Perubahan menjadi cara untuk bergerak, terlebih di era ini yang mau tidak mau setiap hari kita akan bersentuhan dengan teknologi. Namun bagaimana perubahan itu bisa menjadi berdampak tergantung dengan kemampuan (skill) yang dimiliki.
Sebuah organisasi pun dikatakan bisa berkembang dan beradaptasi dengan perubahan hanya jika ada dukungan dari pembangunan kapasitas (capacity building) SDM yang mutlak berjalan dengan baik. Definisi dari capacity building sendiri adalah proses meningkatkan kemampuan pengetahuan dan ketrampilan (skill), sikap (attitude), dan perilaku (behaviour) dari SDM.
Pada dasarnya capacity building mencakup 3 level, yaitu individu, kelompok, dan organisasi atau institusi. Tujuan dari capacity building bagi organisasi adalah untuk menjamin kesinambungan organisasi melalui pencapaian tujuan dan sasaran organisasi yang bersangkutan.
Capacity building yang memberdayakan diri berada pada proses peningkatan kemampuan secara individu. Pentingnya capacity building di level individu ini karena individu menjadi penggerak suatu kelompok dan organisasi.
Apa saja yang diperlukan dalam capacity building di level individu ini?
Menurut saya, sebagai seorang individu yang selanjutnya disebut SDM, capacity building bisa berasal dari internal dan eksternal. Sumber capacity building internal inilah yang lebih banyak menentukan keberhasilan individu dalam bekerja.
Sumber Capacity Building SDM Secara Internal
Sebelum kita menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya sebaiknya kita menyiapkan diri kita sendiri dengan cara sebagai berikut :
- Mengenal kelebihan dan kekurangan diri
- Mengetahui posisi kemampuan yang dimiliki
- Banyak mencoba berbagai hal untuk menemukan apa yang disukai dan tidak disukai
- Mencari tahu apakah passion juga bisa memberikan penghasilan
- Menjaga kesehatan, baik mental dan fisik
Capacity building di level individu yang bisa dikembangkan secara internal ini akan lebih memberdayakan jika menggunakan konsep IKIGAI. Dalam konsep IKIGAI mencoba membantu individu untuk bisa bekerja tidak hanya karena itu menghasilkan tapi sebenarnya tidak enjoy melakukannya, tetapi juga bagaimana individu bisa menghasilkan dari passionnya dimana dunia juga membutuhkan kemampuan atau keahliannya.
IKIGAI sangat membantu individu dalam pengembangan capacity building karena menggabungkan antara passion, mission, profession, dan vocation. Anda bisa melihat lebih jelasnya dalam gambar di bawah ini :
Mengapa konsep IKIGAI dalam capacity building ini bisa memberdayakan diri?
Karena jika kita lihat dan amati lebih jauh lagi ternyata masih banyak individu yang bekerja keras hanya karena untuk mendapatkan penghasilan tetapi dia tidak menikmati pekerjaannya dan sebenarnya dunia pun tidak begitu membutuhkannya (profession). Ada juga yang bekerja mengikuti minat dan bakatnya tetapi ternyata dia tidak bisa hidup dari hobinya (passion). Kemudian banyak juga yang bekerja karena dia suka menjadi relawan dan dunia membutuhkannya tetapi ternyata dia tidak mendapatkan penghasilan yang cukup (mission). Yang terakhir ada juga yang bekerja karena bayaran yang mahal dan dunia membutuhkannya tetapi sebenarnya dia tidak ahli dalam bidang itu (vocation) sehingga dia cukup tertekan dengan aktivitasnya.
Memang tidak mudah untuk bisa menemukan gabungan dari keempat hal yang membuat hidup kita seimbang, tetapi tidak mudah bukan berarti tidak bisa. Melalui capacity building di level individu ini diharapkan SDM bisa semakin berkembang mengikuti apa yang mereka sukai, dunia membutuhkan kemampuannya, dia pun menjadi ahli di bidangnya dan pada akhirnya dia mendapatkan penghasilan yang layak.
Capacity building dari internal ini bisa dipelajari dan ditingkatkan sendiri melalui sumber – sumber bacaan, banyak berbagi dan mendengarkan cerita hidup orang lain, dan mengasah kemampuannya sesuai minat dan bakat.
Dengan demikian kita akan tahu apa value dalam hidup kita sehingga tidak terlalu mengikuti arus yang membuat tidak menjadi diri kita sendiri. Value atau nilai kehidupan harus kita miliki sebelum kita melakukan capacity building yang sumbernya dari eksternal. Tujuannya agar pedoman dan arah hidup yang kita inginkan tetap berada pada jalurnya. Kita harus bijak untuk menggunakan umur kita dalam hal mengasah kemampuan, tidak hanya untuk bersenang-senang yang tanpa makna.
Banyak bertanya dan berbagi dengan orang yang memiliki minat yang sama juga menjadi salah satu hal penting agar kita bisa belajar juga dari kesalahan yang dia lakukan. Selanjutnya kita bisa menghindari melakukan kesalahan yang sama. Hal ini juga bisa menyingkat waktu perjalanan kita menuju kesuksesan tanpa melalui kegagalan.
Hal ketiga yang perlu diperhatikan dalam capacity building yang memberdayakan diri adalah mengenali rintangan. Banyak yang ketika mendapatkan rintangan atau masalah saat sedang berproses lalu memilih mundur dan pada akhirnya mengatakan pada dirinya sendiri bahwa dia tidak ahli dalam bidang itu alih-alih terus mengasah kemampuannya. Sebaliknya, anggaplah sebagai suatu hal yang biasa ketika menemukan rintangan. Karena tidak ada orang yang berhasil tanpa melewati kegagalan.
Lakukan segala sesuatu dengan tulus. Ketulusan akan mengundang kebermaknaan sehingga dalam proses capacity building di level individu ini diharapkan masing-masing diri kita terbiasa melakukan hal tanpa mengharapkan imbalan. Lalu bagaimana dengan harapan penghasilan? Penghasilan memang penting tapi bukan yang utama sebelum kita menemukan apa yang kita sukai.
Capacity building dari diri sendiri yang selanjutnya adalah rasa syukur. Dengan bersyukur tidak akan membuat diri kita lupa untuk usaha yang maksimal. Karena sejatinya jika kita berhasil dalam suatu hal itu juga atas ijin dari Tuhan yang menjawab doa dan upaya kita.
Rasa syukur ini tidak jarang akan menggiring kita pada pilihan apakah kita tetap harus berada pada zona yang nyaman atau lebih baik berubah. Terjebak dengan zona nyaman membuat rasa syukur menjadi alasan untuk tidak mau bangkit atau menyelesaikan masalah.
Jadi lebih baik terus bergerak melewati zona nyaman karena rintangan inilah yang sesungguhnya membuat diri kita semakin terpacu untuk tidak berhenti belajar meningkatkan capacity building.
Masing-masing dari kita harus memiliki ikan hiu yang membuat diri kita terus bergerak. Gambaran ini diambil dari bagaimana ikan-ikan dari lautan tetap segar setelah ditangkap dan dimasukkan ke wadah untuk bisa dijual ke tempat lain. Ikan-ikan ini dicampur dengan ikan hiu kecil agar terus bergerak menghindar sehingga masih tetap segar.
Sumber Capacity Building SDM Secara Eksternal
Agar SDM memiliki kapasitas yang terus berkembang, proses secara eksternal bisa dimulai dari seleksi, pemberian lingkungan kerja yang memadai, dan pelatihan yang berkesinambungan dalam aspek-aspek penting, seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan problem solving, kreativitas, kepemimpinan, dan motivasi diri.
Motivasi diri ini bisa secara internal seperti yang telah dijelaskan di atas dan bisa juga secara eksternal dengan mengundang trainer. Namun sebenarnya trainer hanya bisa memberikan guidance atau mendorong kita menemukan kemampuan dari dalam diri melalui sistem coaching. Diri kita sendiri lah yang sebenarnya lebih paham kondisi yang sesungguhnya.
Berikut ini beberapa manfaat dari pelatihan :
- Meningkatkan ketrampilan dalam menyelesaikan masalah (problem solving)
- Meningkatkan ketrampilan dalam pengambilan keputusan (decision making)
- Meningkatkan kemampuan dalam kepemimpinan dan pemberdayaan yang disesuaikan dengan situasi
- Menjadi agen perubahan (agent of change) yang efektif dan efisien di lingkungan kerja masing-masing
- Memiliki kepekaan dalam kewirausahaan (entrepreneurship)
Dilihat dari berbagai manfaatnya yang tidak kalah penting tersebut, pengembangan kapasitas secara eksternal ini tidak lantas menjadi diabaikan karena tugas mereka memberikan fasilitas bagi individu agar bisa menjadi SDM yang mendorong kemampuan kelompok dan organisasi. Bayangkan saja jika individunya sudah berdaya dan memiliki skill baik tetapi tidak ada fasilitas dari kantor maka tidak akan ada yang diupayakan oleh individu untuk tumbuh semakin baik. Begitu juga sebaliknya jika kantor atau tempat pelatihan sudah memberikan fasilitas pengembangan kapasitas yang istimewa tetapi tidak didukung oleh individu yang siap menerima pembelajaran maka tidak akan menjadi SDM yang berkemampuan baik atau sesuai dengan harapan organisasinya.
Oleh karena itu, kesadaran individu akan posisinya ini menjadi penting ketika akan meningkatkan capacity building di level individu.