Pertanian-terpadu

Mewujudkan Pertanian Bebas Limbah dengan Sistem Pertanian Terpadu

Pertanian yang baik pada hakikatnya ialah yang dapat menjaga keseimbangan ekosistem dan kelestarian alam pada kegiatannya, sehingga kandungan unsur hara dan energi tetap seimbang. Keseimbangan tersebut akan menghasilkan produktivitas yang tinggi dan berkelanjutan secara efektif dan efisien.

Pertanian terpadu muncul sebagai solusi dari kegagalan revolusi hijau dalam menjaga kestabilan lingkungan yang kemudian memicu peralihan sistematis menuju sistem pertanian yang ramah lingkungan atau kembali ke alam. Sistem pertanian ini tidak menggunakan bahan kimia, menerapkan pendekatan biologis, memanfaatkan varietas unggul lokal, serta memanfaatkan kembali bahan organik sepenuhnya yang dikenal dengan nama sistem pertanian terpadu (integrated farming system).

Pertanian terpadu adalah sistem pertanian yang di dalamnya sudah terdapat interaksi dan keterkaitan (linkages) yang sinergis antar berbagai komponen/unit usaha penyusunnya (pertanian, peternakan, perikanan, manusia dan lingkungannya) berbasis daur ulang biologis dan zero waste untuk kelestarian lingkungan dan meningkatkan efisiensi, produktivitas, kemandirian, pendapatan dan kesejahteraan petani secara berkelanjutan.

Pertanian terpadu dikatakan zero waste karena dalam sistem ini sangat diusahakan untuk memakai input internal yang diproduksi sendiri melalui daur ulang biomassa yang dihasilkan oleh subsistem untuk kemudian dimanfaatkan secara bersiklus oleh subsistem lainnya. Dalam komponen atau unit usaha terdapat interaksi baik secara vertikal (pertanian dengan perikanan) dan secara horizontal (pertanian dengan pertanian).

Hubungan antara unit yang satu dengan unit yang menghasilkan output sampingan dari masing-masing unit yang dimanfaatkan sehingga zero waste. Dengan demikian, pertanian terpadu adalah suatu sistem pertanian yang bersifat conserving while using karena mempraktikkan pertanian berkelanjutan yang tidak merusak lingkungan untuk mengkonservasi tanah, air, tanaman, sumber genetik hewan/ikan, dan mikroorganisme. Pertanian terpadu dirasa perlu sebagai alternatif pemecahan terhadap masalah pemenuhan kebutuhan pangan di tahun 2050 yakni mengembangkan sistem produksi ternak yang tidak tergantung kepada biji-bijian serelia.

Sistem pertanian terpadu pada dasarnya merupakan sistem pertanian yang dicirikan dengan adanya interaksi dan keterkaitan (linkages) yang sinergis antar berbagai aktivitas pertanian yang dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas, kemandirlan, serta kesejahteraan petani secara berkelanjutan. Adanya keterkaitan dalam sistem produksi dapat mengurangi penggunaan dan kebergantungan pada masukan (input) produksi eksternal baik berupa pupuk, obat-obatan maupun benih, lebih khusus lagi kebergantungan pada input anorganik (kimia), yang eenderung meningkat nilai tukarnya jika dibandingkan dengan nilai tukar produk-produk utama pertanian tanaman pangan.

Pertanian terpadu mengkobinasikan paling tidak 6 macam model bertani:

  1. Pengelolaan Tanaman Terpadu (Integrated Crop Management),
  2. Pengelolaan Hara Terpadu (Integrated Nutrient Management),
  3. Pengelolaan Hama Terpadu (Integrated Pest Management),
  4. Pengelolan Air Terpadu (Integrated Water Management),
  5. Pengelolaan Ternak Terpadu (Integrated Livestock Management),
  6. Pengelolaan Limbah Terpadu (Integrated Waste Management)



Konsep terapan sistem pertanian terpadu akan menghasilkan 4F yang terdiri dari Food, Feed, Fuel dan Fertilizer. Food merupakan sumber pangan bagi manusia yang bisa dihasilkan dari unit usaha pertanian, peternakan dan perikanan. Feed meliputi pakan ternak dan pakan ikan yang berasal dari limbah pertanian. Fuel merupakan sumber energi yang dapat dihasilkan oleh pertanian maupun peternakan, seperti biogas. Fertilizer merupakan pupuk untuk bidang pertanian yang dihasilkan dari pertanian itu sendiri maupun dari peternakan.

Prinsip Pertanian Terpadu

  • Prinsip pertanian terpadu adalah keterpaduan (integrated) antar unit usaha atau enterprise.
  • Prinsip pertanian terpadu adalah mengintegrasikan dan keterpaduan pengelolaan tanaman, ternak dan ikan dalam satu hamparan lahan yang sama sebagai satu kesatuan yang utuh. Antara ketiga jenis unit usaha (enterprise) dalam pertanian terpadu(tanaman, ternak, ikan) harus terdapat aliran energi atau biomasa yang sifatnya siklik.
  • Sistem pertanian terpadu akan lebih handal apabila komponen penyusunnya merupakan sumberdaya lokal sehingga keberlanjutannya lebih terjamin.
  • Pertanian terpadu mempunyai prinsip yang sama dengan ecovillage. Prinsip ecovillage adalah mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang tersedia di suatu desa. Jika sumberdaya internal masih belum mencukupi baru diperkenankan menambahnya dari luar.

Komponen Pertanian Terpadu

Komponen yang berintegrasi dalam pertanian terpadu adalah manusia (petani), ternak, ikan, lingkungan biotik dan abiotik, dan lingkungan sosial, ekonomi dan budaya (Behera dan Sharma (2007) yang peranannya akan dibahas lebih lanjut di bawah ini.

  1. Manusia
    Manusia dalam pertanian terpadu merupakan komponen inti yang merupakan pusat pengambilan keputusan dan pusat pengelolaan kegiatan. Manusia (petani dan keluarga petani) sangat menentukan corak pengelolaan dan keterpaduan antar komponen. Keputusan dipengaruhi oleh prioritas rumah tangga, pengetahuan, tingkat pendidikan dan pengalaman petani
  2. Tanaman
    Komponen tanaman dalam pertanian terpadu mempunyai peran sentral sebagai pengkonversi energi surya menjadi energi kimia (karena memiliki pigmen fotosintesis yang mampu memanen dan memerangkap cahaya matahari (trapping sunlight) untuk menghasilkan biomasa yang dapat digunakan oleh komponen lainnya.
  3. Ternak
    Peran penting komponen ternak dalam pertanian terpadu adalah mengubah biomasa tanaman dengan memakannya menjadi sumber protein hewani. Komponen ternak merupakan sumber pendapatan penting dan sebagai penggerak ekonomi bagi petani dalam sistem pertanian terpadu. Selain bernilai ekonomi dengan dijual langsung, ternak merupakan penghasil daging, susu, telur, tenaga untuk membajak, sumber energi (biogas), serta sumber pupuk kandang dan sumber bahan organik yang baik untuk meningkatkan kesuburan tanah.
  4. Ikan
    Peran utama komponen ikan dalam sistem pertanian terpadu adalah memanfaatkan kembali (reuse) sisa biomasa tanaman serta limbah atau bagian-bagian lain dari kegiatan peternakan sebagai sumber pakan sehingga terjadi zero waste.
  5. Lingkungan Biotik dan Abiotik
    Lingkungan biotik adalah lingkungan yang komponen- komponennya terdiri atas mahluk hidup, meliputi hewan, tumbuhan, dan manusia serta komponen lainnya berupa mikroorganisme pengurai seperti jamur, bakteri, dan lain-lain. Sedangkan lingkungan abiotik adalah semua benda mati yang berada pada permukaan bumi yang bermanfaat dan berpengaruh bagi kehidupan lingkungan biotik, contohnya adalah tanah, air, udara dan sinar matahari.
  6. Lingkungan Sosial, Ekonomi, dan Budaya
    Lingkungan sosial, budaya dan ekonomi pertanian terpadu terkait dengan norma-norma masyarakat, sistem nilai budaya, tingkat pendidikan, inovasi, dan motivasi serta pendapatan petani, yang mempengaruhi pengambilan keputusan, penggunaan teknologi, penyerapan tenaga kerja, dan penerimaan produk yang dihasilkan.

Manfaat Pertanian Terpadu

Manfaat yang ada dalam sistem pertanian terpadu antara lain seperti mengurangi ketergantungan penggunaan energi kimia dan input sumberdaya lainnya dari luar (eksternal input), tidak menimbulkan polusi sehingga sistem ekologi lebih lestari dan dapat melindungi lingkungan hidup, mengurangi resiko terjadinya kegagalan usaha tani, diversifikasi penggunaan sumberdaya produksi, dll. Pertanian terpadu yang dilakukan dalam satu siklus biologi akan memberikan beberapa keuntungan pada setiap unit usaha tani seperti berikut ini:

  1. Prinsip daur ulang hara dapat menghindari efek pencemaran lingkungan tanah pada lahan usahatani karena menekan penggunaan input luar dalam bentuk pupuk anorganik.
  2. Prinsip konservasi air dapat mengurangi unit pembiayaan untuk sistem pengelolaan air pada lahan usahatani.
  3. Prinsip pola tanam ganda dengan mempertimbangkan interaksi antar tanaman, tanaman dengan hewan dan/atau ikan yang saling menguntungkan dapat mengurangi penggunaan input luar dalam bentuk pestisida maupun herbisida serta meningkatkan nilai setara lahan pada hasil panen dan produksi biomassa.

Hambatan Pertanian Terpadu

Walaupun manfaat dan keuntungan yang ditawarkan oleh pertanian terpadu sangat menjanjikan, akan tetapi tidak dapat lepas dari adanya kendala yang dihadapi dalam mengembangkan pertanian terpadu, yaitu:

  1. Belum adanya pemahaman yang benar mengenai pertanian terpadu oleh petani, fasilitator, dan pelaku pertanian.
  2. Pada umumnya petani masih ragu akan tingkat hasil dan produktivitas dengan penerapan pertanian terpadu.
  3. Model pertanian terpadu yang dikembangkan belum sesuai dengan ekosistemnya, ketidaktepatan pemilihan dan diversifikasi komoditi (tanaman, ternak, ikan), dan pengintegrasian unit usaha baik secara vertikal maupun horizontal tidak sesuai dengan potensi lokal.
  4. Pengembangan pertanian terpadu masih belum mendapatkan dukungan secara jelas dari kebijakan pembangunan pertanian.
Pertanian-terpadu-contoh
Ilustrasi: desamodern.com

Contoh dari pertanian terpadu seperti pada gambar di atas ini yang merupakan integrasi vertikal antara pertanian, perikanan, dan peternakan. Dimana, unit usaha pertanian yang berupa tanaman sayuran akan menghasilkan limbah hijauan sisa panen yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan juga ikan dengan cara diolah terlebih dahulu untuk pakan ikan. Sebaliknya, limbah yang dihasilkan dari unit usaha peternakan dan perikanan seperti biang kompos dan air kolam yang tercampur kotoran ikan dapat dimanfaatkan menjadi pupuk bagi tanaman pertanian. Selain itu, kotoran ternak dapat dijadikan biogas sebagai sumber energi bagi rumah tangga petani. Sehingga dengan adanya interaksi seperti di atas, dapat disimpulkan bahwa pertanian terpadu memang zero waste dan conserving while using.

Referensi:
Rai, I Nyoman. 2020. Pertanian Terpadu. Bali: Pelawa Sari.

Loading

Kunjungi juga website kami di www.lpkn.id
Youtube Youtube LPKN

Avatar photo
Reva Almalika

Seorang mahasiswa Agribisnis yang sedang berada pada tahun terakhir perkuliahan. Suka menuangkan pemikiran ke dalam suatu tulisan.

Artikel: 27

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *