Semua yang terjadi di dunia ini terdapat sebab yang mendasarinya. Berkaitan dengan hal tersebut muncul istilah Efek kupu-kupu (bahasa inggris: Butterfly effect). Istilah ini pertama kali dipakai oleh Edward Norton yang merujuk pada sebuah pemikiran bahwa kepakan sayap kupu-kupu di hutan belantara Brazil secara teori dapat menghasilkan tornado di Texas beberapa bulan kemudian. Kenapa bisa begitu? Hal ini menganalogikan bahwa Perubahan yang hanya sedikit pada kondisi awal, dapat mengubah secara drastis kelakuan sistem pada jangka panjang. Sebagai contoh, jika suatu sistem dimulai dengan kondisi awal misalnya 2, maka hasil akhir dari sistem yang sama akan jauh berbeda jika dimulai dengan 2,000001. Nilai 0,000001 memang sangatlah kecil sekali dan wajar apabila diabaikan, tetapi akan tetap berefek pada hasilnya. Dengan kata lain: kesalahan yang sangat kecil akan menyebabkan bencana dikemudian hari.
Sumber gambar: Pixabay
Sejarah Butterfly Effect
Istilah Efek kupu-kupu dicetuskan pada tahun 1962 oleh seorang professor di MIT, Edward Norton Lorentz. Pada suatu hari Lorentz yang merupakan ahli bidang meteorologi mencetak hasil perhitungannya di atas sehelai kertas dengan sehelai dengan enam angka di belakang koma (..,506127). Untuk mempercepat hasil pekerjaanya ia membulatkan bilangan itu menjadi (..,506). Saat data angka di plot dalam kurva, ia menemukan hal yang mengejutkan. Kurva yang ia peroleh tidak sama dengan kurva sebelumnya.
Jika kita coba lihat dari sisi lain, efek kupu-kupu ini memiliki arti bahwa perbuatan kecil dalam hidup kita bagai kepakan sayap kupu-kupu dimana dapat berarti besar dalam sejarah dunia yang dalam hal ini bertindak seperti angin tornado. Setiap hal yang dilakukan manusia di dunia akan berpengaruh besar dalam sejarah dunia walaupun hal itu sering dianggap remeh seperti mengambil sebuah paku di tengah jalan. Kita sendiri tak tahu mengapa kita berada di kondisi yang kita miliki sekarang. Bisa saja seharusnya sekarang kita sudah mati karena kecelakaan atau bisa saja seharusnya kita sekarang berdiri di depan orang banyak meneriakkan kemenangan kita dalam sebuah olimpiade. Tentu saja peristiwa lalu yang besar maupun kecillah yang menyebabkan semua ini terjadi. Semua sejarah yang terjadi di dunia ini merupakan kombinasi acak dari seluruh perbuatan yang dilakukan manusia. Masing-masing manusia berkontribusi pada sejarah dunia. Jadi, sebenarnya kita hidup dalam dunia yang sangat penuh akan pintu-pintu kemungkinan. Peristiwa sekecil apapun dapat membuka sebuah pintu sejarah dan menutup pintu lainnya. Dan sejarah dunia hanya mencatat satu-persatu pintu-pintu yang dilewatinya.
Keteraturan Alam Semesta
Sebagai manusia, kita percaya sepenuhnya bahwa semua kejadian dalam hidup kita adalah ketentuan dari Tuhan yang pasti akan terjadi. Semua hal tidak ada yang luput dari ilmu dan kehendak-Nya. Tidak satupun kejadian yang tiba-tiba dan “kebetulan”. Semua hal selalu berada dalam pengaturan dan ketentuan-Nya yang Maha Agung. Semua kejadian di alam semesta ini ritmis dan teratur di sisi Tuhan Yang Maha Mengatur. Namun tampak random di mata manusia, karena sifat manusia yang tidak memiliki cukup ilmu untuk memahaminya.
Kendati kita yakin akan keteraturan hukum Tuhan atas alam semesta ini, namun ada penjelasan yang bisa dipelajari dari teori Lorenz. Justru karena manusia tidak mengetahui skenario global di alam semesta, maka semua tampak random pada awalnya. Kita baru mengetahui betapa ritmis dan teratur hidup ini saat semua telah terjadi.
Hal-hal yang belum terjadi akan selalu menjadi rahasia bagi manusia, yang tidak seorangpun bisa memastikannya. Seorang anak muda yang selesai kuliah di sebuah fakultas dan tengah mencari kerja, ada sangat banyak faktor yang mempengaruhi diterima atau ditolak untuk bekerja di suatu instansi. Faktor-faktor itu tampak sebagai hal yang random. Bahwa nantinya ternyata ia bekerja sesuai dengan spesialisasi fakultasnya; atau berbeda sama sekali dengan ilmu yang ditekuninya, pada awalnya tampak sebagai hal yang random.
Seorang pemuda lajang yang tengah berproses mendapatkan pasangan hidup, ada terlalu banyak faktor random yang tidak bisa diketahui dengan pasti, siapakah yang akan menjadi jodohnya. Faktor apakah yang bisa membuat dirinya berjodoh atau tidak berjodoh dengan seseorang. Usaha apakah yang bisa membuat dirinya bertemu jodoh. Itu semua tampak sebagai hal yang rumit dan random.
Aplikasi Teori Butterfly effect
Ilmu pengetahuan berkembang tanpa jeda selama empat ratus tahun terakhir. Setiap penemuan baru memunculkan permasalahan dan metode pemecahan baru, serta membuka lebar ranah eksplorasi baru. Sampai saat ini ilmuwan belum berhenti berkarya, mereka terus menemukan perangkat-perangkat baru untuk melangkah lebih jauh. Perkembangan ilmu pengetahuan itu, tidak semuanya menunjukkan gerak linier atau melingkar seperti yang dikemukakan di atas, tetapi juga ada yang bersifat non-linier. Hal ini disebabkan oleh kompleksitas permasalahan yang diakibatkan oleh kemajuan ilmu dan teknologi yang terus berlangsung dengan “lompatan-lompatan” yang mengejutkan, sehingga membutuhkan kreativitas masyarakat untuk mencari alternatif-alternatif jawaban dalam memecahkan permasalahannya. Tetapi hasil kreativitas tersebut selain mampu memecahkan masalah yang ada, disisi lain berdampak negatif pada aspek-aspek lainnya yang kurang kurang disadari.
Fritjof Capra membuat rincian fenomena dunia modern yang didukung oleh kecanggihan ilmu dan teknologi dengan mengabaikan etika, estetika dan keseimbangan alam, antara lain :
- Pengembangan senjata nuklir
Ancaman perang nuklir merupakan bahaya terbesar yang dihadapi oleh manusia saat ini, meskipun bukan satusatunya.
- Kerusakan ekosistem global dan evolusi kehidupan
Kemerosotan kualitas lingkungan alam dalam bentuk krisis udara, air, makanan dan ekologi. Oleh karena itu, jelaslah bahwa ilmu dan teknologi sangat mengganggu dan merusak sistem ekologi yang menjadi gantungan eksistensi manusia.
- Krisis ekonomi global
Akibat krisis ini maka terjadi peningkatan yang signifikan terhadap angka kejahatan dan kekerasan, sehingga kecemasan, kekacauan dan ketidaknyamanan hidup menjadi persoalan mendasar bagi manusia modern.
Lebih lanjut Capra mengemukakan bahwa ketidakseimbangan antara kemajuan pengetahuan yang rasional, kekuatan intelektual dan keterampilan teknologi di satu sisi dengan perkembangan kebijaksanaan, spritualitas dan etika di sisi yang lain telah menimbulkan ketidakpastian, ketidakaturan dan chaos.
Selain yang diungkapkan oleh Capra tersebut, terdapat satu peristiwa yang begitu diingat dalam sejarah dunia yaitu kematian Franz Ferdinand memicu perang dunia pertama, hal ini didasari pengemudi Ferdinand yang salah mengambil jalan.Ternyata, itu diyakini sebagai salah satu efek kupu-kupu terbesar dalam sejarah manusia. Pembunuhan tersebut mungkin tak akan terjadi jika pengemudi kereta sang putra mahkota Austria-Hungaria itu memeriksa petanya. Kala itu, Ferdinand sudah mengalami hari yang buruk. Semua orang yang ditemuinya di Sarajevo seakan berniat membunuhnya. Ia merasa tak diterima. Sebelumnya, sebuah bom yang meledak terlalu dini mengincar nyawanya. Meski Franz Ferdinand lolos, namun sejumlah pengiringnya harus dirawat di rumah sakit.
Dia mungkin seharusnya menganggap itu sebagai pertanda bahwa sudah waktunya untuk pulang, namun, ia bersikeras mengunjungi teman-temannya yang luka. Pengemudi mobil yang tidak terbiasa dengan rute tersebut, salah belok. Sopir mengarahkan mobil menuju ke sebuah jalan. Di sana Gavrilo Princip sedang duduk di luar sebuah kafe. Princip yang merasa dapat kesempatan emas, langsung berdir, bergegas menyibak kerumunan, dan mengarahkan tembakan ke arah Franz Ferdinand.
Dia berhasil melakukannya tepat pada waktunya. Suara tembakannya yang mengenai tubuh Ferdinand sekaligus menjadi genderang perang yang terdengar di seluruh dunia. Pembunuhan tersebut berujung pada ultimatum Habsburg terhadap Kerajaan Serbia. Sejumlah aliansi yang dibentuk selama beberapa dasawarsa sebelumnya terguncang, sehingga dalam hitungan minggu saja, semua kekuatan besar terlibat dalam perang. Dan melalui koloni mereka, konflik ini segera menyebar ke seluruh dunia. Menjadi casus belli, pemicu sebuah perang dahsyat, yang menyebarkan malapetaka hingga penjuru Bumi. Dua aliansi besar, Entente Powers — Inggris, Prancis, Serbia, dan Kekaisaran Rusia (selanjutnya Italia, Yunani, Portugis, Rumania, dan Amerika Serikat ikut bergabung) — bertempur melawan Central Powers — Jerman dan Austria-Hungaria (selanjutnya Turki Ottoman dan Bulgaria ikut bergabung). Jutaan nyawa melayang. Sejarah dunia berubah, 4 dinasti — Habsburg, Romanov, Ottoman, dan Hohenzollern, yang memiliki akar kekuasaan sejak zaman Perang Salib, seluruhnya jatuh setelah perang.
Kasus lain yang kita hadapi sekarang adalah kasus pemanasan global yang terjadi karena tindakan manusia yang merusak alam. Oleh karena itu sudah seharusnya kita menanggapi serius fakta pemanasan global tersebut. Sekecil apapun perbuatan baik kita akan membawa pengaruh besar pada dunia dan akan mendapatkan penghargaan besar di mata Tuhan.
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Q.S.Ar.Rum 30:41)
Tiga hal yang bisa kita simpulkan disini yaitu:
- Berfikirlah sebelum bertindak karena semua akan memiliki efek kedepannya baik ataupun buruk.
- Selalu waspada dengan apa yang akan terjadi kedepan atas apa yang kita perbuat.
- Jangan pernah lupa dengan hukum SEBAB AKIBAT.