Investasi salah satu hal yang penting dalam kehidupan modern, generasi milenial sering sekali bergaya hidup konsumtif dan serba praktis. Milenial yang sudah berpenghasilan maupun yang masih kuliah perlu mulai memikirkan investasi untuk mempersiapkan kebutuhan di masa depan, jadi yang sudah mempunyai penghasilan maupun yang masih dikasih orang tua bisa banget buat mencoba investasi. Nggak perlu muluk-muluk deh, kamu bisa berinvestasi untuk mempersiapkan dana liburanmu, melanjutkan pendidikan, atau membeli barang yang kamu impikan. Oleh karena itu, kamu perlu menyisihkan uang untuk berinvestasi dari penghasilan yang didapat setiap bulannya, baik itu gaji maupun uang kiriman dari orang tua.
Salah satu instrumen investasi yang dapat dipilih oleh generasi milenial adalah reksa dana. Kenapa? Reksa dana merupakan produk investasi yang aman, harganya terjangkau, dan mudah untuk dibeli maupun dijual. Dengan kemajuan teknologi saat ini, kamu bisa berinvestasi reksa dana kapan saja dan di mana saja. Nggak ribet, kan? Sebelum memulai berinvestasi di reksa dana, sebagai generasi milenial yang cerdas perlu berkenalan dengan investasi ini. Apa sih sebenarnya investasi reksa dana? Apa kekurangan dan kelebihannya? Apa yang perlu diperhatikan sebelum membeli reksa dana?
Apa itu investasi Reksa Dana?
Reksa dana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan oleh manajer investasi. Jenis investasi ini dirancang untuk pemodal kecil yang tidak memiliki waktu dan keahlian terbatas untuk berinvestasi. Dana yang dikumpulkan dari pemodal-pemodal kecil ini dipercayakan dan dikelola oleh manajer investasi. Manajer investasi akan menginvestasikan kembali modal tersebut dalam portofolio efek. Apa yang dimaksud dengan portofolio efek? Portofolio efek adalah surat-surat berharga seperti saham, obligasi, pengakuan utang, tanda bukti utang, atau surat berharga komersial yang dimiliki oleh perusahaan.
Jenis-jenis Reksa dana
Umumnya, reksa dana dibagi menjadi empat jenis, yakni: reksa dana pasar uang (money market fund), reksa dana pendapatan tetap (fixed income fund), reksa dana campuran (balance mutual fund), dan reksa dana saham (equity fund). Pembagian ini didasarkan pada tujuan investasi dan risiko yang didapatkan.
- Reksa dana pasar uang
Reksa dana ini menyalurkan 100% aktiva pada instrumen yang berjangka pendek, contohnya obligasi, deposito perbankan, dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Reksa dana pasar uang memiliki masa jatuh tempo kurang dari satu tahun. Investasi ini cocok untuk kamu yang memiliki tujuan investasi jangka pendek yaitu kurang dari 1 tahun. Reksa dana pasar uang memiliki risiko paling rendah dibandingkan jenis reksa dana lainnya.
2. Reksa dana pendapatan tetap
Reksa dana pendapatan tetap menginvestasikan 80% aktiva dalam instrumen efek utang dan obligasi. Investasi ini cocok untuk kamu yang memiliki tujuan investasi jangka pendek, yaitu antara 1—3 tahun. Reksa dana ini memiliki tingkat pengembalian yang stabil, tetapi resikonya relatif lebih besar jika dibandingkan dengan reksa dana pasar uang.
3. Reksa dana campuran
Maksimal 79% aktiva dari reksa dana campuran disalurkan pada instrumen saham, obligasi, dan deposito. Reksa dan ini cocok untuk kamu yang berencana melakukan investasi antara 3—5 tahun. Risiko reksa dana campuran adalah moderat dengan tingkat pengembalian yang relatif tinggi dibandingkan dengan reksa dana pendapatan tetap.
4. Reksa dana saham
Reksa dana saham menempatkan minimal 80% aktiva pada instrumen berupa saham. Bagi kamu yang memiliki tujuan investasi jangka panjang, minimal 5 tahun, reksa dana ini cocok untukmu. Reksa dana saham memiliki risiko lebih tinggi jika dibandingkan dengan reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap. Potensi pengembalian reksa dana saham pun paling tinggi.
Keuntungan dan Resiko Investasi Reksa Dana
Setelah kamu mengenal investasi reksa dana dan memahami jenis-jenis reksa dana, kini kamu perlu mencermati keuntungan dan risiko yang akan kamu terima bila memilih berinvestasi di reksa dana. Sebagai orang awam yang tidak memiliki pengetahuan tentang investasi dan waktu yang cukup untuk mempelajarinya, kita memerlukan manajer investasi yang akan mengelola uang kita. Manajer investasi adalah ahli dan berpengalaman dalam berinvestasi. Uang yang kamu punya akan dititipkan ke mereka untuk dikembangkan sehingga memperoleh keuntungan yang maksimal.
Kamu tidak memerlukan modal yang banyak untuk memulai berinvestasi reksa dana. Hanya dengan uang Rp10.000,00 – Rp100.000 kamu sudah bisa membeli reksa dana. Jika dibandingkan dengan jenis investasi lain, misalnya deposito, kamu perlu memiliki uang sebesar 1 M untuk mendapatkan bunga setara dengan reksa dana. Reksa dana adalah jenis investasi yang likuid. Reksa dana dapat dicairkan kapan saja jika dibandingkan dengan jenis investasi lainnya.
Itu tadi keuntungan yang didapat dari investasi reksa dana. Lalu, bagaimana dengan risiko atau kekurangannya?
Jika kamu memilih untuk berinvestasi reksa dana, kamu akan dikenakan fee untuk membayar manajer investasi. Hal ini merupakan sesuatu yang wajar, bukan? Manajer investasi telah menghimpun dan mengelola uang agar memperoleh keuntungan semaksimal mungkin. Fee biasa muncul dua kali. Pertama, saat membeli reksa dana, yaitu sekitar 1—3% dan kedua, saat menjual reksa dana, yaitu sekitar 0,5—1%. Kamu juga perlu memperhatikan kinerja manajer investasi. Kinerja manajer investasi yang kamu pilih bisa jadi kalah dengan produk lain. Bisa jadi juga kinerja manajer investasi menurun atau lebih buruk dari indeks saham. Kamu bisa rugi karena telah membayar manajer investasi untuk mengelola uangmu. NAB/UP adalah harga per unit reksa dana. NAB/UP didapat dari total dana yang dikelola dibagi dengan total unit. NAB/UP baru akan dihitung di akhir hari. Jadi, kamu tidak tahu nilai NAB/UP pada saat kamu menjual atau membeli reksa dana di siang hari. Jika kamu bertransaksi pada sore dan malam hari, kamu akan mengikuti NAB/UP di keesokan harinya.
Apa yang perlu diperhatikan sebelum membeli investasi reksa dana?
Tentu saja kamu ingin memperoleh keuntungan semaksimal mungkin dan meminimalkan risiko yang mungkin terjadi. Oleh sebab itu, sebelum memutuskan untuk membeli reksa dana, ada baiknya kamu mempertimbangkan hal-hal berikut ini.
Tujuan investasi
Petakan kembali apa tujuanmu berinvestasi. Kalau kamu menginginkan keuntungan yang besar, maka kamu harus siap dengan risiko yang tinggi dan jangka waktu yang lama. Sebaliknya, jika kamu ingin berinvestasi dalam jangka waktu yang pendek, keuntungan yang kamu dapat akan lebih rendah.
Manajer investasi dan produk investasinya
Cari tahu track record manajer investasi dan produk yang ditanganinya. Kamu bisa melihatnya lewat prospektus atau fund fact sheet masing-masing reksa dana. Kamu bisa memilih produk yang sudah cukup lama, minimal lima tahun, karena dalam kurun waktu tersebut produk sudah teruji dalam kondisi terburuk dan terbaiknya.
Kesimpulan
Reksa Dana adalah salah satu solusi mudah untuk beriventasi pemula yang belum paham saham, bisa belajar melalui Reksa Dana. Bahkan saat ini ada Reksa Dana bisa dimulai hanya dengan 10.000 saja. Dengan kerugian yang sedikt, dan bisa membandingkan dari biaya pembelian (subscription fee), biaya penjualan (redemption fee), dan biaya pengelolaan (management fee). Selain itu, kamu juga perlu melihat tingkat pengembalian, tingkat risiko, dan jumlah dana yang dikelola.