Pernahkah kalian mencicipi sebuah roti sandwich yang terasa lezat? Roti yang berisi telur, daging, sayuran dan topping lainnya tentu saja membuat semua orang yang memakannya akan merasa senang dan bahkan ketagihan. Namun jangan salah, sandwich generation ini sangat berbeda jauh dengan roti sandwich yang biasa kalian temukan di resto maupun cafe. Fenomena ini merupakan salah satu fenomena yang problematic dan menjamur di kalangan orang dewasa karena sering kita temukan keluh kesah generasi sandwich ini di media sosial mereka.
Sandwich generation merupakan sebutan untuk orang dewasa yang memiliki tanggungan ganda, yaitu tanggungan untuk membiayai orang tuanya serta tanggungan untuk membiayai keluarganya sendiri. Sandwich generation diilustrasikan sebagai roti sandwich yang terdiri dari dua lapis roti yang menjepit isi rotinya seperti daging dan sayuran yang menggambarkan seseorang yang terjepit dari dua sisi untuk memenuhi kebutuhan orang tua serta keluarganya. Nah, dari sinilah istilah sandwich generation muncul di kalangan kaum millenial.
Jenis-Jenis Generasi Sandwich, Ada Berapa?
Carol Baya yang merupakan pakar masalah generasi sandwich dan penuaan lansia mengungkapkan bahwa ada tiga jenis generasi sandwich, yaitu:
1. Traditional sandwich generation
Kondisi yang terjadi pada orang dewasa yang berusia 40 hingga 50 tahun yang didesak untuk memenuhi kebutuhan orang tua lansia dan anak-anak yang mulai tumbuh dewasa / remaja.
2.Club sandwich generation
Kondisi yang terjadi pada orang dewasa yang berusia 50 hingga 60 tahun yang didesak untuk memenuhi kebutuhan orang lansia, anak serta kemungkinan juga cucunya.
3. Open faced sandwich generation
Kondisi yang terjadi pada orang dewasa secara umum yang melibatkan dirinya untuk merawat dan mengasuh orang tua lanjut usia meskipun hal tersebut bukan pekerjaan professional mereka (seperti caregiver di panti jompo).
Apakah Menjadi Generasi Sandwich Adalah Sebuah Kutukan?
Untuk sebagian orang, menjadi generasi sandwich merupakan sebuah nasib yang kurang baik bagi mereka. Namun, prespektif ini menjadi opini masing-masing individu yang menjalaninya. Sebagian orang yang terjebak pada perekonomian rendah akan merasa bahwa menjadi seorang generasi sandwich sangat berat.
Seorang generasi sandwich pada posisi ini dituntut untuk mengalokasikan pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan orang tuanya yang tidak mempunyai penghasilan dan mungkin sudah tidak dapat bekerja lagi karena faktor usia. Alhasil, banyak orang tua memaksa anaknya untuk membiayai kebutuhan mereka meskipun kemampuan finansial sang anak tidak cukup memadai. Hal ini dapat memicu serangan psikis seperti depresi melankolis yang menyebabkan penderita merasa tidak berguna dan merasa bersalah karena tidak mampu membahagiakan orang tuanya.
Bertolak belakang dengan generasi sandwich yang mempunyai penghasilan berlimpah, mereka masih untuk memenuhi kebutuhan hiburan bahkan menabung. Seorang generasi sandwich pada posisi ini tidak akan pusing untuk membiayai orang tuanya serta keluarganya sendiri karena merasa mampu secara finansial.
Memutus Rantai Generasi Sandwich, Ada Caranya?
Tentu saja ada sobat, menjadi generasi sandwich memang tidak mudah namun bukan berarti tidak ada jalan keluar. Selalu ingat pepatah jawa yang berbunyi Alon-alon waton kelakon yang mempunyai arti bahwa kamu tidak perlu tergesa-gesa dalam bekerja. Oleh sebab itu, kamu tidak perlu terburu-buru untuk melangkah mengambil tindakan apabila kamu masih belum menyiapkan strategi yang matang. Oleh karena itu, ada beberapa tips jitu dan strategi untuk memutus rantai generasi sandwich antara lain:
Manajemen Keuangan
Menentukan besaran skala prioritas kebutuhan merupakan hal krusial bagi seorang generasi sandwich agar mampu mengalokasikan pendapatannya dengan bijak. Oleh karena itu, mulai dari sekarang kamu perlu membuat list kebutuhan pribadi dan list kebutuhan rumah seperti pembayaran rekening listrik. Hal ini akan memudahkan kamu untuk mengetahui seberapa besar pendapatanmu yang akan kamu alokasikan untuk memenuhi kebutuhan orang tuamu. Selain itu, mencatat pengeluaran dan pemasukan merupakan hal yang penting agar kamu mengetahui arah arus keuangan agar kamu tidak kecolongan.
Terbuka Mengenai Kamampuan Finansial
Keterbukaan mengenai kemampuan finansial kepada keluarga menjadi salah satu alternatif untuk memberikan pengertian mengenai kondisi keuangan kamu selama ini. Kamu harus bisa membangun chemistry dan menjaga komunikasi yang baik dengan orang tua maupun dengan keluargamu sendiri. Berikan penjelasan sejauh mana kamu bisa membantu membiayai orang tuamu dan membiayai keluargamu sendiri. Dengan ini, orang tua maupun keluargamu akan mengerti sehingga mampu menjelaskan skala prioritas kebutuhan yang harus kamu penuhi.
Mengajarkan Anak Untuk Mandiri
Orang tua harus mengajarkan anak untuk menjadi seseorang yang mandiri dan pekerja keras sejak dini. Orang tua tidak akan selalu ada untuk bisa memenuhi kebutuhan anak sehingga orang tua harus membiasakan anak untuk menabung. Selain itu, menanamkan prinsip bekerja keras juga penting agar ia tidak kaget ketika sudah dewasa berpisah dengan orang tuanya.
Memiliki Asuransi Kesehatan
Memiliki asuransi kesehatan sangat berguna untuk meringankan biaya pengobatan ketika sakit. Hal ini sebagai langkah antisipasi agar kamu tidak akan kewelahan untuk mengeluarkan biaya pengobatan yang bahkan bisa berpotensi menguras uang tabunganmu.
Investasi
Investasi merupakan kegiatan menghimpun modal pada masa sekarang dengan harapan untuk mendapatkan profit pada masa mendatang. Anak-anak millennial jaman sekarang pasti sudah tidak asing dengan jenis investasi seperti emas, reksa dana, dan saham. Ketiga jenis saham ini merupakan referensi bagi generasi sandwich dalam memulai investasi. Namun, kamu perlu mempertimbangkan pros dan cons setiap jenis investasi yang akan kamu gunakan sehingga dapat memaksimalkan profit yang kamu dapat di masa depan.
Menambah Pemasukan
Kondisi tekanan dari dua sisi menyebabkan seorang generasi sandwich harus memutar otak mencari cara lain untuk menambah pemasukan. Pemasukan yang berasal dari satu sumber atau hanya memgandalkan satu pekerjaan saja terkadang tidak mampu menutupi kebutuhan secara kesuluruhan. Oleh karena itu, kamu bisa menambah pemasukan dengan menjadi seorang freelancer maupun pekerja part time yang bisa kamu temui di internet, majalah, media social maupun informasi dari teman terdekatmu. Jadi, mulai sekarang kamu harus aktif mencari informasi lowongan pekerjaan tambahan agar pemasukanmu tidak hanya dari satu sumber saja