Mungkin Anda salah satu orang yang selama ini seringkali merasa sungkan atau nggak enak terhadap orang lain. Meski Anda tahu itu merugikan diri sendiri, tetapi Anda tetap saja melakukan. Simak penjelasannya berikut ini.

Kalau Anda sering merasa bertanggung jawab atas kebahagiaan orang lain, merasa bahwa setiap orang yang Anda temui tidak boleh kecewa, atau Anda tidak mau menyakiti perasaan orang lain. Ternyata perasaan itu tidak sehat bagi diri kita sendiri.
Pada akhirnya Anda tidak berani menolak permintaan orang lain, tidak berani berpendapat, tidak tegas dalam memilih keputusan bagi hidup Anda. Mungkin Anda termasuk golongan yang dikenal dengan people pleaser.
People pleaser merupakan orang yang merasa bahwa semua orang didekatnya harus bahagia, bahwa menyenangkan semua orang adalah tugasnya.
Padahal hal itu sangat menyiksa diri sendiri, Anda tahu itu salah tapi Anda merasa tidak punya pilihan lain. Ada yang sering merasa seperti itu?
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai bagaimana cara mengatasinya, kita identifikasi dulu apa penyebab rasa nggak enakan yang ada dalam diri kita.
Penyebab Rasa Nggak Enakan
Faktor Orang Tua
Nggak enakan ini mungkin jauh sudah terbentuk pada diri Anda ketika masih berusia dini. Faktor orang tua dan lingkungan memang membawa pengaruh yang besar bagi proses pendewasaan diri kita.
Biasanya orang tua tanpa sadar sering memiliki ekspektasi berlebihan terhadap anaknya. Dan mereka mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Alhasil anak-anak pun tumbuh menjadi orang yang tidak lagi mementingkan apa yang dia inginkan, melainkan selalu menebak-nebak apa yang orang tuanya inginkan, apa yang membuat mereka bangga dan bahagia.
Pada prosesnya Anda pun jadi tidak berani atau susah mengemukakan pendapat pribadi, takut itu bukanlah hal yang penting bagi orang lain, takut itu adalah hal yang salah untuk diutarakan.
Mungkin orang tua juga sering tidak memberikan apresiasi terhadap apa yang Anda raih selama ini. Mereka masih saja mengganggap diri Anda anak-anak yang tidak perlu ikut campur dalam suatu masalah.
Ada beberapa dampak yang Anda alami, yaitu :
-
Perilaku yang tidak sehat
Keengganan atau keraguan diri Anda untuk mengemukakan pendapat disebabkan karena Anda berpikir jika tidak setuju terhadap sesuatu bisa jadi itu malah akan membebani orang lain. Anda pun berusaha untuk tidak menonjolkan diri yang sesungguhnya dan berakhir pada upaya-upaya yang hanya membuat orang lain bahagia.
Sekilas memang tampak menyenangkan ketika kita berusaha sepakat dengan orang lain dengan mengabaikan perasaan dan pendapat pribadi diri kita. Tetapi hal itu justru yang akan merusak diri Anda sendiri.
Apapun alasannya, sebenarnya sikap ini tidak baik bagi kesehatan mental Anda. Karena Anda pun jadi kehilangan jati diri dan tidak tahu tujuan hidup Anda yang sebenarnya.
Pada akhirnya Anda hanya akan bergantung pada orang lain secara emosional. Ukuran kebahagiaan Anda bukan lagi dari diri Anda sendiri tetapi bagaimana menurut orang lain, yang justru ini jelas diluar kendali Anda.
Hidup Anda pun akan lebih mudah dikooptasi oleh orang lain karena Anda kehilangan sense of autonomy, yaitu perasaan yakin dapat mengontrol keputusan dalam hidup.
-
People pleasing tidak membuat semua pihak bahagia
Dampak kedua ini ternyata apa yang Anda usahakan untuk menyenangkan orang-orang terdekat Anda dengan mengabaikan kebahagiaan diri Anda sendiri sebenarnya malah justru pada akhirnya tidak membuat mereka bahagia.
Karena pada saatnya nanti mereka yang coba Anda senangkan bisa menyesali keputusannya dan Anda pun merasa kecewa. Keduanya pun akhirnya tidak berujung bahagia.
Contohnya pada kasus hubungan anak dan orang tua saat memilih Pendidikan. Misalkan Anda ingin melanjutkan ke luar kota atau ke luar negeri tapi orang tua tidak setuju. Pda akhirnya anak mengikuti keinginan orang tuanya. Dan setelah lulus ternyata anak tidak kunjung mendapatkan pekerjaan dan orang tua pun kecewa.
Akan berbeda bila anak tetap mengikuti keinginannya dan berjuang keras mendapatkan pekerjaan sesuai Pendidikan yang dia tempuh.
Dampak lainnya ketika anak hidup di luar rumah tanpa orang tua, maka mereka pun akan membutuhkan validasi dari orang-orang di sekitar. Bahkan parahnya sering kali meminta orang lain bertanggung jawab untuk memberi keputusan dalam hidupnya, yang sebenarnya itu tidak menjadi keinginan orang lain tersebut.
Orang lain pun tidak akan tahu apa yang sebenarnya diinginkan.
-
Menurunkan kepercayaan diri
Kepercayaan diri akan semakin menurun ketika seseorang tidak bisa lepas dari rasa people pleasing. Dan pada akhirnya dia akan bersikap acuh tak acuh pada hidupnya karena berpikir memang seperti itulah dirinya, tidak percaya diri, dan limiting believe lainnya yang negative.
Cara Mengatasi Rasa Nggak Enakan
-
Tentukan prioritas hidup
Awali dengan beberapa pertanyaan yang mengarah pada prioritas hidup Anda, seperti apa yang sebenarnya membuat Anda bahagia, apa yang Anda inginkan, apa yang ingin Anda lakukan.
Setelah itu cobalah untuk konsisten ketika sudah menemukan jawaban-jawaban Anda. Karena itulah tujuan hidup Anda. Sehingga Anda pun memiliki batasan-batasan apa yang harus Anda lakukan dan tidak Anda lakukan. Berdasarkan skala prioritas yang Anda buat tadi mengenai diri Anda.
-
Meningkatkan kepercayaan diri secara internal
Jika selama ini Anda merasa percaya diri karena ketergantungan Anda secara emosional terhadap orang lain. Inilah saatnya Anda mengubah sumber kebahagiaan atau validasi eksternal selama ini.
Caranya kembangkan apa yang menjadi kemampuan Anda sehingga meningkatkan kepercayaan diri Anda. Cukup dengan merasa lebih baik menjadi diri Anda sendiri disetiap harinya.
-
Anda tidak harus menyenangkan semua orang
Berhentilah berpikir untuk menyenangkan semua orang. Anda bukanlah orang yang seharusnya bertanggung jawab terhadap kebahagiaan orang lain.
Yang harusnya bertanggung jawab terhadap kebahagiaan orang lain adalah diri mereka sendiri. Begitu pula dengan kebahagiaan diri Anda, Anda lah yang bertanggung jawab.
Mereka bahagia atau tidak adalah tanggung jawab diri mereka sendiri dan hanya mereka yang bisa mengontrol. Mau sebaik apapun Anda, mau seberapa keras Anda selalu bersikap baik kepadanya, kalau diri mereka tidak mengijinkan Bahagia maka itu diluar batas kemampuan diri Anda.
Bedakan antara persetujuan dan kebahagiaan. Ketika Anda mendapat persetujuan atau validasi orang lain, itu bukan hal yang lantas bisa membuat Anda bahagia.
-
Bersikap asertif
Asertif adalah kemampuan untuk mengekspresikan pendapat dan perasaan Anda dengan mempertimbangkan perasaan lawan bicara.
Jadi kalau Anda berpikir bahwa tidak menyenangkan orang lain adalah tindakan jahat atau buruk yang bisa menyakiti orang lain, maka Anda bisa mengambil sikap asertif sebagai jalan tengahnya.
Dengan begitu Anda bisa mencari win-win solution bagaimana Anda tetap bisa mengemukakan pendapat Anda tanpa membuatnya tersakiti.
Lalu bagaimana caranya bersikap asertif?
- Hindari mendeskripsikan perilaku seseorang yang tidak spesifik, seperti mengatakan bahwa dia menyebalkan, menjengkelkan.
- Jelaskan dengan sudut pandang Anda. Setelah Anda bertanya atas sikapnya yang membuat Anda tidak nyaman lalu jelaskan juga bagaimana pendapat Anda secara personal.
- Jelaskan apa yang Anda inginkan. Jelaskan apa yang ingin atau tidak ingin Anda lakukan. Pertimbangkan juga pendapat lawan bicara Anda.
-
Berani untuk berkata “tidak” dan jangan ragu bersikap tegas
Jangan ragu untuk menolak atau berkata “tidak” terhadap hal-hal yang memang tidak Anda ingin lakukan. Beri penjelasan kenapa Anda menolak.
Bersikap tegas juga perlu Anda lakukan ketika Anda merasa permintaan orang lain sudah melewati batas prioritas Anda. Jangan sampai Anda merasa nggak enak yang akhirnya malah menyusahkan diri Anda sendiri.
Tips-tips di atas mungkin tidak selamanya tepat sasaran. Namun yang perlu Anda sadari adalah bahwa komunikasi dua arah itu sangat penting.
Ketika menyatakan pendapat pribadi Anda, jangan lupa untuk memberikan kesempatan orang lain untuk berpendapat. Kemudian pertimbangkan dari sudut lawan bicara.
Jika dengan cara itupun lawan bicara Anda masih tidak mau mengerti, dia jadi merasa bersalah, sering minta maaf dan akhirnya menjauh, maka mungkin sudah saatnya Anda dan dia untuk memutuskan lebih baik jalan masing-masing. Karena pembicaraan sudah tidak sehat lagi, daripada yang ada malah saling merasa nggak enak.
Itulah 5 tips yang bisa Anda coba mulai praktekkan untuk mengatasi rasa nggak enakan. Ingat bahwa perilaku menyenangkan semua orang tidak akan berujung bahagia, baik bagi diri Anda maupun orang lain.