Kita mungkin bisa sepakat bahwa masa pandemi COVID-19 memberikan tantangan yang berat bagi kebanyakan orang. Maka dari itu, kita perlu memiliki kegiatan positif yang mampu membantu kita mengalihkan perhatian sejenak dari berbagai tekanan hidup yang berat ini. Menulis menjadi salah satu aktivitas positif yang bisa kita tekuni di masa pandemi ini.
Jika bicara tentang kegiatan yang satu ini, banyak masyarakat Indonesia yang menjadikan menulis sebagai alternatif favoritnya dalam melawan kebosanan dan tetap produktif di tengah pandemi COVID-19 ini. Hal tersebut dibuktikan dari temuan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia yang menunjukkan bahwa minat orang untuk menulis buku naik tiga kali lipat saat pandemi.
Dalam tulisan ini, kita akan bersama-sama mengorek berbagai manfaat yang bisa kita dapat dari menulis di tengah pandemi ini dalam memulai dan mengembangkan karier. Selain itu, kita juga akan mencari tahu bagaimana cara menyalurkan tulisan-tulisan tersebut hingga tips menulis di tengah pandemi.
Manfaat menulis di tengah pandemi
Menulis sejatinya adalah pengungkapan gagasan. Dengan menulis, kita bisa mengungkapkan pikiran, ide, maupun perasaan kita. Dari situ, ada beberapa manfaat yang bisa kita dapat dari menulis, khususnya saat melakukannya di tengah pandemi seperti sekarang ini.
Menulis di tengah pandemi dianggap mampu memberi dampak positif pada kesehatan mental penulis karena mampu mengurangi tingkat kecemasan karena saat kita menulis. Sebagaimana diketahui, kesehatan mental menjadi salah satu hal yang paling disorot pada masyarakat saat tengah berjuang di masa penuh tantangan akibat pandemi ini.
Saat menulis, kita cenderung berada dalam keadaan tenang dan mampu berpikir rasional. Selain itu, menulis dapat membantu kita meluapkan emosi yang sedang dirasakan atau bahkan dipendam, khususnya emosi negatif seperti kemarahan, kesedihan, atau kekecewaan. Dengan begitu, setelah menulis, kita bisa merasa lebih tenang dan membantu kita untuk terhindar dari stress dan kecemasan berlebih.
Selain kesehatan mental, rasa bosan juga menjadi salah satu tantangan bagi banyak masyarakat di tengah pandemi ini. Nah, menulis pun menjadi kegiatan yang bermanfaat untuk mengusir rasa bosan. Menulis juga dianggap memberi dampak positif bagi seseorang yang tengah mengalami stres akibat beban pekerjaan. Pasalnya, tekanan yang ia alami akan keluar bersamaan dengan kata-kata yang ia tulis, sehingga menciptakan rasa lega tersendiri bagi penulis. Bahkan, ini bisa menjadi peluang untuk mengembangkan karier ke tingkat lebih lanjut atau membuka peluang di bidang lain.
Lebih lanjut, menulis juga dapat menjadi kegiatan positif bagi para pencari kerja. Salah satunya, ia bisa mengisi kebosanan di tengah upayanya dalam mencari kerja. Bahkan, menulis bisa membantu untuk meningkatkan wawasan dan kemampuan berpikir yang tentunya dapat membentuk keunggulan dari penulis.
Selain itu, menulis juga menjadi ajang bagi pencari kerja dalam membangun portofolio. Ini menjadi krusial dalam mengejar karier yang berhubungan erat dengan menulis. Penulis karya sastra, content writer, copywriter, UX writer, atau jurnalis menjadi beberapa pilihan karier yang bisa ditempuh.
Terlebih, dengan rutin menulis, kita dapat mengetahui cara menulis yang baik dan benar. Dengan begitu, kita bisa meningkatkan kemampuan menulis yang tentunya akan sangat berguna ketika mencari pekerjaan.
Saluran menulis
Mungkin masih banyak di antara kita yang bingung untuk memilih saluran dalam menuangkan tulisannya. Pasalnya, ada banyak saluran dan bentuk tulisan yang bisa kita pakai untuk menyalurkan kreativitas kita dalam bentuk tulisan. Meski demikian, kita harus melihat ini sebagai peluang untuk menciptakan berbagai bentuk tulisan yang bisa tampil di berbagai saluran.
Jika kita berangkat dari yang paling sederhana, kita bisa menulis di media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter. Media sosial bisa menjadi platform untuk menulis yang seru karena ia mudah untuk diakses. Cukup dengan smartphone dan jaringan internet, kita bisa menuangkan ide-ide kita di jejaring sosial.
Walau tampak seperti tulisan-tulisan kecil, bukan tidak mungkin jika rutin menulis di media sosial, hal tersebut bisa menjadi sebuah karya tulis yang lebih besar seperti buku. Untuk menjadikan unggahan di media sosial sebagai bahan untuk membuat buku, maka kita harus mampu menyusun konsep untuk menulis, seperti menentukan tema tulisan.
Opsi saluran menulis berikutnya yang bisa kita pakai adalah media massa. Saluran ini cocok bagi orang-orang yang ingin memberikan sikap atas berbagai peristiwa yang terjadi dan membutuhkan ruang publik yang lebih luas dalam menyalurkan tulisannya, terlepas statusnya sebagai penulis lepas atau reporter tetap.
Beberapa media pun bersedia memberi bayaran tertentu bagi penulis lepas yang tulisannya berhasil terbit di media bersangkutan. Besarnya upah bervariasi tergantung dari kualitas tulisan, jam terbang penulis, serta keahlian penulis di bidang yang terkait.
Pilihan lainnya adalah mengikuti lomba menulis. Berbagai instansi, baik swasta maupun pemerintahan, kerap menggelar kompetisi menulis yang informasinya bisa kita dapat di media sosial atau komunitas-komunitas menulis. Dalam mengikuti lomba menulis, penting bagi kita untuk mengikuti ketentuan lomba agar karya kita tidak sekadar menjadi penggembira saja dalam kompetisi tersebut.
Terlepas dari opsi pilihannya, kita harus memastikan bahwa kita merasa nyaman dengan saluran yang kita tentukan. Dengan begitu, kita bisa menikmati setiap proses menulis. Pasalnya, hal tersebut penting bagi seorang penulis untuk menciptakan karya yang baik dan memberikan kepuasan untuk diri sendiri dan bahkan bagi pembaca.
Tips meningkatkan kemampuan menulis
Ada banyak tips untuk meningkatkan kemampuan menulis di masa pandemi. Pertama, kita bisa banyak membaca buku. Membaca secara rutin dapat meningkatkan kemampuan menulis karena kita akan terus terpapar dengan berbagai kosakata baru, hingga mendapat inspirasi dari gaya-gaya penulisan dari bermacam penulis yang berbeda.
Kedua, menjadikan tulisan sebagai media komunikasi dengan pembaca. Tips menulis ini penting untuk menguasai salah satu kemampuan krusial bagi penulis, yaitu komunikasi yang baik kepada pembacanya. Untuk mencapai hal tersebut, kita tidak bisa menulis untuk diri kita sendiri, namun perlu penyesuaian terhadap sudut pandang target pembaca. Salah satu caranya adalah dengan menyesuaikan penggunaan gaya bahasa dan pilihan kata.
Ketiga, membaca ulang tulisan. Tips menulis ini berlaku terlepas dari apa pun tujuan dan saluran menulisnya. Membaca ulang menjadi kegiatan yang perlu kita lakukan setelah selesai menulis, baik itu menulis untuk sendiri, menulis di media sosial, atau menulis di blog pribadi.
Dengan membaca ulang apa yang baru kita tulis, kita akan tahu letak kesalahan yang terjadi dan bisa langsung memperbaikinya. Kebiasaan ini baik untuk melatih kita agar mengulangi kesalahan yang sama secara terus-menerus. Kita juga bisa meminta bantuan teman untuk melihat dan menilai kualitas tulisan kita. Dengan begitu, kita bisa mendapat sudut pandang yang lebih luas dalam merancang tulisan.
Keempat, mengikuti pelatihan. Di tengah pandemi COVID-19 saat ini, webinar maupun workshop online menjadi salah satu kegiatan yang begitu menjamur. Menulis pun menjadi salah satu topik yang paling sering muncul di workshop online.
Dengan mengikuti kegiatan tersebut, kita dapat bertukar pikiran dengan sesama penyuka kegiatan menulis. Kita juga bisa mengambil ilmu dari para penulis profesional sehingga memperluas pengetahuan kita tentang menulis.