Indonesia merupakan sebuah negara yang berada di kawasan Asia Tenggara. Disebut sebagai negara kepulauan karena memiliki 17.504 pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta, memiliki 1331 suku, dan bahasa daerah yang berjumlah 652 jenis membuat Indonesia sangat beragam dan kaya akan budaya. Selain kondisi demografis yang begitu besar, kondisi geografis yang dimiliki Indonesia sangatlah beragam. Kondisi geografis Indonesia terdiri dari gunung, pantai, lautan, hutan, danau, dan sebagainya. Kondisi geografis tersebut memiliki pemandangan yang sangat memukau. Hal tersebut merupakan modal utama sebagai pengembangan pariwisata di Indonesia.
Sektor pariwisata di Indonesia saat ini menjadi perhatian tersendiri bagi pembangunan negeri. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ketempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan dan kebahagian dengan lingkungan dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu. Jadi Pariwisata dapat diartikan sebagai kegiatan perjalanan dari daerah asal menuju daerah tujuan wisata dengan atau tidak melewati daerah transit, dan menggunakan produk-produk pariwisata di daerah tujuan wisata yang berada pada suatu kawasan destinasi pariwisata.
Pemasaran pariwisata menjadi komponen penting dalam memasarkan daya tarik wisatanya. Berbagai cara dilakukan oleh pengelola agar daya tarik wisatanya dapat dikenal dan dikunjungi wisatawan. Cara yang digunakan mulai dari promosi hingga menciptakan sebuah iklan untuk menarik minat wisatawan. Promosi tersebut dapat dilakukan di berbagai media, baik media sosial, media cetak, dan media massa. Selain itu strategi dari pengelola yang memanfaatkan wisatawan yang berkunjung untuk merekomendasikan tempatnya ke kerabatnya atau biasa disebut word of mouth.
Setiap desa di bali sedang gencar-gencarnya dijadikan desa wisata, tak terkecuali desa Blimbingsari. Desa wisata ini memiliki berbagai keunikan yang menarik wisatawan untuk berkunjung. Namun, untuk menarik wisatawan agar menikmati segala keunikan yang dimiliki oleh Desa Wisata Blimbingsari tentunya dibutuhkan konsep pemasaran yang jelas dan tepat. Pemasaran menjadi salah satu faktor penting dalam menunjang keberhasilan tujuan desa wisata dalam menjual produk pariwisata yang dimiliki dan meningkatkan kunjungan wisatawan. Namun, pertumbuhan desa wisata yang terjadi, khususnya di Bali ternyata tidak sebanding dengan pemasaran akan desa wisata tersebut.
Selain Provinsi Bali, Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga sedang gencar-gencarnya membangun pariwisata, salah satunya adalah desa wisata. Salah satu desa wisata yang terdapat di Provinsi Jawa Barat adalah desa wisata Jelekong. Jelekong merupakan nama sebuah kelurahan yang terletak di kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Desa Jelekong menyuguhkan beragam objek wisata, antara lain panorama khas pedesaan, objek wisata alam, juga sentra pembuatan kerajinan wayang golek, pertunjukan seni Sunda, kerajinan tangan, hingga penghasil lukisan yang potensial. Namun dalam pengembangannya promosi yang dilakukan masih kurang sehingga desa wisata ini kurang diminati.
Di luar negeri terdapat Desa kuyucak merupakan sebuah desa yang berada di provinsi Isparta, Turki. Desa ini terkenal dengan pemandangan perkebunan lavender yang menjadi penghasilan utama dari adanya pariwisata yang ada disana. Desa ini merupakan penghasil lavender sejak tahun 1970 an yang dimulai dari 30 kepala keluarga hingga seluruh desa mulai memiliki kebun lavender sendiri. Saat ini Desa Kuyucak ramai dikunjungi oleh wisatawan untuk sekedar mengambil gambar di perkebunan warga. Jurnal ini ingin mengetahui bagaimana desa ini memasarkan pariwisata sehingga banyak wisatawan yang datang.
Pemasaran menjadi hal yang sangat penting terutama di pariwisata. Tanpa adanya pemasaran, pariwisata tidak akan diketahui oleh masyarakat maupun wisatawan. Pemasaran memiliki berbagai macam cara dan teknik dalam memasarkan produknya, salah satu produknya dalam pariwisata adalah desa wisata. Di berbagai daerah di Indonesia berlomba-lomba membangun pariwisatanya salah satu hal yang paling diminati dan mudah untuk dibuat adalah desa wisata. Dengan menggunakan pemasaran, desa wisata dapat diperkenalkan kepada wisatawan dan menarik kunjungan wisatawan.
Salah satu pemasaran yang dilakukan oleh pengelola adalah di desa wisata Blimbingsari. Keterbatasan pasar masih menjadi masalah bagi pihak pengelola Desa Wisata Blimbingsari. Oleh karena itu, dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh Desa Wisata Blimbingsari dengan menggunakan analisis SWOT, maka diperoleh strategi pemasaran yang bisa diterapkan, yaitu strategi pengemasan produk, strategi promosi, strategi repositioning dan strategi memberikan pelayanan ekstra bagi wisatawan. Strategi-strategi yang telah dirumuskan, dapat diterapkan dalam memasarkan Desa Wisata Blimbingsari, serta memaksimalkan segala potensi untuk mendatangkan lebih banyak lagi wisatawan yang berkunjung ke desa wisata ini.
Sedangkan dalam menyebarkan pesan promosi, Pengelola Desa Wisata Jelekong menggunakan berbagai media. Secara garis besar media tersebut terbagi menjadi dua, yaitu saluran komunikasi tidak bermedia dan saluran komunikasi melalui media. Saluran komunikasi tidak bermedia yang digunakan adalah komunikasi tatap muka dan word of mouth. Sementara itu, saluran komunikasi melalui media yang digunakan antara lain televisi, surat kabar, dan internet. Selain itu, ikon Jelekong yang dikenal, wayang golek dan lukisan seringkali menjadi media dalam penyampaian pesan promosi. Melalui media-media tersebut, Pengelola Desa Wisata Jelekong melaksanakan bauran promosi. Beberapa bentuk bauran promosi yang dijalankan pengelola, antara lain public relations, personal selling, event, eksibisi, merchandise, publikasi, dan website internet. Sarana promosi lain yang secara tidak langsung terjadi ialah word of mouth. Dari keseluruhan bentuk promosi yang dilakukan oleh pengelola Desa Wisata Jelekong, prioritas utama promosi dilakukan melalui event dan public relations.
Di desa Kuyucak Sosial media berperan besar sebagai penarik wisatawan untuk berkunjung ke Desa Kuyucak. Wisatawan juga ikut membagikan foto yang mereka ambil dan membagikannya ke jejaring sosial media. Hal tersebut terbukti mampu menarik wisatawan lainnya dengan rasa penasaran apa yang akan didapat pada saat mengunjungi Desa Kuyucak. WOM atau Word Of Mouth juga sangat efektif dalam mendatangkan wisatawan. Banyak juga wisatawan yang mengetahui adanya Desa Kuyucak dari adanya kerabat atau kolega yang pernah mengunjungi Desa Kucuyak Sebelumnya.
Pemasaran menjadi aspek utama untuk mendatangkan wisatawan. Tanpa adanya pemasaran wisatawan tidak akan mengunjungi ataupun mengenal produk pariwisata seperti desa wisata. Setiap desa wisata memiliki teknik atau cara pemasarannya masing-masing. Seperti Desa Wisata Blimbingsari yaitu strategi pengemasan produk, strategi promosi, strategi repositioning dan strategi memberikan pelayanan ekstra bagi wisatawan. Desa Wisata Jelekong yang lebih fokus ke arah word of mouth dan media sosial. Sedangkan Desa Wisata Kuyucak sosial media berperan sebagai media pemasaran desa wisata tersebut. Oleh karena itu, pemasaran harus dilakukan agar produk pariwisata yang dijual dapat dikenal oleh masyarakat maupun wisatawan. Pemasaran yang dilakukan juga harus memiliki berbagai pertimbangan agar menentukan jenis pemasaran yang dapat menarik minat wisatawan. Dalam era ini yang semua aktivitas sudah dilakukan hanya dengan menggunakan telepon genggam. Untuk itu alangkah lebih baiknya setiap pemasaran dilakukan di berbagai media termasuk media sosial seperti youtube, facebook, dan instagram.
Referensi:
Ratu, C., & Adikampana, I. M. (2016). Strategi Pemasaran Desa Wisata Blimbingsari Kabupaten Jembrana. Jurnal Destinasi Pariwisata, 4(1), 60-67.
Setiawan, N. A. (2014). Strategi promosi dalam pengembangan pariwisata lokal di Desa Wisata Jelekong. Trikonomika, 13(2), 184-194.
Giray, F. H., Kadakoğlu, B., Çetin, F., & Bamoi, A. G. A. (2019). Rural tourism marketing: Lavender tourism in Turkey. Ciência Rural, 49(2).