Flywheel Marketing, Suksesor Pemasaran Modern yang Diperkuat dengan Sensory Marketing

Model pemasaran senantiasa berkembang dari waktu ke waktu. Sejak pertama kali muncul pada tahun 2018, flywheel marketing menjadi model strategi pemasaran yang diharapkan menjadi solusi di era disruptif ini. Pada era yang semakin dinamis ini, diharapkan konsep flywheel marketing mampu mendukung perusahaan untuk bertahan menyediakan hal terbaik ke konsumen dan menghadapi persaingan. Dalam konsepnya, flywheel ini juga diperkuat dengan strategi sensory marketing. Ingin tahu lebih lanjut? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.

Apa itu Flywheel?

Pernahkah Anda mendengar istilah flywheel? Gaya pemasaran modern ini berasal dari penerapan konsep dalam ilmu fisika yang dinamakan flywheel effect. Jadi, flywheel atau roda gila ini adalah sebuah roda yang digunakan untuk meredam perubahan kecepatan putaran dengan memanfaatkan kelembaman putaran. Karena adanya kelembabam tersebut, roda gila ini bisa mengumpulkan dan menyimpan energi mekanik dalam waktu singkat, sehingga dapat melepaskan energi lebih besar dalam waktu lebih cepat dan dalam momen yang tepat (Marinus, 2019). Efek flywheel inilah yang sangat tepat digunakan sebagai strategi dalam pemasaran.

Ketepatan dalam mengumpulkan energi dan melepaskannya merupakan poin penting efek flywheel ini. Fokus sasaran dalam flywheel ini juga jelas yaitu bergerak dalam porosnya sesuai dengan energi yang dikumpulkan. Untuk mengoptimalkan energi mekanik yang dikumpulkan, terdapat tiga hal yang menentukan, di antaranya adalah force (gaya), friction (gesekan), dan weight (berat). Semakin besar gaya dan berat flywheel serta semakin kecil gesekannya, maka semakin besar pula energi yang dihasilkan atau disebut efek flywheel.

Konsep Flywheel Marketing

Setelah mengenal apa itu flywheel effect dalam ilmu fisika, selanjutnya adalah memahami konsep flywheel marketing. Penerapan flywheel effect tersebut dalam pemasaran semakin banyak diterapkan. Tidak hanya dalam perusahaan besar, namun juga perusahaan dalam skala sedang, kecil, dan mikro. Dalam penerapannya, titik fokus flywheel atau acuannya adalah customer experience. Pengalaman pelanggan ini merupakan hal yang sangat penting diperhatikan karena menjadi modal perusahaan dalam memberikan solusi terbaik ke pelanggan. Modal ini menjadi dasar penguatan perusahaan untuk bertahan dalam jangka waktu lama.

Alasan menggunakan customer experience sebagai acuan adalah karena pengalaman pelanggan adalah yang terpenting dalam proses pengambilan keputusan pembeliannya. Melalui customer experience yang kuat dan positif, perusahaan dapat melayani konsumen sasarannya dengan tepat dan menyeluruh, sehingga bisa menciptakan loyalitas pelanggan. Dalam konsep flywheel marketing, customer experience dapat didorong dengan tiga komponen. Pertama, force atau gaya dari sistem perputaran roda harus ditingkatkan yaitu dengan cara memperkuat kemampuan dan kapasitas perusahaan. Kedua, komponen weight atau berat harus ditingkatkan pula yaitu dengan cara memperbanyak jumlah pelanggan dan calon konsumen sasaran. Ketiga, perusahaan harus meminimalisasi friction atau gesekan yaitu dengan cara meminimalisasi kelemahan, mengurangi kompetitor, dan mengurangi keterbatasan sumber daya.

Dengan perencanaan dan eksekusi yang baik dari ketiga komponen di atas, perusahaan akan mampu menghasilkan produk unggul sebagai solusi terbaik kebutuhan konsumen. Energi perusahaan akan semakin besar dengan mengikuti konsep tersebut. Customer experience akan semakin besar karena merasakan produk dan layanan yang berkualitas dan selalu ada. Jika berlanjut seperti ini, maka perusahaan semakin maju dan mampu bertahan di tengah persaingan. Perputaran roda perusahaan semakin besar, kuat, serta mampu dilepaskan di waktu yang tepat.

Perbedaannya dengan Funnel Marketing

Sebelum flywheel marketing ini menjadi pusat perhatian dan semakin banyak diterapkan, terdapat konsep pemasaran sebelumnya. Konsep tersebut dinamakan funnel marketing, di mana konsep ini menempatkan pelanggan sebagai sasaran. Jadi, perusahaan merencanakan dan menghasilkan produk dan layanan pemasarannya terlebih dahulu, sebelum mengarah ke pelanggan. Akibatnya, perusahaan kurang mampu memahami pelanggan dan dimungkinkan tidak peka terhadap perubahan perilaku konsumen. Pelanggan dan calon konsumen menjadi kurang dilayani dan menyebabkan adanya latent demand atau permintaan konsumen yang belum sempat dilayani perusahaan.

Sebagai terobosan baru dalam strategi pemasaran, terdapat pengembangan strategi yang berorientasi pada pelanggan. Customer-oriented adalah basis dari flywheel marketing yang mengutamakan customer experience. Dengan demikian, pengalaman pelanggan ini kemudian menjadi basis dari penerapan sistem flywheel. Berbeda dengan sistem funnel marketing yang menempatkan pelanggan di bagian akhir sebagai tujuannya. Flywheel marketing menempatkan pelanggan sebagai acuan atau dasar pengembangan produk dan layanannya, termasuk proses distribusinya agar produk sampai tepat waktu di tangan pelanggan.

Faktor Suksesnya Model Flywheel Marketing

Flywheel marketing sebagai terobosan baru dalam strategi pemasaran mempunyai konsep tersendiri. Konsepnya berbeda dengan strategi lainnya dan mampu melayani pelanggan secara totalitas. Berikut ini merupakan berbagai faktor suksesnya model flywheel marketing.

Menempatkan Customer Experience sebagai Porosnya

Pertama, strategi ini menempatkan customer experience sebagai titik fokusnya. Customer atau pelanggan merupakan penentu keberhasilan dan kelangsungan hidup perusahaan. Pelanggan yang loyal dan melakukan pembelian berulang dapat diwujudkan melalui pengutamaan customer experience. Melalui strategi flywheel marketing ini, perusahaan harus memahami perilaku konsumennya. Riset ini sangat berguna untuk mengetahui kebutuhan pelanggan saat ini, mengetahui respon pelanggan terhadap produk dan layanannya, serta memikirkan hal-hal yang dapat menarik minat pembelian. Dengan semua data tersebut, perusahaan dapat menyediakan produk dan layanan terbaik hingga memberikan pengalaman pembelian terbaik untuk pelanggan. Jika demikian, maka perputaran kegiatan perusahaan akan semakin besar dan optimal. Inilah penerapan flywheel effect dalam pemasaran.

Mengusung Tiga Komponen (Force, Friction, Weight)

Flywheel effect menggunakan tiga komponen, di antaranya force, friction, dan weight. Force atau gaya sangat berpengaruh pada kekuatan perputaran roda. Oleh karena itu, force yang dimaksud dalam operasional perusahaan adalah kekuatan (strength) dan kapasitas yang dimiliki perusahaan. Friction atau gesekan juga termasuk dalam komponen flywheel yang harus diminimalisir sampai batas wajar agar perputaran kegiatan perusahaan semakin besar. Gesekan yang dimaksud ini adalah hambatan yang dimiliki perusahaan, kompetitor, dan keterbatasan sumber daya. Semua ini harus dikurangi agar tidak menghambat kemajuan perusahaan. Ketiga, terdapat komponen weight yang harus dioptimalkan demi memperbesar cakupan flywheel effect. Dalam implementasinya, weight ini berupa jumlah customer yang loyal.

Memuat Perencanaan yang Kompleks

Faktor suksesnya flywheel marketing berikutnya adalah adanya perencanaan yang kompleks. Dalam rangka menjadikan customer experience sebagai acuan kegiatan perusahaan, banyak hal yang perlu disiapkan. Mulai dari analisis STP (Segmenting, Targeting, Positioning), analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat), analisis marketing mix, hingga riset mengenai perilaku konsumen, harus dilakukan secara terukur dan menyeluruh. Melalui hasil analisis tersebut, perusahaan dapat menghasilkan perencanaan yang kompleks beserta dengan pilihan alternatifnya demi mengoptimalkan kemajuan perusahaan.

Menggunakan Sistem yang Dinamis

Dinamika lingkungan perusahaan, baik lingkungan internal, maupun eksternal, semuanya perlu diwaspadai. Berbagai jenis dinamika lingkungan ini dapat diminimalisasi dengan konsep flywheel marketing. Strategi pemasaran yang satu ini memperhitungkan segala aspek melalui komponen yang ada pada flywheel, di antaranya force, friction, weight, dan porosnya yang kuat. Dengan memperhitungkan semua itu, diharapkan bisa merumuskan perencanaan yang terarah dan terukur.

Menuju Strategi Pemasaran yang Berkelanjutan

Pemasaran yang berkelanjutan adalah harapan bagi setiap perusahaan. Bagi Anda yang ingin sukses menjalankan usaha, dapat menerapkan flywheel marketing yang berfokus pada pemasaran yang berkelanjutan. Dengan menempatkan customer experience sebagai titik fokus operasional perusahaan, dapat mengantarkan pada tercapainya pemasaran yang berkelanjutan. Perusahaan akan bertahan karena sukses memahami pelanggan dan membuat pengalaman pembelian yang terbaik.

Peran Sensory Marketing dalam Konsep Flywheel

Sensory marketing juga merupakan salah satu konsep pemasaran yang terbilang baru. Akan tetapi, konsep ini sangat jitu dan mampu memberikan customer experience yang mendalam secara emosional. Persepsi konsumen terhadap produk akan kuat dan tahan lama. Tidak hanya secara kognitif saja, namun juga secara emosional. Dengan demikian, sensory marketing mampu memperkuat implementasi flywheel marketing yang berorientasi pada customer experience.

Peka terhadap Kebutuhan Konsumen

Sensory marketing atau pemasaran sensorik adalah pemasaran yang melibatkan indera konsumen dan memengaruhi persepsi, penilaian, dan perilakunya (Krishna, 2012). Perusahaan akan menyebarkan stimuli yang berfokus pada panca indera konsumen dalam rangka memperkuat persepsi dan pengalaman mereka. Dengan demikian, strategi ini mengevaluasi hal-hal yang dapat merangsang panca indera konsumen, baik itu dari segi penciuman, pendengaran, atau lainnya. Sebagai contoh, penciptaan aroma atau jingle yang khas dan mudah diingat merupakan sebuah strategi pemasaran sensorik agar pelanggan familiar dengan produk/brand.

Membentuk Persepsi yang Kuat

Persepsi konsumen sangat memengaruhi keputusan pembeliannya terhadap suatu produk. Persepsi juga berada di tahap awal proses pengambilan keputusan yaitu tahap kognitif. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan strategi yang tepat untuk membangun persepsi yang kuat agar pelanggannya loyal. Pemasaran sensorik dapat menciptakan persepsi yang kuat tersebut karena mampu menyentuh sisi emosional konsumen melalui panca inderanya.

Menciptakan Customer Experience yang Optimal

Pengalaman pelanggan yang terbaik pasti dibentuk melalui proses dan berulang. Berkaitan dengan hal ini, pemasaran sensorik dapat menciptakan suasana dan nilai produk yang optimal. Pelanggan dapat merasakan manfaatnya melebihi fungsi dasarnya. Customer experience yang demikian dapat mendorong pembelian berulang. Pelanggan pun akan bersikap loyal.

Mengoptimalkan Branding yang Kompetitif

Pemasaran sensorik juga mengarahkan pada suksesnya pengenalan perusahaan. Citra perusahaan dan reputasinya akan meningkat dengan pengoptimalan branding melalui strategi pemasaran sensorik. Jika pelanggan merasakan manfaat produk yang menyentuh persepsi dan emosionalnya melalui panca indera, maka mereka akan mengingat terus produk tersebut. Mereknya akan terkenal dan pelanggan yang loyal akan mereferensikannya kepada keluarga hingga relasi. Dengan demikian, brand perusahaan akan kompetitif atau mampu bersaing karena sudah dikenal oleh banyak orang.

Flywheel effect yang merupakan konsep fisika, ternyata dapat diterapkan dalam dunia pemasaran. Anda dapat menerapkan konsep ini untuk mengoptimalkan kegiatan pemasaran yang mengutamakan kebutuhan konsumen. Penciptaan persepsi dan pengalaman pelanggan akan diperoleh dengan pelaksanaan flywheel marketing yang sukses. Pemasaran sensorik dapat menguatkan proses tersebut dan mendukung penciptaan customer experience sebagai poros dalam perputaran kegiatan perusahaan.

Loading

Kunjungi juga website kami di www.lpkn.id
Youtube Youtube LPKN

Avatar photo
Yuan Adelintang Kurniadita

Saya adalah seorang mahasiswi magister Sains Manajemen. Saya mempunyai hobi menulis dan berpengalaman sebagai penulis artikel freelance.

Artikel: 16

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *