Secara tidak sadar ternyata kita menggunakan sebagian besar pikiran bawah sadar saat memutuskan dan melakukan sesuatu. Kita juga tak tahu bahwa ternyata 80% pikiran bawah sadar adalah penyumbang terbesar kehidupan kita saat ini dan masa mendatang. Artinya hanya 20% Anda menggunakan pikiran secara sadar untuk memutuskan sesuatu.
Hidup Sukses Dengan Belajar NLP
Suka atau tidak suka itulah faktanya bahwa kita lebih banyak menggunakan pikiran bawah sadar dalam keseharian. Oleh karena itu, banyak orang yang gagal karena bersumber dari pikiran bawah sadar mereka yang negatif. Ironisnya banyak orang yang tidak tahu dan menganggap bahwa pikiran sadar mereka lah yang menentukan segalanya.
Sebagai informasi bahwa alam pikiran bawah sadar berhubungan dengan mindset kita, sedangkan pikiran sadar lebih berperan untuk menentukan langkah secara teknis. Misalnya, ketika Anda belajar digital marketing mindset Anda mengatakan bahwa Anda ragu karena merasa gaptek sehingga secara sadar Anda lebih banyak belajar mulai dari facebook ads, instagram ads, SEO, email marketing, dll. Dan pada akhirnya tidak satupun yang berhasil. Karena apa? Karena Anda masih terkurung di dalam mindset bahwa diri Anda gaptek, secara tidak sadar Anda tidak yakin dengan diri sendiri. Sedangkan semua yang Anda pelajari itu lebih pada hal teknis yang dilakukan secara sadar.
Sebelum membahas tentang apa itu NLP dan manfaat belajar NLP, saya ingin membagikan pengalaman pribadi yang berkaitan dengan NLP ini.
Faktanya saya bukanlah anak yang tergolong pintar tapi tidak juga bodoh, nilai pelajaran saya waktu SMA biasanya hanya masuk 10 besar saja. Artinya saya bukan pemegang ranking pertama atau kedua di kelas. Saat menjelang kelulusan sekolah saya ingin bisa masuk UGM, tapi banyak yang meragukan karena Ujian Masuk UGM tergolong sulit dan pastinya hanya orang-orang pilihan yang bisa masuk sana. Secara tidak langsung hal ini mempengaruhi psikologis saya waktu itu dan mempertanyakan kemampuan diri sendiri.
Banyak pertanyaan dalam benak saya tentang kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi. Mungkinkah saya bersaing dengan teman-teman yang lebih pintar? Apa saya bisa ya masuk dan menjadi mahasiswa UGM?
Namun suatu ketika saya teringat nasehat guru yang waktu itu bilang intinya jika kita menginginkan sesuatu yang baik maka pastikan diri kita pantas untuk menerimanya. Jadi memantaskan diri adalah salah satu kunci keberhasilan, selain rajin belajar tentunya ya.
Lalu apa saja yang saya lakukan waktu itu? Guru saya berpesan memantaskan diri itu seolah-olah kita sudah mendapatkannya dan membayangkan diri kita dengan peran baru tersebut. Dengan membayangkan diri kita sudah pada posisi yang kita inginkan lalu pikirkan lagi kira-kira apa kebaikan yang bisa dilakukan. Waktu itu saya dinasehati untuk lebih rajin beribadah, lebih menghormati orang tua, lebih banyak tersenyum pada orang lain, dan lebih banyak menolong orang lain. Sambil melakukan kebaikan-kebaikan tersebut jangan lupa untuk membayangkan diri kita sudah mendapatkan apa yang diinginkan agar lebih semangat lagi.
Ternyata belajar rajin dan ikut les itu belum cukup. Menurut saya waktu itu porsi konsistensi saat belajar (teknis) dan melakukan kebaikan (non-teknis) malah lebih banyak non-teknisnya. Saya jadi hampir tidak punya waktu untuk meragukan diri sendiri dan fokus melakukan kebaikan dengan peran baru yang saya bayangkan. Mungkin ini yang sangat membantu mengubah mindset saya waktu itu, yang awalnya meragukan diri sendiri menjadi lebih yakin dan percaya diri.
Setelah belajar tentang NLP saya baru tahu bahwa dulu ternyata saya menggunakan prinsip sukses dari NLP untuk bisa lolos Ujian Masuk dan berhasil menjadi mahasiswi UGM. Padahal dulu saya tidak apa itu NLP, bahkan tahu ada ilmu NLP saja belum waktu itu. Apa saja prinsip sukses dari NLP? Simak penjelasan berikut ini.
NLP adalah kependekan dari Neuro-Linguistic Programming. Neuro ini lebih mengacu pada otak dan apa yang kita pikirkan, sedangkan linguistic mengacu pada bahasa dan bagaimana kita memanfaatkannya. Jadi bahasa yang kita pilih, baik untuk berkomunikasi dengan diri sendiri (self talk) maupun berkomunikasi dengan orang lain, mempengaruhi apa yang kita pikirkan.
Sejarah NLP ini berawal dari sekitar tahun 1970-an seorang bernama Richard Bandler berkolaborasi dengan John Grinder yang melakukan pengamatan terhadap perilaku manusia. Pengamatan mereka pada akhirnya mengantarkan pada kesimpulan bahwa setiap perilaku manusia dapat distrukturkan atau dikodekan ke dalam dua elemen mendasar, yaitu berkaitan dengan sensor indrawi manusia (neuro) dan elemen kedua adalah keterkaitan yang era tantara perilaku manusia dan pola bahasa yang digunakan (linguistic).
5 Prinsip Utama Sukses dari NLP
Meski masih dikategorikan sebagai sebuah pengetahuan yang awam di Indonesia, tetapi NLP ini secara tidak langsung sudah banyak dipraktekkan dan dibicarakan oleh banyak orang. Mungkin istilahnya saja yang masih terdengar asing.
Berangkat dari cerita pengalaman saya di atas maka saya akan coba menggabungkan antara konsep dan konteks agar memberi kemudahan Anda untuk bisa memahaminya.
-
Know Your Outcome (Mengenal tujuan atau goal Anda)
Tujuan ini menjadi hal pertama yang harus dipikirkan untuk bisa sukses. Karena hanya berkata bahwa saya ingin sukses itu ternyata tidak cukup. Mau sukses yang seperti apa dan bagaimana belum jelas.
Menentukan tujuan lebih baik pada hal-hal yang bisa diukur pencapaiannya. Misalnya berdasarkan pengalaman saya ingin bisa lolos Ujian Masuk UGM.
Ada tips dan trik bagaimana menentukan tujuan secara tepat, yaitu sebagai berikut :
- Tujuan disampaikan secara positif.
Contoh : Saya ingin punya penghasilan besar, saya ingin bekerja sebagai motivator professional.
Lebih baik tujuan tidak disampaikan dengan Bahasa negative, seperti saya ingin pintar agar tidak mudah dibodohi, saya ingin kaya agar tidak diremehkan orang.
- Rasakan tujuan tersebut dengan kelima panca indra kita.
Dalam dunia NLP kelima panca indra manusia ini disingkat VAKOG, yaitu visual (penglihatan), auditory (pendengaran), kinestetik (peraba), olfactory (penciuman), dan gustatory (pengecapan).
Oleh karena itu, mengapa guru saya menasehati untuk membayangkan seolah-olah sudah mendapatkan apa yang diinginkan. Tujuannya adalah agar kita bisa merasakan peran tersebut atau bisa menghayati apa yang menjadi tujuan kita.
- Bayangkan dengan jelas konteksnya.
Maksudnya di sini adalah apa yang ingin dicapai, dengan siapa, bagaimana, kapan, dan dimana. Anda harus bisa membayangkan konteksnya secara jelas agar membantu Anda memvisualisasikan keinginan.
- Diwujudkan oleh diri sendiri.
Tujuan yang baik dan tepat adalah tujuan yang dapat diwujudkan oleh diri sendiri (internal), bukan tergantung dengan orang lain (eksternal).
- Ekological
Pikirkan apakah tujuan tersebut baik untuk semuanya, tidak hanya untuk diri Anda sendiri. Memiliki tujuan yang bermanfaat luas lebih baik karena artinya Anda memikirkan apakah tujuan Anda baik menurut Tuhan YME.
- Layak diperjuangkan
Seberapa layak tujuan Anda untuk diperjuangkan ini berkaitan dengan manfaatnya. Oleh karena itu, ketika Anda menemukan tujuannya yang lebih luas maka Anda pun akan terpacu untuk konsisten mencapainya.
-
Take action
Setelah tujuan Anda sudah disetting sedemikian rupa, kemudian tentukan strategi apa yang akan dilakukan dan segera praktek. Karena terlalu memikirkan akan membuat diri Anda menjadi ragu dan tidak fokus pada tujuan.
-
Kuasai 5 Panca Indra
Seperti yang telah disinggung di atas bahwa Anda harus bisa memvisualisasikan apa yang ingin dicapai, dengarkan hanya apa yang membawa Anda menuju tujuan, Anda bisa meraba seolah-olah itu nyata bahwa Anda sudah sampai di tempat tujuan, Anda bisa mencium lingkungan baru yang diinginkan, dan Anda juga bisa merasakan lewat indra pengecapan jika itu berkaitan dengan rasa di lidah.
Berdasarkan pengalaman saya yang belum tahu bahwa guru saya telah mengajarkan ilmu NLP kepada saya adalah saya membayangkan diri saya sudah menjadi mahasiswi UGM, dari mulai saya memperbaiki kualitas ibadah, lebih banyak berkomunikasi dengan orang tua dengan baik, lebih banyak memberikan senyum pada orang lain, berpakaian dengan lebih baik bukan lagi sebagai pelajar sekolah, bahkan saya bisa merasakan saya duduk di dalam kelas kampus, mendengarkan dosen mengajar, dan mengerjakan tugas-tugas kuliah. Bagaimana bisa mempelajari konteks kalau belum pernah berada di posisi itu? Saya lebih banyak mencari di internet tentang kehidupan di kampus, khususnya UGM, apa saja yang dipelajari dan bagaimana lingkungannya.
Dengan demikian kelima panca indra bisa ikut menghayati dan mendukung apa yang sedang diupayakan untuk dicapai. Pada dasarnya merasakan dengan kelima panca indra ini melatih ketajaman nurani kita.
-
Memiliki Fleksibilitas Tindakan
Tindakan atau perilaku kita juga harus mendukung tujuan kita, seperti halnya melakukan kebaikan-kebaikan tadi di atas. Selain itu, jaminan sukses pada akhirnya hanya ada di tangan Tuhan, kita pun menyiapkan mental kita ketika hasil tidak sesuai dengan harapan. Sehingga kita lebih bisa menyiapkan alternatif lain untuk diupayakan.
-
Memiliki fisiologi dan psikologi yang baik
Fisiologi berkaitan dengan gerak tubuh sedangkan psikologi mengacu pada emosi yang bagus. Ketika kedua hal ini sudah memberikan sinyal positif maka akan berpengaruh pada keputusan yang kita ambil, baik verbal dan non-verbal.
Kelima prinsip sukses dari NLP tersebut sangat penting bagi kehidupan kita. Jika saat ini Anda merasa sudah banyak belajar tapi gagal, sudah banyak yang dilakukan tapi belum juga berhasil. Pada akhirnya mempengaruhi mindset Anda yang sebenarnya membuat kerdil diri sendiri. Mungkin inilah saatnya Anda mulai mempelajari apa itu NLP dan bagaimana mempraktekkannya.
NLP bukanlah proses yang instan untuk mencapai kesuksesan, tetapi membentuk konsistensi kita dalam kebaikan, baik untuk diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Terlebih baik menurut Tuhan. Maka jangan heran jika hidup Anda berubah karena pola hidup yang Anda ubah.