https://greatedu.co.id/

MARI MENGENAL SEPUTAR BENCANA DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA.

Tak terasa tahun sudah berganti. Negara tercinta ini tampaknya sedang dilanda berbagai macam ujian dari Tuhan. Mulai dari pandemi virus Corona yang sudah berjalan sejak tahun 2020 pada bulan Mei yang terus berlanjut hingga saat ini, dan di awal tahun 2021, terdapat bencana dimulai dengan Tanah Longsor di Garut, gempa bumi di mamuju dan majene, banjir di kalimantan selatan, dan baru-baru ini terdapat berita tentang gunung semeru yang mengeluarkan erupsi.

Sebenarnya, jika kita analisis bersama. Setiap tahun di bulan Januari memang sering terjadi bencana mengingat bulan Januari di Indonesia memasuki musim penghujan. walaupun memang sepenuhnya tidak tergantung dengan iklim dan cuaca, namun itu memberi pengaruh setidaknya 20 persen.

dilansir dari Tirto.id, para ilmuwan memprediksi bahwa lebih banyak cuaca ekstrem saat suhu bumi menghangat. mengingat saat ini sering terjadi pemanasan global. Bumi memanas lebih cepat daripada masa lalu menurut penelitian para ilmuwan. Musim panas umumnya memang terjadi di banyak wilayah di dunia, tetapi pemanasan global menyebabkan rata-rata suhu Bumi meningkat. Radiasi matahari, kimiawi atmosfer, awan, dan biosfer semuanya mempengaruhi iklim Bumi. 

Seiring perubahan iklim global, pola cuaca harian juga berubah. Meskipun tidak serta merta perubahan cuaca harian dipengaruhi perubahan iklim, tetapi pola cuaca ini bisa digunakan untuk memprediksi perubahan iklim dan sebaliknya.

Sebelum kita menuju topik utama, alangkah baiknya jika kalian mengerti seputar dari bencana di Indonesia.

LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara yang rawan bencana. Dari segi keanekaragaman hayati menduduki peringkat ketiga setelah Brazil dan Kolombia. Dari segi kegunungapian merupakan lokasi gunung api yang paling aktif di dunia dan merupakan pertemuan lempeng tektonik di dunia yang berpotensi menimbulkan bencana letusan vulkanik, gempa, dan tsunami. Pada posisi yang demikian Indonesia merupakan wilayah dengan predikat dilalui sabuk api atau ring of fire.

Mengingat hal tersebut, tidak menutup kemungkinan bahwa negara kita ini sangat rentan terjadi bencana alam. Bencana adalah suatu peristiwa atau kejadian pada sesuatu yang dapat mengakibatkan ekologi, kerusakan dan kerugian. 

FASE-FASE BENCANA

  1. Fase Pre-Impact yakni tahap awal dari bencana. Fase ini dilakukan persiapan baik oleh pemerintah, lembaga maupun warga masyarakat.
  2. Fase Impact merupakan fase terjadinya klimaks atau puncak dari suatu bencana dimana manusia dengan sekuat tenaga mencoba untuk bertahan hidup.
  3. Fase Post-Impact yakni saat dimulainya perbaikan dan penyembuhan dari fase yang telah terjadi, juga tahapan dimana masyarakat mulai berusaha kembali pada fungsi komunitas normal. 

Disini kita akan membahas mengenai fase pertama dan ketiga.

APA ITU MITIGASI?

Fase yang pertama yakni fase Pre-impact atau tahap awal dari bencana yang bisa kita kenal dengan Mitigasi atau Pencegahan. Menurut artikelsiana.com, Pengertian mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. 

Penanganan bencana saat ini lebih bersifat responsif dibanding preventifnya. Penanganan bencana harus dititikberatkan pada pencegahan. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan mitigasi perlu terus ditingkatkan mengikuti perkembangan.

Bencana timbul karena adanya pemicu bencana. Pemicu ini diakibatkan adanya resiko bencana dan resiko bencana ini dilahirkan oleh bahaya dan kerentanan. 

Bahaya akan dapat berubah menjadi bencana namun juga dan tidak jika kita mampu untuk mengatasi dengan cara mencegah atau menghindarinya. Kerentanan yaitu keadaan atau sifat/perilaku manusia atau masyarakat yang menyebabkan ketidakmampuan menghadapi bahaya atau ancaman. Kerentanan ini dapat bersifat fisik, ekonomi dan sosial.

Kerentanan dapat dikurangi dengan meningkatkan kemampuan yakni:

  • membuat aturan dan pedoman
  • mematuhi aturan dan tata ruang
  • menghentikan kebiasaan yang buruk
  • membuat bangunan yang tahan dan mampu menghadapi bahaya atau ancaman
  • melakukan pelatihan, pendidikan dan gladi. 

Untuk menekan terjadinya bencana, kita bisa melakukan upaya manajemen bencana yaitu kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan berkaitan dengan bencana yang dilakukan pada sebelum, saat dan setelah bencana.

Pencegahan contohnya melarang pembakaran hutan dalam perladangan atau penambangan batu di daerah yang curam.

Mitigasi terdapat 2 bentuk yaitu mitigasi struktural seperti membuat cekdam, bendungan, tanggul sungai, dll; dan non struktural seperti peraturan, tata ruang, pelatihan termasuk spiritual.

Mitigasi memiliki prinsip-prinsip yaitu:

  1. bencana adalah titik awal upaya mitigasi bagi bencana serupa berikutnya.
  2. upaya mitigasi itu kompleks, saling tergantung dan melibatkan banyak pihak.
  3. upaya mitigasi aktif lebih efektif.
  4. jika sumberdaya terbatas, prioritas harus diberikan kepada kelompok yang lebih rentan.
  5. upaya mitigasi memerlukan pemantauan dan evaluasi terus menerus untuk mengetahui perubahan situasi.

Mitigasi juga memiliki strategi yaitu: 

  1. mitigasi harus diintegrasikan dalam program pembangunan yang lebih besar.
  2. pemilihan upaya mitigasi harus didasarkan atas biaya dan manfaat.
  3. mitigasi harus menunjukkan hasil yang segera tampak agar diterima masyarakat.
  4. upaya mitigasi dimulai dari yang mudah dilaksanakan segera setelah bencana.
  5. mitigasi dilakukan dengan cara meningkatkan kemampuan lokal dalam manajemen dan perencanaan.

Komponen Mitigasi:

  1. peraturan perundangan
  2. pemberian insentif
  3. pelatihan dan pendidikan
  4. kepedulian masyarakat
  5. pengembangan kelembagaan
  6. sistem peringatan
  7. sistem budidaya pertanian
  8. mitigasi struktural

UPAYA PENANGGULANGAN BENCANA

Konsep penanggulangan bencana telah mengalami pergeseran paradigma  dari konvensional yakni anggapan bahwa bencana merupakan kejadian yang tidak terelakkan dan korban harus segera mendapatkan pertolongan, ke paradigma pendekatan holistic yakni menempatkan bencana dalam tata kerangka manajerial yang dikenali dari bahaya, kerentanan serta kemampuan masyarakat.

Koordinasi Lembaga Penanganan Bencana terdiri dari beberapa tingkat:

  • Nasional = Badan koordinasi nasional penanganan bencana dan penanganan pengungsi
  • provinsi = satuan koordinasi pelaksana penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi
  • kabupaten = satuan pelaksana penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi
  • kecamatan = satuan tenaga penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi
  • kelurahan = pertahanan sipil atau kelompok masyarakat penanggulangan bencana.

 

Upaya penanggulangan dampak bencana dilakukan melalui pelaksanaan tanggap darurat dan pemulihan kondisi masyarakat. Upaya ini dapat dilakukan dengan 3 tahapan yaitu:

1. Tahap Tanggap Darurat

Tahap ini bertujuan membantu masyarakat yang terkena bencana langsung untuk segera dipenuhi kebutuhan dasarnya paling minimal.

 

2. Tahap Rehabilitasi

Tahap ini bertujuan untuk mengembalikan dan memulihkan fungsi bangunan dan infrastruktur yang mendesak dilakukan untuk menindaklanjuti tahap tanggap darurat yang sangat diperlukan.

 

3. Tahap Rekonstruksi

Tahap ini bertujuan untuk membangun kembali kawasan yang terkena bencana dengan melibatkan semua masyarakat, perwakilan lembaga swadaya masyarakat, dan dunia usaha.

Mengingat tidak semua warga bisa ikut terjun ke lokasi bencana untuk melakukan penanggulangan, kalian yang lokasinya jauh bisa untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan donasi untuk lokasi terdampak. 

Banyak masyarakat menyebarkan berita di sosial media untuk melakukan donasi bersama. Kalian bisa ikut serta dalam kegiatan ini sebagai wujud kebersamaan dan saling membantu satu sama lain.

Sekiranya ulasan diatas dapat membantu para pembaca untuk mengetahui seputar bencana dan cara penanggulangannya. Semoga bencana di negara kita ini segera mereda agar kita semua dapat kembali melakukan aktivitas seperti semula.

SUMBER:

  1. Dipna Videlia Putsanra, 5/11/2019/ “Apa Perbedaan Iklim, Cuaca, dan Kaitannya dengan Climate Change”, https://tirto.id/apa-perbedaan-iklim-cuaca-dan-kaitannya-dengan-climate-change-elaz, Diakses tanggal 18/1/2021.
  2. Zaenuddin, 26/7/2020, “Pengertian Mitigasi dan Penjelasannya”, https://artikelsiana.com/pengertian-mitigasi-tahap-penanganan/, Diakses tanggal 18/1/2021
  3. Muhammad, Andi., dkk., 2014, Upaya-upaya dalam Penanggulangan Bencana dan Paradigma Baru Penanggulangan Bencana, Makalah Manajemen Bencana, Palembang.
  4. Hanafi, F., Pencegahan dan Mitigasi, Jawa Timur.
  5. Gambar dari https://greatedu.co.id/greatpedia/sumbar-wacanakan-mitigasi-bencana-masuk-kurikulum-sma

Loading

Kunjungi juga website kami di www.lpkn.id
Youtube Youtube LPKN

Avatar photo
Desiwy

Mahasiswi yang Menyukai Dunia Tulisan :)

Artikel: 18

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *