Berdasarkan riset di onesearch.id (2017), 50 perpustakaan teratas yang telah memakai sistem informasi managemen (SIM) mempunyai lebih dari 10.000 data. Data dalam SIM ini umumnya mencakup data koleksi, keanggotaan, peminjaman dan pengembalian. Tentunya, data-data perpustakaan tersebut akan terus bertambah setiap tahunnya. Sehingga, diperlukan pengelolaan yang baik agar data tersebut bisa bermanfaat semaksimal mungkin.
Hal ini karena ketersediaan data pada sistem informasi yang tergolong besar bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin bukan hanya untuk kegiatan administratif saja, namun juga untuk output lainnya. Agar bisa bermanfaat dengan baik, maka diperlukan visualisasi data pada sistem informasi managemen di perpustakaan tersebut.
Pengertian Visualisasi Data

Barangkali, istilah visualisasi data sudah tidak asing bagi orang yang bergelut di dunia bisnis, komunikasi atau teknologi. Visualisasi data mencakup informasi yang digambarkan ke dalam bentuk visual, sehingga berusaha untuk memberikan pemahaman yang lebih, termasuk kepada orang awam.
Visualisasi data merupakan serangkaian proses penyajian data atau informasi ke dalam wujud yang lebih mudah dipahami oleh orang awam. Misalnya seperti diagram, grafik, angka, dan lain sebagainya. Memang dalam penerapannya, visualisasi data meyematkan beberapa elemen visual, misalnya seperti bagan, grafik hingga peta.
Adanya visualisasi data pada sistem informasi perpustakaan dimaksudkan untuk mempermudah penggambaran, memahami pola dan tren dengan cara tertentu dan masih banyak lagi.
Lantas, apa fungsi dari visualisasi data? Jika dalam dunia managemen bisnis, biasanya visualisasi data dipakai untuk menerapkan kebijakan atau mengambil keputusan. Nyatanya, para manager perusahaan masih banyak yang mengandalkan data untuk pengambilan suatu keputusan, baik itu yang bersifat urgen atau non urgen. Contohnya manager memerlukan data untuk menilai apakah sebuah produk disukai banyak orang atau tidak, seberapa besar tingkat penjualannya dalam satu bulan atau siapa saja target konsumennya.
Dari sini, manager bisa mengambil keputusan untuk memperbanyak produksi atau tidak, atau justru malah menghentikannya di bulan berikutnya. Maka dari itu, pemaparan data dalam sebuah sistem informasi harus sederhana, namun mampu menggambarkan isi keseluruhan informasi. Tentunya, Anda akan menghabiskan banyak waktu untuk memahami isi dari data yang belum ditampilkan dengan baik. Oleh karena itu, disinilah letak kegunaan dari visualisasi data.
Kemampuan visualisasi data memang penting dimiliki, apalagi bagi seorang data scientist. Hal ini dinilai sebagai nilai plus tersendiri bagi kapabilitas dari data scientist ketika melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya. Visualisasi data memiliki beberapa kriteria,yakni: a) berasal dari proses kualitatif ataupun kuantitatif. B) ditujukan untuk mendukung proses pencarian, pengamatan, dan komunikasi data, c) dapat dibaca lebih mudah oleh masyarakat (Azzam, dkk, 2013)
Pentingnya Menggunakan Visualisasi Data

Visualisasi data memang perlu diterapkan dalam sistem informasi managemen perpustakaan. Dengan adanya visualisasi data, Anda berkesempatan memperoleh gambaran pola atau tren dari hasil analisis yang dilakukan oleh data scientist. Melalui data tersebut, Anda akan memperoleh masukan-masukan informasi secara cepat tentang segala sesuatu yang mencakup dunia perpustakaan. Misalnya informasi tentang tren buku yang paling diminati oleh pemustaka atau kapan perpustakaan paling sering dikunjungi.
Dengan memanfaatkan visualisasi data, maka Anda bisa menemukan strategi jitu untuk meningkatkan kualitas layanan dan koleksi dari perpustakaan. Namun, perlu diketahui bahwa alasan mengapa perpustakaan perlu menggunakan visualisasi data pada sistem informasinya adalah karena mayoritas manusia mengingat 80% sesuatu yang dilihat, sedangkan 20% mengingat sesuatu yang dibaca.
Hal ini membuktikan bahwa visualisasi memegang peranan penting bagi kemajuan perpustakaan. Selain itu, perlu diketahui bahwa yang bisa menggunakan visualisasi data bukan hanya data scientist saja, namun berbagai kalangan yang dirasa memiliki kemampuan yang mumpuni dapat melakukannya.
Penerapan Visualisasi Data dalam Perpustakaan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa visualisasi data bisa diterapkan di segala bidang, termasuk di bidang perpustakaan. Meskipun demikian, perlu digarisbawahi bahwa semua data yang divisualisasikan akan berbeda hasilnya. Mengutip dari laman course-net.com (8/10/20) ada beberapa contoh penggunaan visualisasi data yang bisa kita jadikan rujukan. Seperti apa penjelasannya? Simak pemaparannya berikut ini:
1. Value dan Risk
Konsep visualisasi data bisa diimplementasikan untuk menganalisis berbagai risiko dan nilai perusahaan. Jika dikaitkan pada dunia perpustakaan, maka data scientist bisa menggunakan data visualisasi untuk menilai peluang dan hambatan dari berbagai aspek yang dikerjakan pada perpustakaan. Sebagai contoh, seorang bendahara perusahaan akan membuat report berupa visualisasi data untuk melihat keuntungan sekaligus kerugian yang didapat selama satu bulan ke belakang. Dikarenakan perpustakaan merupakaan lembaga atau jasa non profit, maka yang akan kita nilai bukan untung atau rugi, melainkan kelebihan atau kekurangan. Jadi, setiap bulan atau setiap tahun, pustakawan perlu membuat laporan berupa visualisasi data yang bertujuan untuk melihat kekurangan dan kelebihan dari kinerja pegawai, koleksi, pelayanan atau yang lainnya.
2. Frekuensi
Poin ini umumnya berkaitan dengan waktu, yang mana Anda perlu menjelaskan seberapa sering sebuah peristiwa terjadi di perpustakaan. Misalnya, seberapa sering pemustaka difabel berkunjung ke perpustakaan, atau seberapa sering pemustaka membaca koran di perpustakaan.
3. Perubahan Waktu
Poin yang satu ini merupakan informasi yang kerap dijelaskan menggunakan data visualisasi. Dalam aspek ini, Anda perlu menjelaskan suatu data yang mengalami transformasi seiring berjalannya waktu. Misalnya, seperti minat baca masyarakat Kediri dari tahun ke tahun, atau jumlah pertumbuhan Taman Baca Masyarakat di Jawa Timur dari waktu ke waktu.
4. Jaringan
Contoh penggunaan visualisasi data yang berikutnya bisa digunakan untuk menggambarkan jaringan, yang mana poin ini sering dipakai dalam dunia marketing. Poin ini berfungsi untuk memetakan siapa saja dan di mana saja lokasi konsumen Anda. Selain itu, Anda bisa melakukan analisis terhadap tempat mana saja yang memiliki potensi pasar paling besar.
Jika dikaitkan dengan perpustakaan, Anda bisa menentukan di mana saja lokasi pemustaka potensial untuk perpustakaan keliling, atau tempat umum mana yang sekiranya strategis untuk membuka lapak baca. Dari situ, And abisa melakukan filterisasi utnuk memperoleh insight dari data yang telah disajikan.
5. Scheduling
Visualisasi data juga bisa digunakan untuk menentukan penjadwalan, yakni dengan cara memaparkan data-data yang tersedia. Dengan begitu, Anda bisa menentukan prakiraan durasi sebuah proyek dapat berjalan dan diselesaikan. Misalnya, Anda bisa memetakan data untuk menentukan seberapa lama sebuah event camp literasi dapat direalisasikan.
6. Hubungan
Perlu diketahui bahwa visualisasi data memegang peranan penting, salah satunya untuk menemukan korelasi antara dua variabel. Contohnya seperti mencari korelasi antara desain perpustakaan dengan minat kunjung pemustaka, atau korelasi antara managemen perpustakaan dengan tingkat kepuasan pemustaka, dan lain-lain.
Itu dia penjelasan mengenai visualisasi data dalam sistem informasi managemen di perpustakaan. Sudah selayaknya pustawakan perlu menerapkan cara-cara inovatif dan dekat dengan teknologi untuk mengembangkan perpustakaan ke arah yang lebih baik. Semoga bermanfaat.