Passion for Knowledge: Strategi Menuju Kehidupan yang Lebih Baik
“Knowledge is like a garden; if it is not cultivated, it cannot be harvested”—Peribahasa Afrika
Kutipan menarik tentang pengetahuan tersebut saya temukan dalam buku berjudul Citizen 4.0 karya Hermawan Kartajaya. Memang, saat ini pengetahuan menjadi suatu hal yang penting untuk amunisi dalam menjalani kehidupan. Bahkan, sebagian ilmuwan mengatakan bahwa pengetahuan dinilai lebih berharga dibanding dengan harta.
Seperti halnya dengan kata Ali bin Abi Thalib, “Ilmu lebih utama dari harta. Sebab ilmu adalah warisan para nabi, adapun harta adalah warisan dari Qorun, Fir’aun dan lainnya. Ilmu akan menjaga kamu, tapi kalau harta, kamulah yang menjaganya.”
Kembali ke kutipan dari peribahasa Afrika tadi. Kartajaya (2019) menjelaskan analogi tersebut secara rinci dalam bukunya. Bahwa pengetahuan memang ibarat taman yang kondisinya sangat tergantung pada apa yang dilakukan oleh pemiliknya. Jika pemilik rajin menanam dan merawatnya, maka taman tersebut akan tumbuh subur, indah dan semakin beraneka ragam. Anda pun bisa menikmati hasilnya dengan memuaskan di kemudian hari.
Lain halnya jika Anda hanya menanam tanpa memberi perawatan yang baik, maka taman tersebut akan gersang, tandus dan mati. Setelah itu, justru Anda-lah yang akan memanen kerugian.
Hal ini sama saja dengan pengetahuan. Jika kita rajin mencari, dan merawat pengetahuan tersebut dengan baik dan bijak, maka kita dapat memanen hasilnya di kemudian hari. Entah kapan itu terjadi, yang jelas suatu saat pengetahuan tersebut akan berguna untuk memudahkan kehidupan kita.
Namun, agar pengetahuan yang kita dapatkan bisa berguna secara optimal, maka diperlukan usaha yang konsisten dan berkelanjutan. Seperti halnya dengan merawat taman, kita perlu menanam, menyiram, memupuk dan lain-lain. Pengetahuan pun juga perlu pengelolaan yang demikian. Sehingga, setiap harinya kita perlu menambahkan hal-hal baru untuk merawatnya secara berkala.
Jika orang merasa malas untuk mencari dan merawat pengetahuan, maka sama saja dengan membiarkan taman tersebut mati. Sebab, pengetahuan akan sangat berguna di masa depan. Jika pengetahuan yang diperoleh sedikit, maka sedikit pula hal yang bisa dilakukan. Hal ini tentu memang logis.
Misalnya, seseorang yang tidak mampu mengoperasikan teknologi seperti smartphone, maka ia akan sulit untuk mengembangkan apa yang menjadi pekerjaannya. Saat ini sudah banyak orang yang berjualan secara online untuk mendapatkan pasar yang lebih luas dan omset yang lebih besar. Lalu, bagaimana nasib orang yang tidak bisa menggunakan cara berbisnis digital? Tentu tantangan yang dilalui akan jauh lebih sulit. Bisa jadi, usahanya tidak akan mampu menyentuh pasar luas, sulit mendapatkan pelanggan, pendapatan yang tidak tentu dan lain sebagainya.
Meskipun ada kutipan yang mengatakan, “rezeki sudah ada yang mengatur,” akan tetapi kita sebagai manusia harus terus berikhtiar. Dan salah satu ikhtiar tersebut bisa kita wujudkan melalui penguasaan teknologi.
Meskipun orang yang memiliki kemampuan mengoperasikan smartphone memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk hidup maju, hal ini bukan berarti ia dapat terhindar dari berbagai informasi atau pengetahuan hoax. Seperti yang kita tahu bahwa saat ini telah terjadi ledakan informasi yang begitu pesat.
Hal ini membuat informasi yang beredar di internet sangat beragam, dari yang valid hingga yang tidak valid. Oleh karena itu, penting sekali mengorganisir informasi agar menjadi pengetahuan yang sehat. Pengetahuan yang sehat adalah pengetahuan yang mengandung informasi valid dan telah terbukti kebenarannya, sumbernya dan penciptanya. Jadi, pengetahuan tersebut dapat dipercaya oleh massa dan dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Data, Informasi, Knowledge dan Wisdom.
1. Data
Data merupakan segala sesuatu yang berhasil kita raih. Data bisa berupa suara, bau, cahaya, sinyal, atau tanda apapun. Akan tetapi, data tersebut hanya bersifat “mentah” dan tidak akan memiliki nilai guna jika tidak diolah sedemikian rupa. Oleh karenanya, penting sekali untuk mendapatkan data yang lengkap agar potongan-potongan informasi dapat tersusun dengan baik dan rapi.
2. Informasi
Informasi merupakan data yang telah diolah dan sudah memiliki nilai guna. Dengan adanya informasi, kita dapat menjawab berbagai pertanyaan seperti apa, mengapa, berapa, siapa, di mana, dan kapan. Seperti halnya dengan data, informasi pun juga terdiri dari berbagai bentuk, misalnya seperti buku, artikel, jurnal, internet dan lain-lain.
3. Pengetahuan
Pengetahuan adalah perpaduan antara data dan informasi yang sudah mengalami proses eksekusi. Agar bisa memperoleh pengetahuan anng lebih berguna, maka informasi perlu dipadu dengan opini, skill dan pengalaman.
Agar bisa menguasai pengetahuan tertentu, diperlukan usaha keras dan berkesinambungan. Bahkan, ada banyak profesi yang memiliki honor besar karena memiliki pengetahuan tertentu. Misalnya saja, saat ini sudah banyak lembaga training atau pelatihan tertentu yang ongkosnya mahal karena mereka memiliki keahlian dan pengetahuan yang terkait.
4. Wisdom
Pada dasarnya, wisdom merupakan akumulasi dari konsep pengetahuan yang telah kita pelajari sebelumnya. Namun, bukan hanya sekadar memahami, orang yang memiliki tingkat knowledge tinggi akan mampu mengambil keputusan terbaik dan dapat menyesuaikannya dengan berbagai kondisi.
Seseorang dapat meraih wisdom ketika mampu memanfaatkan knowledge untuk memecahkan persoalan secara anti mainstream. Seperti yang kita tahu, terkadang ada orang yang mampu memecahkan suatu permasalahan dengan melakukan hal yang di luar batas umum. Orang tersebut melakukan sesuatu yang dapat menjadi jalan keluar bagi dirinya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya.
Kartawijaya (2019) juga menambahkan bahwa wisdom bukan hanya sebatas memahami knowledge dan mengimplementasikannya pada kehidupan. Lebih dari itu, wisdom dapat berguna untuk membedakan mana hal etis dan yang tidak etis, mana yang penting dan mana yang tidak, serta mana yang valid dan mana yang tidak.
Setiap orang memiliki wisdom yang unik dengan porsi yang berbeda-beda. Itulah mengapa wisdom sangat sulit diterka dan diukur secara kalkulatif karena sifatnya yang sangat abstrak. Kombinasi Sempurna antara Data, Informasi, Knowledge dan Wisdom.
Dengan mengetahui penjabaran di atas, kita menjadi tahu bahwa data, informasi, knowledge dan wisdom sangat penting untuk meningkatkan kapabilitas diri. Jika dicermati lebih lanjut, keempat elemen tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yakni data, informasi, dan knowledge sebagai apa yang kita dapat pada masa dulu dan masa sekarang. Sedangkan wisdom lebih mengacu pada rencana atau konsep yang disusun untuk kebaikan di masa depan.
Kehidupan yang lebih baik tidak hanya bisa dicapai hanya dengan mengandalkan masa lalu dan masa sekarang. Masa depan yang cerah dapat kita raih apabila mampu memanfaatkan wisdom secara tepat dan cermat.
Perlu diketahui bahwa melakukan sesuatu yang sama secara berulang dan mengetahui banyak hal secara mendalam tak lantas membuat kita bisa jadi pemilik masa depan yang baik. Kita baru bisa mengubah masa depan jika sudah mempunyai kesadaran (literasi), kemampuan beradaptasi, dan intuisi untuk mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi berbagai persoalan.
Agar bisa mencapai wisdom yang lebih tinggi, anda bisa memulainya dengan memperoleh data, informasi dan knowledge yang tepat. Dengan begitu, wisdom tersebut dapat lebih bermanfaat untuk digunakan di masa depan.