Apa Penyebab Bencana Alam di Indonesia Sepanjang Januari 2021? Total Mencapai 263 Bencana. Simak Ulasannya Berikut Ini!

Bencana alam menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan kesusahan, kerugian, penderitaan, berupa kecelakaan, dan bahaya. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada website bnpb.go.id, bencana adalah suatu rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam maupun faktor non alam (faktor manusia), akibatnya menimbulkan korban jiwa, kerusakan lingkungan, kehilangan harta benda, dan dampak psikologis. Dalam pembahasan kali ini, hanya akan dibahas mengenai bencana alam.

Bencana alam adalah suatu bencana atau serangkaian peristiwa yang disebabkan karena faktor alam (perubahan cuaca, iklim, dan lain-lain). Bencana alam dapat berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, tanah longsor, dan lain sebagainya. Bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan tanggal kejadian, lokasi terjadinya, jenis bencana, jumlah korban dan jumlah kerusakan yang melanda satu atau lebih wilayah di seluruh dunia, hal ini dikatakan kejadian bencana.

Bencana alam di Indonesia sangat beragam, mulai dari banjir, tsunami, gempa bumi, gunung meletus, tanah longsor, kekeringan, dan lain-lain. Faktanya, bencana di Indonesia dibagi ke dalam dua jenis, yaitu bencana geologi dan bencana hidrometeorologi. Secara geologi, Indonesia berada pada ring of fire, yaitu Indonesia dilalui jalur gunung berapi yang membentang mengelilingi cekungan pasifik. Jalur ini ditandai dengan deretan gunung berapi yang ada di Pulau Sumatera, Pulau Jawa, hingga Pulau Sulawesi. Selain itu, secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan dan memiliki luas lautan yang lebih besar dibanding luas daratannya. Indonesia terletak pada tiga pertemuan lempeng yaitu lempeng pasifik, lempeng indo autralia, dan lempeng eurasia. Pergerakan lempeng inilah yang memicu banyak terjadi bencana alam di Indonesia, diantaranya gempa bumi, tsunami, dan gunung meletus.

Pada awal tahun 2021, bulan Januari, mulai tanggal 1 hingga 31 Januari 2021 tercatat ada 263 bencana yang terjadi di Indonesia. Angka 263 ini didapat dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), data ini dihimpun hingga Minggu (31/01/2021) pukul 15.00 WIB dan data dalam bentuk infografis diunggah di akun Twitter BNPB, @BNPB_Indonesia, pada hari yang sama. Dari total 263 bencana, sebagian besar diakibatkan oleh bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung masih mendominasi bencana di Indonesia. Tercatat dalam infografis BNPB, sebanyak 167 kejadian banjir terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, terjadi 42 kasus bencana tanah longsor, dan 42 kasus bencana angin puting beliung. Ketiga bencana ini merupakan kejadian bencana yang terbanyak di beberapa wilayah di Indonesia. Akibat yang ditimbulkan dari bencana alam periode 1-31 Januari 2021 yaitu sebanyak 1.548.173 jiwa terdampak dan harus mengungsi, meninggal dunia sebanyak 191 orang, hilang sebanyak 9 orang, dan luka-luka sebanyak 12.042 orang. Sementara itu, dampak bencana pada harta benda sekitar 36.534 rumah rusak dengan rincian 4.286 rumah rusak berat, 5.216 rumah rusak sedang, dan 27.032 rumah rusak ringan. Kerugian dalam fasilitas umum, sebanyak 124 fasilitas umum juga mengalami kerusakan dengan rincian 76 fasilitas pendidikan, 24 fasilitas tempat peribadatan, 24 fasilitas kesehatan rusak, 4 kantor rusak, dan 43 jembatan mengalami kerusakan akibat bencana. Selain bencana alam, pada tanggal 13 April 2020 pemerintah menetapkan penyebaran Covid-19 sebagai bencana nasional non alam.

Total jumlah kejadian per jenis bencana sepanjang bulan Januari tahun 2021 yaitu gempa bumi sebanyak 5 kejadian, erupsi gunung api sebanyak 0 kejadian, karhutla (kebakaran hutan dan lahan) sebanyak 1 kejadian, kekeringan sebanyak 0 kejadian, banjir sebanyak 167 kejadian, tanah longsor sebanyak 42 kejadian, angin puting beliung sebanyak 42 kejadian, dan gelombang pasang dan abrasi sebanyak 6 kejadian. Berdasarkan infografis bencana dari BNPB, kejadian bencana alam terbanyak sekitar 46 kejadian terjadi di wilayah Jawa Tengah, selanjutnya sekitar 42 kejadian terjadi di wilayah Jawa Timur, dan sekitar 36 kejadian terjadi di wilayah Jawa Barat. Namun, dari infografis ini dapat dilihat bahwa semua bencana alam sepanjang Januari 2021 masih dibawah 50 kejadian, jadi masih berkategori warna hijau.

Setelah kita mengetahui informasi bencana di Indonesia selama bulan Januari 2021, maka ada baiknya kita memahami mengenai mitigasi bencana. Menurut bpbd.karanganyarkab.go.id, mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana). Adapun tujuan mitigasi bencana adalah:

  1. Mengurangi dampak yang ditimbulkan dari adanya bencana, khususnya bagi penduduk yang mengalami bencana.
  2. Sebagai landasan untuk perencanaan pembangunan di masa mendatang.
  3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi serta mengurangi dampak/risiko bencana, sehingga masyarakat dapat hidup dan bekerja dengan aman.

Kegiatan dalam penanganan bencana dapat dibagi menjadi empat kategori, antara lain:

  1. Kegiatan sebelum bencana terjadi (mitigasi);
  2. Kegiatan saat bencana terjadi (perlindungan dan evakuasi);
  3. Kegiatan tepat setelah bencana terjadi (pencarian dan penyelamatan);
  4. Kegiatan pasca bencana (pemulihan/penyembuhan dan perbaikan/rehabilitasi).

Berdasarkan intensitas kejadian bencana yang terjadi di Indonesia selama bulan Januari 2021 yaitu kejadian bencana banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung, maka dibawah ini adalah beberapa mitigasi bencana yang masyarakat harus mengetahuinya.

1. Mitigasi bencana banjir, yaitu:

Sebelum Terjadi Banjir

  1. Penataan daerah aliran sungai;
  2. Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan banjir;
  3. Tidak membangun bangunan di bantaran sungai;
  4. Buang sampah di tempat sampah;
  5. Pengerukan sungai;
  6. Penghijauan hulu sungai.

Saat Terjadi Banjir

  1. Matikan listrik;
  2. Mengungsi ke daerah aman (yang lebih tinggi);
  3. Jangan berjalan dekat saluran air;
  4. Hubungi instansi yang berhubungan dengan penanggulangan bencana (BNPB Setempat).

Setelah Terjadi Banjir

  1. Membersihkan rumah akibat banjir;
  2. Siapkan air bersih untuk menghindari berbagai macam penyakit kulit dan pencernaan;
  3. Waspada terhadap binatang berbisa atau penyebaran penyakit yang mungkin ada;
  4. Selalu waspada terhadap banjir susulan.

2. Mitigasi bencana tanah longsor, yaitu:

  1. Hindari daerah rawan bencana untuk membangun pemukiman yang aman akan longsor;
  2. Mengurangi tingkat keterjalan lereng;
  3. Terasering dengan sistem drainase yang tepat;
  4. Penghijauan dengan tanaman berakar dalam;
  5. Mendirikan bangunan berpondasi kuat;
  6. Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air cepat masuk;
  7. Relokasi (dalam beberapa kasus).

3. Mitigasi bencana angin puting beliung, yaitu:

Sumber informasi ini, dikutip dari website https://mitigasibencana.bpbd.kotabogor.go.id/

Sebelum Datangnya Angin
  1. Dengar dan simaklah siaran radio atau televisi menyangkut prakiraan terkini cuaca setempat;
  2. Waspadalah terhadap perubahan cuaca;
  3. Waspadalah terhadap angin puting beliung yang mendekat;
  4. Waspadalah terhadap tanda-tanda bahaya sebagai berikut: langit gelap, sering berwarna kehijauan; hujan es dengan butiran besar; awan rendah, hitam, besar, seringkali bergerak berputar; suara keras seperti bunyi kereta api cepat;
  5. Bersiaplah untuk ke tempat perlindungan (bunker) bila ada angin puting beliung mendekat.

Saat Datangnya Angin

  1. Bila dalam keadaan bahaya segeralah ke tempat perlindungan (bunker).
  2. Jika anda berada di dalam bangunan seperti rumah, gedung perkantoran, sekolah, rumah sakit, pabrik, pusat perbelanjaan, dan lain-lain, maka anda harus menuju ke ruangan yang telah dipersiapkan untuk menghadapi keadaan tersebut seperti sebuah ruangan yang dianggap paling aman, basement, ruangan anti badai, atau di tingkat lantai yang paling bawah. Bila tidak terdapat basement, segeralah ke tengah-tengah ruangan pada lantai terbawah, jauhilah sudut sudut ruangan, jendela, pintu, dan dinding terluar bangunan. Semakin banyak sekat dinding antara diri anda dengan dinding terluar gedung, maka semakin aman. Berlindunglah di bawah meja, gunakan lengan anda untuk melindungi kepala dan leher anda. Jangan pernah membuka jendela.
  3. Jika anda berada di dalam kendaraan bermobil, segeralah hentikan dan tinggalkan kendaraan anda serta carilah tempat perlindungan yang terdekat seperti yang telah disebutkan di atas.
Jika Anda Berada Di Luar Ruangan dan Jauh Dari Tempat Perlindungan, maka yang harus anda lakukan adalah :
  1. Tiaraplah pada tempat yang serendah mungkin, saluran air terdekat atau sejenisnya sambil tetap melindungi kepala dan leher dengan menggunakan lengan anda.
  2. Jangan berlindung di bawah jembatan, jalan layang, atau sejenisnya. Anda akan lebih aman tiarap pada tempat yang datar dan rendah.
  3. Jangan pernah melarikan diri dari angin puting beliung dengan menggunakan kendaraan bermobil bila di daerah yang berpenduduk padat atau yang bangunannya banyak. Segera tinggalkan kendaraan anda untuk mencari tempat perlindungan terdekat.
  4. Hati-hati terhadap benda-benda yang dapat diterbangkan oleh angin puting beliung. Hal ini dapat menyebabkan kematian dan cedera serius.

Loading

Kunjungi juga website kami di www.lpkn.id
Youtube Youtube LPKN

Avatar photo
Murni Sari Dewi

Hi readers! Salam kenal, aku cuma mau bilang kalau apa yang kamu tulis itu merupakan cerminan pemikiran dan karakter kamu. Jadi, mulailah menulis apa yang kamu pikirkan, semua info yang kamu share bisa jadi membantu kehidupan orang lain di luar sana.

Artikel: 6

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *