Terhindar dari Krisis Ekologi, Pentingnya Membangun Lingkungan Berkelanjutan

Ekologi secara sederhana dapat diartikan sebagai proses interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup yang lain atau dengan lingkungannya. Kondisi lingkungan yang baik akan berdampak pada pola interaksi yang baik pula. Kesadaran tentang membangun ekologi yang dapat memberikan manfaat bagi kehidupan harus dipupuk sedini mungkin. Salah satu terhindar dari krisis ekologi dengan cara membangun lingkungan yang berbasis pada konsep berkelanjutan.

Lingkungan berkelanjutan perlu disertakan disetiap agenda pembangunan ekonomi. Sintem ekonomi yang bekerja hari ini adalah kapitalisme dan modernisme. Kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada pemupukan modal dan menyerahkan mekanisme ekonomi pada pasar bebas. Kosep kapitalisme ini dalam praktiknya kerap melakukan ekspansi secara besar-besaran terhadap Sumber Daya Alam (SDA). Ekspansi terhadap SDA skala luas tersebut biasanya  merupakan ekspansi pada bahan baku atau bahan mentah produksi dengan memonopoli pasar. Selain ekspansi terhadap sumber daya dan pasar, pembangunan ekonomi dengan model seperti ini mengandaikan tenaga kerja dengan buruh yang minim.

Dampak dari praktik ekonomi seperti itu adalah krisis ekologi. Interaksi mahkluk hidup dengan lingkungan sekitar dan makhluk lainnya akan terganggu dan cenderung berdampak buruk di masa depan. Oleh karena itu, penting sekali untuk menciptakan iklim ekonomi yang baik dengan membangun lingkungan yang mempunyai konsep berkelanjutan. Tapi, yang menjadi pertanyannya, bagaimana lingkungan yang berbasis pada konsep berkelanjutan  dapat dibangun? Beberapa poin di bawah ini merupakan strategi atau hal-hal yang harus diperhatikan dalam membangun konsep lingkungan berkelanjutan.

  • Berpijak pada Sosial Budaya Setempat

Pembangunan ekonomi yang tidak berpijak pada kondisi sosial budaya setempat merupakan suatu bentuk antroposentrisme. Antroposentrisme adalah penilaian terhadap lingkungan atau budaya tertentu dengan menggunakan sudut pandang dari luar dan tidak berpijak pada nilai-nilai yang berlaku di sekitarnya. Manusia sebagai subjek sekaligus objek pembangunan penting untuk mempertimbangan adat, agama, serta nilai-nilai yang berlaku di sekitar lingkungan yang hendak dijadikan sebagai bagian dari pembangunan ekonomi.

Dalam konsep ini, pembangunan konomi harus berbasis pada kearifan lokal sebab hal itu merupakan potensi nyata yang dimiliki oleh suatu daerah. Memaksakan budaya luar dalam menilai budaya lingkungan sekitar yang berlaku merupakan suatu kesalahan. Masyarakat setempat yang memiliki peran penting dalam membangun lingkungan dan ekonominya sebab masyarakat dapat mengetahui peran yang harus dilakukan dalam lingkungannya.

  • Biofisik

Biofisik merupakan bagian penting dalam membangun lingkungan yang berkelanjutan dan oleh karena itu harus dipelihara dengan baik. Contohnya, pembangunan ekonomi harus mempertimbangkan flora dan fauna yang ada dalam lingkungan tersebut. Hutan sebagai ruang hidup manusia dan makhluk hidup lainnya tidak boleh dikesampingkan dalam agenda-agenda pembangunan. Hutan menyediakan kebutuhan bagi mahkluk hidup berupa oksigen dan sumber makanan.

Penebangan hutan skala luas dalam membangun ekonomi merupakan suatu kesalahan dan tidak berpijak pada konsep lingkungan berkelanjutan. Penebangan hutan mengakibatkan pula pada pemanasan global, lalu hewan-hewan yang hidupnya di dalam hutan akan terancam. Bahkan kalau praktik ekonomi tersebut terus berlanjut, hewan-hewan akan semakin berkurang dan implikasi yang terbesar adalah kepunahan. Oleh sebab itu, pembangunan ekonomi harus didasarkan pada kelestarian biofisik, berupa flora dan fauna yang harus dijaga agar sistem kehidupan menjadi seimbang.

  • Menindak Tegas Pelaku Perusakan Lingkungan

Kerusakan lingkungan selain diakibatkan secara alamiah, disebabkan juga oleh prilaku manusia. Produksi ekstraktif Sumber Daya Alam (SDA) secara luas tidak terlepas dari peran manusia yang semakin memperburuk krisis ekologi. Oleh karena itu, bagi setiap orang atau kelompok yang melakukan perusakan lingkungan harus diberi sanksi. Negara memiliki peranan utama dalam menghukum dan menindak tegas peluku tersebut.

Tanpa adanya efek jera terhadap pelaku perusakan lingkungan, maka krisis ekologi akan terus berlanjut dan kehidupan manusia, alam, dan lingkungan akan semakin memburuk. Peran masyarakat dalam menghentikan perusakan lingkungan juga menjadi penting. Setiap orang di lingkungannya harus saling mengingatkan tentang pentingnya membangun lingkungan berkelanjutan. Dengan perkataan lain, harus ada tindakan tegas secara vertikal yakni negara yang terjun dan menindak tegas pelaku perusakan lingkungan. Di sisi lain, perlu juga tindakan horizontal, yakni masyarakat bersama-sama membangun kesadaran dalam merawat lingkungan dan pemperlakukannya sebagai bagian dari kehidupan mereka.

  • Internalisasi Biaya Kerusakan Lingkungan

Tidak hanya menindak tegas pelaku kerusakan lingkungan, tetapi pelaku juga harus bertanggung jawab dalam mengembalikan lingkungan yang telah dirusaknya. Pemulihan lingkungan yang telah dirusak biayanya harus ditanggung oleh pelaku tersebut. Hal itu dikarenakan mereka yang paling bertanggung jawab dalam perusakan lingkungan.

Peraturan tentang biaya kerusakan lingkungan yang harus ditanggung oleh pelaku sebenarnya sudah diatur oleh pemerintahan. Dalam UU Nomor 40 Tahun 2007 menunjukan bahwa adanya tanggung jawab sosial bagi setiap pelaku perusakan lingkungan. Peraturannya sudah ada, tinggal konsistensi untuk merealisasikannya.

  •  Mencegah Sedini Mungkin

Pencegahan kerusakan lingkungan harus dimulai sedini mungkin. Kesadaran-kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan harus dipupuk sejak anak-anak. Lingkungan sekitar memiliki peran penting dalam membentuk kesadaran tersebut. Pencegahan dini juga berlaku jika lingkungan rusak, tidak boleh menunggu hingga kerusakannya itu meluas. Dengan perkataan lain, pemulihan lingkungan harus diboleh ditunda.

Demikian beberapa poin solusi untuk membangun lingkungan yang berbasis pada konsep keberlanjutan. Lingkungan yang baik akan berdampak pada kehidupan manusia dan secara luas pada makhluk hidup. Lingkungan tidak boleh dianggap sebagai objek yang bisa sesuka hati kita eksploitasi. Lingkungan harus dilihat sebagai subjek, yakni kita harus menanamkan kesadaran bahwa lingkungan merupakan bagian dari diri sendiri yang harus dirawat. Apabila lingkungan tidak dirawat, maka sama saja kita tidak suka dan cinta terhadap diri sendiri.

Loading

Kunjungi juga website kami di www.lpkn.id
Youtube Youtube LPKN

Avatar photo
Yuris Fahman Zaidan

Lulusan Program Magister Cultural Studies (M.Hum) Pascasarjana Universitas Padjadjaran. Memiliki ketertarikan lebih dalam bidang budaya dan sosial.

Artikel: 5

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *