Optimalisasi Pariwisata Berbasis Digital di Indonesia

Optimalisasi Pariwisata Berbasis Digital di Indonesia

Revolusi industri 4.0 tidak bisa dihindari lagi. Mau tida mau, suka tidak suka teknologi akan semakin berkembang sejalan dengan adanya revolusi industri 4.0. Hal ini ditandai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semaki pesat. Tidak bisa disangkal lagi bahwa kini berbagai sektor sudah menggunakan teknologi digital. Aktivitas bisnis sudah mulai didominasi oleh digitalilasi, mulai dari proses produksi, distribusi, hingga konsumsi. Alasannya tentu saja karena lebih efektif, efisien, dan yang paling penting bisa menekan besar biaya dan dapat menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya.

Tak ketinggalan dengan industri pariwisata yang saat ini terus didorong untuk berkolaborai dengan dunia digital secara optimal. Indonesia dikenal dengan kekayaan alam yang melimpah dan potensi wisata yang tinggi. Oleh karena itu perlu strategi yang cerdik agar dilirik baik oleh wisatawan lokal maupun asing, sehingga kedepannya bisa berpengaruh lebih baik lagi terhadap devisa negara. Bahkan dalam lagu Koes Plus yang berjudul “Kolam Susu”, terdapat lirik “Orang bilang tanah kita tanah surga”. Faktanya memang banyak yang mengakui keindahan alam indonesia, tempat wisatanyapun diakui salah satunya Bali. Sayangnya hanya bali yang benar-benar terkenal dengan tempat wisatanya, padahal masih ada Labuan Bajo, Raja Ampat, dan masih banyak lagi.

Hadirnya dunia digital mempermudah berbagai sektor, termasuk pariwisata. Oleh karen itu, Lahirlah istilah Digital Tourism atau E-Tourism. Pariwisata seperti halnya sektor lainnya, di mana terdapat hubungan antara produsen dan konsumen yang berlandaskan hubungan komersial. Pemerintah melalui Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif merancang strategi pemasaran khususnya terkait sektor pariwisata. Oleh karena itu melaui E-Tourism, Pemerintah bersinergi mengoptimalkan potensi pariwisata, meningkatkan pembangunan, dan menyusun kebijakan yang sesuai.

Digital Tourism

Digital tourism atau e-tourism merupakan sektor pariwisata yang memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dimana pemanfaatan yang dimaksud ialah menjadikan teknologi sebagai sarana untuk mempermudah urusan terkait sektor pariwisata, mulai dari sarana promosi hingga jasa pelayanan. Teknologi mempermudah informasi terkait tempat pariwisata di Indonesia dapat diakses dengan mudah oleh para calon wisatawan, baik wisatawan lokal maupun asing.

Konsep dasar E-tourism sebenarnya bukan merupakan hal baru lagi di Indonesia. Hanya saja kualitas penerapannya perlu ditingkatkan lagi, sehingga mendapatkan perhatian lebih dari berbagai pihak dan pelaku pariwisata. E-Tourism hingga saat ini masih di lihat sebagai suatu bagian pengembangan sistem yang masih perlu dikaji lebih jauh mengenai fungsi dan manfaat yang akan didapat.

Internet merupakan komponen yang tak terlepas dari teknologi. Ketika terknologi semakin canggi makan internetpun akan semakin berkembang. Internet menawarkan berbagai manfaat terkait pengembangat pariwisata tetapi perlu pemahaman yang semakin tepat agar terjadi keseimbangan. Meskipun pengembangan pariwisata melalui internet memungkinkan publikasi yang sangat luas, namun harus dibarengi dengan pemahaman yang benar agar bisa memanfaatkan internet secara optimal dan sesuai tujuan.

Tidak bisa dipungkiri bahwa melalui internet banyak hal yang bisa di akses secara mudah dan penggunaannya pun sudah meluas hingga sebagian besar masyarakat didunia. Tak heran informasi yang berkaitan dengan pengembangan pariwisata dapat dengan mudah juga diakses kapanpun, dimanapun dan oleh siapapun selama mempunya konektivitas internet. Pemanfaatan internet di Indonesia pada saat ini telah menyebar ke seluruh wilayah Indonesia. Komunikasi yang dilakukan telah memasuki hingga ke wilayah pedesaan. Teknologi pendukung yang digunakan salah satunya adalah penggunaan handphone sebagai alat komunikasi. Sehingga hubungan antara internet dan handphone sebagai alat komunikasi sangat besar untuk dapat dikembangkan didalam suatu model aplikasi yang bermanfaat bagi semua orang dan industri.

Tantangan

Kebiasaan online telah merubah kehidupan sosial masyarakat menjadi kurang berinteraksi sebagai makhluk sosial. Dengan kemudahan yang ada, ketika melakukan perjalanan orang cenderung lebih mempercayai aplikasi
penunjuk arah terlebih dahulu ketimbang bertanya kepada orang lain secara langsung. Hal tersebut menyebabkan, kebiasaan masyarakat semakin berubah, sehingga penggunaan aplikasi-aplikasi buatan semakin marak, terutama untuk berbagi informasi termasuk lokasi terkini. Hal ini memangkas waktu lebih singkat. Biasanya ketika dulu anak-anak senang berpergian ke tempat wisata bersama keluarga atau teman-temannya, meski sekedar bermain di lapang bola, kini tanpa disadari kecerdasan buatan seperti game online dan hiburan virtual memberhentikan sebagain besar kebiasaan usia bermain. Inilah yang dikenal dengan istilah destructive innovation. Sifat teknologi saat ini telah mengakar ke setiap aspek kehidupan memperluas kemunculan inovasi yang berdampak jauh lebih besar dari sebelumnya. Salah satu yang sedang gencar dikembangkan adalah artificial intelligence yang diprogram untuk dapat berpikir dan mengambil keputusan layaknya manusia.

Penerapan

E-Tourism yang merupakan kependekkan dari IT Enabled Tourism atau Electronic Tourism adalah penerapan kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi guna kepentingan jasa layanan pariwisata. E-tourism menjadi alternatif bagi masyarakat untuk mengkoneksikan usahanya dengan wisatawan supaya akses untuk pemenuhan kebutuhan informasi dan sarana prasarana di destinasi wisata dengan mudah terpenuhi. E-tourism adalah sebuah sistem interaktif daring yang mempermudah turis atau wisatawan untuk mendapatkan informasi dan melakukan pemesanan hal-hal berkaitan dengan wisata seperti kamar hotel dan agen perjalan. Artinya penerapan hal ini akan mempermudah akses untuk wisatawan untuk bervakansi begitupun penyedia jasa wisata untuk mendapatkan pengunjung. Mengutip Jurnal Pariwisata Budaya karya I Gede Agus Krisna Warmayana, ada tiga unsur yang menjadi prasyarat dari e-tourism yaitu ICT (Information and Communication Technologies), Tourism dan Business, serta dukungan dari pemerintah. (Novianti, 2018). Pengaplikasian e-tourism dapat dilakukan untuk kegiatan promosi ataupun sebagai pembantu akses informasi dan komunikasi dengan wisatawan. Guna promosi biasanya dilakukan dengan memanfaatkan jaringan internet (daring) dengan bentuk-bentuk seperti:

  1. Media Sosial
    Hadirnya media sosial memungkinkan penggunanya untuk berbagi berbagai macam hal, baik berupa teks, foto, maupun video. Hal tersebut menciptakan kesempatan besar untuk mempublikasi pariwisata Indonesia. Tujuan utama publikasi melalui media sosial yakni untuk menjangkau berbagai macam jejaring, mulai dari dalam negeri hingga luar negeri. Beberapa media sosial mempunyai bentuk-bentuk yang berbeda dalam menyajikan kontennya. Misalnya sebagai sarana promosi mengenail daerah wisata, Instagram, Youtube, dan Tiktok, kini bisa pilihan yang tepat untuk publikasi melalui konten visual karena kemungkinan lebih banyak diterima oleh khalayak. Proses promosi ini bisa berbentuk dengan berkolaborasi bersama seorang influencer sebagai ambassador tempat wisata.
  2. Website
    Website juga bisa dijadikan pilihan yang tepat untuk promosi karena dapat memperjelas semua hal yang berkenaan dengan tempat wisata. Website sendiri dapat menjadi semacam wajah dari tempat wisata. Selain sebagai representasi lokasi wisata, situs web membuat citra lokasi wisata menjadi semakin terlihat professional. Konten-konten dari situs web biasanya berupa informasi yang lebih detail, contohnya mengenai apa saja fasilitas yang disediakan oleh tempat wisata atau bagaimana cara masyarakat mengakses lokasi wisata tersebut.

E-tourism yang memanfaatkan tersedianya teknologi bertujuan untuk mempermudah transaksi jasa pariwisata antara wisatawan dan penyedia jasa. Masyarakat dapat berkonstribusi dalam beberapa bidang yang berkenaan dengan hal ini semisal programer, web developer, web designer, pembuat aplikasi yang berkenaan dengan pariwisata atau konsultan pemasaran wisata secara daring. Bila masyarakat telah melek dan mengerti fungsinya dalam masyarakat masa kini maka pelibatan teknologi yang sering kali menjadi momok sebagai penyebab utama banyaknya pengangguran dapat ditanggulangi dengan membuat jalan tengahnya, yakni masyarakat sendiri yang memanfaatkan teknologi zaman kini guna keperluan mereka dalam hal ini soal pariwisata. Masyarakat dilibatkan lewat profesi-profesi yang justru berada di belakang terciptanya teknologi yang ada saat ini, seperti misalnya menjadi pembuat aplikasi gawai yang memudahkan akses ke tempat wisata terdekat dan lainnya.

Revolusi Industri 4.0 tidak akan direspons dengan gagap lagi bila masyarakat telah paham bagaimana cara mereka untuk memanfaatkan teknologi yang sedang berkembang. Hal tersebut bisa diwujudkan melalui pelatihan dan proses partisipasi aktif untuk memanfaatkan teknologi yang diterapkan, terutama terkait dengan mengembangkan pariwisata di Indonesia.

Loading

Kunjungi juga website kami di www.lpkn.id
Youtube Youtube LPKN

Avatar photo
Nuranti

Mahasiswa Komunikasi yang gemar menulis berbagai macam tulisan.

Artikel: 8

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *