Contoh Kesalahan Bahasa dalam Naskah Dinas Pemerintah

Bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam penyusunan naskah dinas pemerintah. Kekeliruan bahasa dapat menyebabkan kesalahpahaman, menurunkan kredibilitas, dan mengganggu efektivitas komunikasi. Dalam artikel ini, kami akan membahas beberapa contoh kesalahan bahasa yang umum terjadi dalam naskah dinas pemerintah beserta contoh yang benar, serta pentingnya penerapan tata bahasa yang tepat.

1. Kesalahan: Penggunaan Kata Baku yang Salah

Contoh:
“Saudara-saudari yang turut hadir dalam rapat tersebut diharapkan dapat memberikan pandangannya.”

Koreksi:
“Peserta rapat diharapkan dapat memberikan pandangannya.”

Penjelasan:
Kata “turut hadir” merupakan gabungan kata yang kurang tepat dalam konteks ini. Penggunaan “peserta rapat” lebih sederhana dan jelas dalam menyampaikan makna yang sama.

2. Kesalahan: Penggunaan Ejaan yang Tidak Tepat

Contoh:
“Pemerintah akan menyalurkan bantuan kepada warga yang membutuhkan.”

Koreksi:
“Pemerintah akan menyalurkan bantuan kepada warga yang membutuhkannya.”

Penjelasan:
Kesalahan terletak pada penempatan akhiran “nya” yang salah. Akhiran “nya” seharusnya ditempatkan pada kata “membutuhkan” sebagai kata ganti kepemilikan yang sesuai dengan “warga”.

3. Kesalahan: Penggunaan Frasa yang Kurang Efektif

Contoh:
“Diharapkan kepada seluruh pegawai untuk mematuhi peraturan perusahaan.”

Koreksi:
“Pegawai diharapkan mematuhi peraturan perusahaan.”

Penjelasan:
Penggunaan frasa “kepada seluruh pegawai” terasa berlebihan dan kurang efisien. Penulisan yang lebih langsung dan ringkas dapat meningkatkan kejelasan dan keefektifan pesan.

4. Kesalahan: Penggunaan Kata Ganda yang Tidak Diperlukan

Contoh:
“Pemerintah telah menanggapi dengan cepat terkait kejadian tersebut.”

Koreksi:
“Pemerintah telah menanggapi kejadian tersebut dengan cepat.”

Penjelasan:
Penggunaan kata ganda seperti “dengan cepat terkait” dapat dihindari dengan menyederhanakan struktur kalimat. Kalimat yang direvisi lebih padat dan mudah dipahami.

5. Kesalahan: Penggunaan Kata yang Tidak Tepat

Contoh:
“Masyarakat diajak untuk turut serta dalam acara kebersihan lingkungan.”

Koreksi:
“Masyarakat diajak untuk berpartisipasi dalam acara kebersihan lingkungan.”

Penjelasan:
Kata “turut serta” memiliki makna yang mirip dengan “berpartisipasi”, namun kata “berpartisipasi” lebih sesuai dalam konteks ini karena lebih umum digunakan dalam naskah dinas pemerintah.

Pentingnya Penerapan Tata Bahasa yang Tepat

Penerapan tata bahasa yang tepat dalam naskah dinas pemerintah memiliki beberapa manfaat. Pertama, kesalahan bahasa dapat mengurangi kredibilitas institusi atau lembaga pemerintah. Kedua, penggunaan bahasa yang jelas dan tepat dapat memperkuat efektivitas komunikasi dengan masyarakat. Ketiga, kesalahan bahasa dapat menyebabkan interpretasi yang salah dan mempengaruhi pemahaman pesan yang ingin disampaikan.

Dalam upaya meningkatkan kualitas naskah dinas pemerintah, penting bagi penulis untuk selalu memeriksa kembali tata bahasa dan ejaan sebelum publikasi. Penggunaan alat bantu seperti kamus, tesaurus, dan korektor ejaan dapat membantu dalam menghindari kesalahan bahasa yang tidak diinginkan.

Kesimpulan

Kesalahan bahasa dalam naskah dinas pemerintah dapat mengganggu komunikasi yang efektif dan menurunkan kredibilitas institusi. Oleh karena itu, penting bagi penulis untuk memahami tata bahasa yang tepat dan selalu memeriksa kembali naskah sebelum disebarkan kepada masyarakat. Dengan menerapkan tata bahasa yang baik, pesan dari pemerintah dapat disampaikan dengan jelas dan akurat kepada masyarakat.

Loading

Kunjungi juga website kami di www.lpkn.id
Youtube Youtube LPKN

Avatar photo
Tim LPKN

LPKN Merupakan Lembaga Pelatihan SDM dengan pengalaman lebih dari 15 Tahun. Telah mendapatkan akreditasi A dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dan Pemegang rekor MURI atas jumlah peserta seminar online (Webinar) terbanyak Tahun 2020

Artikel: 873

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *