ini tidak lepas dari perubahan BERT pada September 2020 dan juga semakin canggihnya mesin Google membaca niche dari setiap situs.

Maka dari itu, beberapa situ menggunakan strategi membuat konten yang sesuai dengan niche situs mereka.

Misalnya, dulu sebuah situs yang membahas tentang rekomendasi film, bisa saja membahas mengenai rekomendasi alat-alat elektronik.

Selama tulisannya mengikuti kaidah SEO, konten tersebut tetap mendapat peringkat.

Namun, kini situs tersebut tampaknya harus mengutamakan konten-konten yang berhubungan film.

Hal ini belum menjadi rumusan pasti karena para SEO Specialist masih berusaha menganalisis perubahan algoritma ini.

***

Itulah sejarah SEO dari masa ke masa.

Semoga artikel ini bermanfaat, terutama untuk kamu yang berencana membuat situs atau blog sendiri!

Loading

Kunjungi juga website kami di www.lpkn.id
Youtube Youtube LPKN

Avatar photo
Theofilus Richard

Hai, saya Theofilus Richard. Sebelumnya, saya berpengalaman sebagai Jurnalis selama dua tahun dan Penulis Konten selama satu tahun. Semoga tulisan saya berkenan untuk Anda.

Artikel: 15

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *