Perkembangan Ekonomi syariah menunjukkan indikasi positif dalam dua dasawarsa terakhir, baik secara global maupun nasional. Berdasarkan data The State of the Global Islamic Economy Report 2019/2020 bahwa tingkat belanja makanan dan gaya hidup halal umat Islam secara global mencapai angka USD 2.2 triliun pada tahun 2018 dan diprediksi akan terus tumbuh mencapai angka USD 3,2 triliun pada 2024, dimana pertumbuhan tahunan secara komulatif sebesar 6,2 persen selain itu, aset keuangan islam dilaporkan telah mencapai angka USD 2.5 triliun pada tahun 2018.Hal tersebut juga disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk Muslim di dunia yang pada tahun 2017 mencapai 1.84 miliar orang. Jumlah ini akan terus meningkat dan mencapai 27.5 persen dari total populasi dunia pada 2030. Peningkatan populasi ini mempengaruhi permintaan terhadap produk dan jasa halal secara signifikan.
Sumber gambar: salaamgateway.com
Perkembangan industri halal secara global
Melihat perkembangan industri industri dapat dilihat berdasarkan beberapa sub sector halal yaitu, Makanan , jasa keuangan, muslim-friendly tourism, kosmetik dan farmasi, media, busana serta wisata islami.
-
Makanan halal (Halal food)
Sumber gambar: Qazwa.id
Dalam kurung waktu beberapa tahun terakhir makanan halal telah mengalami perubahan cukup besar sebagai reaksi dari perkembangan teknologi seperti pengembangan beberapa aplikasi yang memudahkan akses jangkauan terhadap makanan halal. Aplikasi tersebut mentautkan langsung konsumen dengan restauran dan merek halal selanjutnya platform penulusuran halal terhubung langsung secara berantai dari produsen sampai auditor dan lembaga sertifikasi halal. Secara global dapat dilihat dimana Uni Emirat Arab (UEA) dan Cina telah melakukan penandatangan kontrak kerjasama dengan manufaktur makanan dan pengelolahan halal di Dubai sebesar USD 1 milliar . Pada tahun 2018 pengeluaran konsumen muslim untuk makanan dan minuman mencapai USD 1,4 triliun dan diprediksi akan mencapai angka USD 2,0 triliun pada tahun 2024.
-
Jasa keuangan islam
Jasa keuangan islam telah berkembang dan perubahan pasar secara pesat , ditandai dengan adanya adopsi fintech, mata uang kripto, dan perbankan digital sementara perusahaan-perusahaan dan pemerintah semakin banyak mengeluarkan sukuk (obligasi) termasuk sukuk hijau. Tahun 2018 Industri keuangan islam mencapai angka USD 2,5 triliun dan diprediksi akan terus naik mencapai angka USD 3,5 triliun pada tahun 2024.
-
Pariwisata ramah muslim
Sumber gambar: transindonesia.co
Pariwisata ramah Muslim, berkenaan dengan wisatawan Muslim berbasis agama memperlihatkan perkembanagan yang lebih besar dari tahun sebelumnya, dengan ragam sebaran seperti restoran hingga hotel yang berorientasi keluarga , dan agen perjalanan dengan pemesanan melalui aplikasi. Selama beberapa tahun terakhir mulai bermunculan lembaga online untuk memberikan pelayanan jasa perjalanan Umrah ke Arab Saudi sehinggal hal tersebut menarik sebagian besar investor untuk berinvestasi di sektor pasar wisata rama Muslim. Negara-negara OKI mulai menangkap peluang tersebut dengan mendorong investasi di sektor pariwisata untuk meningkatkan pendapatan Negara yang bersumber dari sektor pariwisata. Beberapa Negara yang mulai bergerak seperti Malaysia, Indonesia, Turki dan Ara Saudi. Berdasarkan data dari The State of the Global Islamic Economy Report 2019/2020 menjelaskan bahwa nilai pengeluaran yang dialokasikan oleh Muslim untuk perjalanan wisata sebesar USD 189 miliar pada tahun 2018 dan diperkirakan akan naik menajdi USD 274 miliar pada tahun 2024.
-
Busana
Perkembangan fashion islami semakin memberikan angin segar ditandai dengan peragaan busana muslim yang diadakan di seluruh dunia, merek-merek baru bermunculan. Fakta lain, yaitu transaksi yang dilakukan oleh Modanisa dengan menjual saham minoritas yang diperkirakan senilai USD 15 juta kepada Goldman Sachs dan Wamda Capital untuk mendanai ekspansi hal serupa juga dilakukan oleh beberapa perusahaan seperti The Modist asal Dubai dan New York Haute Hijab. Berdasarkan data dari The State of the Global Islamic Economy Report 2019/2020 menjelaskan bahwa nilai pengeluaran yang dialokasikan oleh konsumen Muslim untuk pakaian dan alas kaki diperkirakan sebesar USD 383 miliar pada tahun 2018 dan diproyeksikan akan tumbuh menjadi USD 402 miliar pada tahun 2024.
-
Farmasi halal
Obat-obatan halal siap menjadi yang utama dalam sektor obat-obatan, berbagai perusahaan mulai melirik untuk menangkap peluang investasi disegmen tersebut serta memperoleh sertifikasi halal khususnya di Malaysia, Indonesia, dan Korea Selatan. Ditengah pandemi COVID-19 pemerintah Negara OKI juga sedang mendorong pembuatan vaksin dan obat-obatan halal, jika dilihat dari data The State of the Global Islamic Economy Report 2019/2020 anggaran pengeluaran Muslim untuk obat-obatan sebesar USD 92 miliar pada tahun 2018 dan diproyeksikan akan terus tumbuh menjadi USD 134 miliar pada tahun 2024.
-
Kosmetik halal
Sumber gambar: indiemarket.news
Kosmetik halal, sektor yang cukup menarik investor untuk berinvestasi dapat dilihat dari perusahaan kosmetik halal SimplySiti yang berencana untuk masuk di bursa saham Malaysia dan Boutiqaat yang berlokasi di Kwait yang merupakan ecommerce start-up kosmetik dan fashion telah meningkatkan modal investasinya di perusahaan yang berbasis di wilayah Teluk. Data dari The State of the Global Islamic Economy Report 2019/2020 memperlihatkan konsumen Muslim menghabiskan dana sebesar USD 64 miliar pada tahun 2018 dan diperkirakan akan mencapai USD 95 miliar pada tahun 2024.
-
Media dan rekriasi
Media dan rekreasi halal semakin berkembang dengan beberapa penawaran portofolio, mencakup film, serial mini, dan konten oline, hingga pembuatan aplikasi yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup masyarakat Muslim. Platform streaming seperti, Netflix mulai mengadaptasi dan membuat konten baru untuk menarik penonton Muslim dan inovasi dengan mengintegrasikan nilai-nilai budaya islam mulai dikembangkan dengan segmen pasar anak-anak. Pengeluaran Muslim untuk media dan rekreasi mencapai USD 220 miliar pada tahun 2018 dan diperkiran akan terus naik sampai USD 309 miliar pada tahun 2024.
Perkembangan Industri halal di Indonesia
Menjadi Negara dengan penduduk Muslim terbesar di Dunia, yakni 87,2 persen dari 268 juta penduduk Indonesia, yang merupakan 13 % dari seluruh populasi muslim dunia sehingga kebutuhan produk halal Indonesia sangat besar.
Sumber data: salaamgateway.com
Indonesia belum dapat berperan secara optimal dalam memenuhi permintaan beberapa sub sektor yang ada. Dalam the Global Islamic Economy Index 2019/2020, yang mengukur kekuatan ekonomi syariah pada 73 negara, Indonesia menempati peringkat ke-5 pada tahun 2019/2020 posisi tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya berada pada peringkat ke-10.
Kinerja Ekspor Produk Halal dari Indonesia ke negara-negara OKI, sebesar 10,7% menempati posisi ke tiga dan Ekspor Indonesia ke pasar global hanya sebesar 3.8% atau setara USD7.6 miliar. Perkembangan industry halal di Indoensia secara khusus dapat dilihat melalui posisi Indonesia dalam beberapa sub sektor halal secara global, Dari 6 sektor yang dinilai, aspek Halal food, Media & Recreation, dan Pharma & Cosmetics merupakan 3 sektor yang perlu dikembangkan untuk mengimbangi performa sektor lain.
-
Makanan dan minuman halal
Keragaman yang dimiliki oleh Indonesia menjadi hal pontensial, Nampak pada banyaknya ragam kuliner, makanan olahan dan cita rasa. Selain itu dengan ketersediaan lahan pertanian di beberapa daerah. Memperkuat produksi pertanian dengan menjadikannya sebagai skala prioritas dan meningkatkan produksi serta perdagangan makanan, produk pertanian dijadikan sebagai supplier yang berada pada sisi hulu dari rantai nilai makanan halal. Hal tersebut bisa menajdi point penting dalam pengelolaan makanan menjadi produk yang siap untuk di konsumsi dan dipasarkan kepada masyarakat.
-
Media & rekreasi
Media rekreasi halal sedang mengalami perkembangan positif. Namun, kurangnya fasilitas dan rendahnya literasi halal membuat industry media dan rekreasi perlu ditingkatkan, fakta menunjukkan bahwa masih tertinggalnya media dan film islami, misalkan saja film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss part 1 telah ditonton oleh 6,8 juta penonton sementara film ayat-ayat cinta hanya ditonton oleh 3,5 juta penonton dan film ketika cinta bertasbih hanya ditonton oleh 2,1 juta penonton.
-
Farmasi dan kosmetik
Farmasi dan kosmetik merupakan industri andalan yang ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional. Berdasarkan data GMP Platform, Pasar farmasi Indonesia tumbuh rata-rata 20,6 persen per tahun (CAGR) Pada 2011-2016. Jumlah penduduk Indonesia yang terus bertambah seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan. Saat ini kesadaran masyarakat cukup tinggi serta kritis untuk mengetahui komposisi dan status halal pada produk kosmetik. Namun, kesadaran tersebut belum berlaku untuk produk farmasi. Pemberlakuan UU Jaminan Produk Halal pada tahun 2019 membuat beberapa pelaku industri farmasi secara perlahan mulai mendaftarkan produknya untuk mendapat sertifikasi halal.
Sumber gambar: Kementerian Perindustrian
Pemerintah Indonesia juga terus fokus dalam Pembangunan industry halal dibeberapa daerah, seperti pembangunan kawasan industry di Serang, Bintan dan kota Batam, Kotawaringin Barat, serta di Jakarta Timur provinsi. Selain itu terdapat beberapa Provinsi yang menjadi daerah potensial untuk pengembangan industry halal, yaitu Aceh, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Timur, Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan.
Refrensi
https://knks.go.id/satu-pusatdata
https://www.dinarstandard.com“The State of the Global Islamic Economy Report 2019/2020”.
https://worldpopulationreview.com/country-rankings/muslim-population-by-country