Imagery atau Imajinasi: Optimalisasi Fungsi Kerja Otak Kanan untuk Memperkaya Kualitas Diri

Kalian pasti tidak asing dengan istilah tentang pikiran alam bawah sadar. Aktivitas kerja yang dipadati setiap hari tanpa terasa akan terbawa hingga proses ketika kita beristirahat. Alasannya sederhana, rutinitas yang dialami hampir sepanjang hari memberikan kesan yang mendalam yang tentunya masih dirasakan ketika beristirahat. Istilah tersebut populer dikenal dengan visual imagery atau visual thinking bahkan lebih akrab dikenal dengan berpikir visual. Kaitannya dengan proses imagery disebabkan karena berada pada imajinasi atau alam bawah sadar. Pengoptimalan imajinasi tersebut memberikan suatu paradigma baru dalam proses berpikir yang dialami oleh seorang manusia.  Dikaitkan dengan visual karena terdapat penginputan informasi secara sadar maupun tidak sadar dilihat atau dirasakan kemudian diinterpretasikan oleh fungsi otak masing-masing individu dalam memori jangka pendek (short term memory) dan memori jangka panjang (long term memory).

Proses pembelajaran yang terdapat di sekolah maupun di lembaga belajar, peserta didik diarahkan secara tidak langsung atau tanpa disadari ternyata masih cenderung memfokuskan kinerja otak pada bagian kiri. Jika dikerucutkan kembali pada fungsi kerja otak, maka otak kiri yang dimiliki manusia berperan untuk proses berpikir secara logika dan dalam berbahasa. Keseimbangan proses antara kedua sumber aktivitas manusia tersebut jika dapat dioptimalkan maka diperoleh hasil yang tentunya lebih maksimal bagi perkembangan peserta didik tentunya. Dirasakan sangat krusial ketika tuntutan kurikulum terbaru yaitu merdeka belajar yang mana sangat menuntut daya imajinasi dan kreatifitas peserta didik.

Pembangunan pemahaman akan sesuatu aktivitas pembelajaran baik dalam kehidupan maupun pada saat proses di sekolah di awali dari proses penerimaan informasi kemudian diolah pada proses berpikir dan hasil yang ditunjukkan dalam bentuk perilaku maupun hasil dari proses pemikiran itu sendiri. Terdapat sentrum atau pusat pengolahan informasi tersebut yakni pada saat proses berpikir. Jika dapat dioptimalkan secara bijak dan efektif maka perilaku atau output dari proses pemikiran tersebut dapat terlaksana dengan efektif dan efisien. Jika individu dapat memaksimalkan fungsi otak kanan dalam proses pengolahan informasi tersebut, tentunya yang akan lebih menonjol tercipta pada kreatifitas dan inovasi dari diri individu itu sendiri.

[1] Untuk dapat mengoptimalkan berbagai aspek psikologis tersebut diperlukan suatu metode yang digunakan, metode tersebut dalam psikologi olahraga sering disebut mental training. Mental training menurut Gunarsa, Soekasah, dan Satiadarma, latihan mental didefenisikan sebagai “ a systematic, regular and longterm training to detect and develop resources and to learn to control performance, behavior, emotions, moods, atitudes, strategies and bodily processes”. Latihan mental adalah latihan yang sistematis, reguler dan jangka panjang agar atlet dapat mengontrol pikiran, emosi dan perilakunya dengan lebih baik selama ia menampilkan performa olaharaganya. Pelatihan mental/mental training dilakukan melalui beberapa metode, yaitu goal-setting, physical relaxation, throught/attention control, dan imagery. Menurut Fanning, Imagery merupakan salah satu metode yang digunakan dalam latihan mental/mental training, yang didefenisikan sebagai bentuk kreasi mental yang dilakukan secara dasar dan disengaja dan bertujuan untuk membentuk persepsi sesuatu dengan jalan membentuk imaji kreatif di dalam benak seseorang. Melalui proses mental kreatif ini, seseorang dapat mengubah persepsinya terhadap sesuatu karena ia membentuk imajinasi sesuatu dalam berbagai bingkai persepsi, atau melihat seuatu keadaan tertentu dari berbagai sudut pandang.

[2] Mental imagery adalah kemampuan manusia untuk mengkhayalkan gambaran-gambaran di dalam pikiran setelah stimuli asli adalah tidak dapat dilihat lagi. Komponen kognitif ini adalah salah satu cara yang membantu faktor-faktor di dalam memori-memori dan pemikiran yang ada. Komponen ini menyediakan dengan gambaran-gambaran untuk bantuan menerjemahkan konsep-konsep yang diperkenalkan. Mental imagery menggambarkan suatu hasil tertentu sebelum hasil tersebut dicapai. Dengan visualisasi seseorang seolah-olah membuat rancangan gambar secara abstrak tentang hasil yang ingin dicapai. Mental imagery merupakan kemampuan manusia untuk menggambarkan kesan dalam pikiran sesudah stimuli original pada pandangan keluar.

[1] Secara lebih spesifik berikut merupakan tahap-tahap yang harus dilalui dalam menjalankan latihan imagery:

  1. Duduklah di tempat yang nyaman dan tidak ada gangguan.
  2. Nyamankan tubuh dengan mengambil nafas panjang dan perlahan-lahan.
  3. Tutup mata dan ciptakan gambaran yang jelas dan menyakinkan. Gambaran ini bisa jadi merupakan gambaran dari peristiwa yang pernah dialami atau bisa juga sesuatu yang diinginkan.
  4. Jika tiba-tiba muncul gambaran lain yang mengganggu atau tiba-tiba berpikir tentang sesuatu yang lain, segeralah sadari dan kembali ke gambaran semula.
  5. Fokuslah pada pernafasan jika kehilangan gambaran yang diinginkan tadi.
  6. Pertahankan sikap yang positif.
  7. Bayangkan penglihatan, suara-suara, rasa, perasaan, bahkan bau dari pengalaman.
  8. Catatlah detil-detil dari gambaran tersebut sebaik mungkin. Apa yang dipakai, siapa saja yang ada disana, apa yang didengar, bagaimana perasaan anda?
  9. Jika sesi latihan imagery itu tidak berjalan sesuai keinginan, maka bukalah mata dan segera memulainya lagi yang diawali dengan pernafasan.
  10. Selalu mengakhiri latihan imagery dengan gambaran yang positif.

Pola pelatihan maupun pembiasaan diri untuk mendapatkan input positif memberikan suatu optimisme akan berbagai peningkatan kualitas diri. Semua proses tersebut jika dapat dioptimalkan dengan menggunakan latihan imagery, menjadi sebuah “benteng” bagi segala input negatif yang dapat memberikan pemahaman yang menyimpang. Hal tersebut tentunya mampu memberikan peningkatan maupun pengembangan diri. Melalui Imagery dapat membantu individu untuk menciptakan gambaran yang riil berkaitan dengan kesulitan dan masalah-masalah yang mungkin akan dihadapi oleh individu tersebut. Seperti diketahui, secara manusiawi sering membuat gambaran yang tidak nyata baik tentang dirinya maupun tentang orang lain, menganggap lawan lebih superior, kemampuan teknisnya masih rendah atau lingkungan pertandingan yang menekan seringkali muncul dibenak ketika menghadapi situasi dalam tekanan. Efeknya, seringkali individu tersebut merasa rendah diri dan akhirnya merasa cemas yang berlebihan. Jika berlanjut terus menerus, maka kecemasan yang muncul sebelum beraktivitas akan mengurangi konsentrasi dan membuat penampilannya menurun.

Selain itu, imagery juga dapat membantu untuk meningkat motivasi seseorang. Dengan gambaran diri yang jelas, maka individu tersebut akan menyadari kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan dapat digunakan sebagai senjata untuk peningkatan kualitas diri, sedangkan kelemahan bisa menjadi evaluasi agar kekurangan-kekurangan bisa ditutupi dengan cara atau trik yang lain. Imagery juga digunakan untuk membayangkan hasil akhir yang diharapkan. Dalam bahasa yang lain, individu tersebut diajak untuk mempunyai pikiran yang positif mengenai dirinya dalam rangka menjalani kompetisi atau pertandingan  yang kompetitif. Dengan pikiran yang positif, ketenangan, konsentrasi dan motivasi akan berada dalam posisi yang optimal. Imagery bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Meningkatkan performa, konsentrasi hingga proses penyembuhan sakit yang diderita dapat dioptimalkan melalui proses imagery. Imagery merupakan bagian dari proses latihan yang diberikan secara berkala dan rutin. Peningkatan kualitas diri bukan merupakan hal yang instan, perlu perjuangan dan pengalaman yang tidak singkat. Akan tetapi semuanya itu dapat disiasati bila kita mampu mengoptimalkan fungsi kerja otak kanan dengan menggunakan daya imajinasi atau imagery. Semakin berkualitas generasi Indonesia. Salam.

Sumber:

[1] Festiawan, R. (2021, January 15). The Power of Imagery: Kajian Tentang Imagery Dalam Olahraga. https://doi.org/10.31219/osf.io/38wsq

[2] Ihsan Nurul, Syahrastani & Asmi Ali, (2019). Pelatihan Karakter Building dan Mental Imagery bagi Atlit PPLP Sumatera Barat. Jurnal Berkarya Pengabdian Kepada Masyarakat. 1(1). 12-20.

Loading

Kunjungi juga website kami di www.lpkn.id
Youtube Youtube LPKN

Avatar photo
Florianus Nay

Seorang pegiat literasi dan berkecimpung dalam dunia pendidikan serta penelitian. Sekarang mengajar pada sebuah kampus swasta di Kupang Nusa Tenggara Timur. Mempunyai spirit dalam bidang pendidikan matematika dan matematika serta passion dalam menulis.

Artikel: 13

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *