Masuknya Covid-19 di Indonesia pada awal maret cukup mengguncangkan dunia perindustrian, berawal dari melemahnya sektor industri memberikan dampak yang cukup besar pada sektor ekonomi, sehingga berimbas pada menurunnya perekonomian yang ada di Indonesia.
Sejak berawalnya pandemi Covid-19 hingga sekarang ini berbagai macam sektor kehidupan mengalami dampak yang cukup signifikan, mulai dari kesehatan, hukum, pendidikan, ketenagakerjaan hingga pada sektor perindustrian.
Kondisi pandemi mengakibatkan pertumbuhan sektor perindustrian di Indonesia menjadi lambat, mulai dari industri besar hingga industri kecil, tercatat dari Badan Pengawas Sosial (BPS) bahwa pertumbuhan perindustrian di Indonesia pada kuartal pertama tahun 2020 hanya pada titik 2,37 %, sungguh sangat jauh bila dibandingkan dengan kuartal pertama tahun sebelumnya.
Padahal pemerintah telah mencanangkan program pembangunan industri nasional, yaitu “Renstra Industri Indonesia (2015-2035)” pada program ini pemerintah telah memetakan strategi yang akan digunakan untuk meningkatkan perindustrian di Indonesia, mulai dari program industri hulu, industri pendukung hingga industri andalan.
Industri hulu menjadi industri dasar yang harus dibina dan dikembangkan agar nantinya dapat menjadi industri pendukung . industri ini terdiri dari industri hulu agro, industri logam dasar dan bahan galian bukan logam, serta industri kimia dasar berbasis migas dan batubara. Sedangkan industri pendukung terdiri dari industri barang modal, komponen bahan penolong dan jasa industri. Industri pendukung ini diharapkan dapat menyongkong industri andalan yang akan menjadi industri utama dalam menggerakkan roda pertumbuhan perindustrian di Indonesia.
Sedangkan industri andalan terdiri dari industri pangan, industri farmasi kosmetik dan alat kesehatan, industri tekstil, kulit, alas kaki, dan aneka, industri alat transportasi, industri elektronika dan telematika, serta industri pembangkit energi. Pemerintah sangat berharap agar Industri andalan ini dapat menjadi peningkat laju perindustrian, karena salah satu syarat suatu negara dapat dikatakan sebagai Negara maju apabila sektor perindustriannya selalu mengalami peningkatan baik itu statis maupun dinamis.
Saat ini banyak industri-industri yang mengalami penurunan pada produktivitas, penyebab turunnya produktivitas pun bermacam-macam, mulai dari menurunnya daya beli masyarakat, dan banyaknya jumlah karyawan yang di PHK, menyebabkan pendapatan masyarakat mengalami penurunan, sehingga masing-masing individu pun mulai membatasi pengeluaran hidupnya. Karena hal itu produk yang sudah ada di pasar pun tidak laku terjual, dan pabrik industri sebagai pemproduksi barang atau jasa mengalami penurunan income, karena target produksi barang di tahun 2020 tidak tercapai.
Hal kedua yang menjadi penyebab lemahnya perindustrian adalah adanya kebijakan pemerintah terkait Covid-19 yaitu pembatasan wilayah berskala besar yang wajib dilakukan di wilayah-wilayah tertentu. Dengan adanya pembatasan berskala besar, aktivitas masyarakat di luar menjadi terbatasi, sehingga hal ini pun berdampak pada aktivitas fisik dari perusahaan yang menjadi terhenti.
Meskipun demikian ternyata ada beberapa sektor perindustrian yang justru mengalami peningkatan pada saat andemi, seperti industri kesehatan, obat-obatan, masker, sarung tangan, dan lain-lain. Kebutuhan akan masker yang menjadi kewajiban bagi setiap warga Negara menjadi penyebab utama meningkatnya produktivitas dari industri tersebut.
Selain industri kesehatan, industri lain yang mengalami peningkatan adalah industri makanan, banyak masyarakat yang mulai beralih ke makanan-makanan lokal yang lebih mudah untuk dijangkau, baik itu dari segi wilayah maupun segi ekonomi. Itulah realita industri yang terjadi saat ini.
Melihat penurunan industri yang sangat jauh pada kuartal pertama di tahun 2020, membuat pemerintah memberikan berbagai macam treatmen sebagai bentuk upaya penanganan pada aspek perindustrian. Diantara treatmen yang dilakukan adalah dengan relaksasi modal, yaitu dengan memberikan berbagai bantuan pada sektor perindustrian, dengan adanya relaksasi modal ini diharapkan dapat menaikkan jumlah presentasi pada kuartal kedua.
Upaya lain yang dapat dikakukan untuk mempertahankan perindustrian sekaligus perekonomian, diantaranya yaitu dengan memanfaatkan dan mengembangkan potensi industri besar yang ada pada suatu wilayah. Misalnya seperti Jakarta, salah satu industri besar yang ada di Jakarta adalah industri informasi dan komunikasi, industri ini harus ditingkatkan untuk menopang industri kecil lainnya, sehingga industry yang terancam mati akan tertolong.
Selain memanfaatkan industri besar, upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan menjalin regulasi antar kerja yang terkoneksi, seperti koneksi antara industri makanan halal dan toyib dengan industri kesehatan, dan lain sebagainya.