
Pernah tidak kalian kehilangan motivasi diri dalam menjalani hidup sehari-hari? Tentu semua orang pernah merasakannya. Karena kita hidup di dunia tentunya memiliki aktivitas atau kegiatan sehari-hari dan kegiatan tersebut dipacu oleh mimpi-mimpi kita untuk menjadi orang yang sukses. Namun untuk mencapai kejayaan atau kesuksesan dalam hidup bukanlah suatu perkara yang mudah, banyak sekali rintangan, halangan, hambatan dan persoalan-persoalan masalah sulit yang terpaksa harus kita hadapi. Adakalanya juga kita menghadapi kegagalan dan kekecewaan yang menyebabkan kehilangan motivasi diri dalam hidup, sehingga tidak merasa bersemangat dan jenuh dalam menjalani aktivitas atau kegiatan sehari-hari.
Menurut Sudarwan (2002:2) dalam Siti Suprihatin (2015: 74) “motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya.” Dari paparan tersebut, motivasi diartikan sebagai kekuatan atau energi dalam diri seseorang yang mengacu dan berpengaruh terhadap tingkat kemauan seseorang dalam melaksanakan suatu kegiatan sehari-hari. Motivasi diri merupakan kemauan yang bersumber dalam diri sendiri, seberapa kuat motivasi yang ada pada diri seseorang menentukan kualitas perilaku dalam melaksanakan kegiatan, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun yang lainnya. Dengan semakin baiknya motivasi yang ada pada diri seseorang, dapat memicu timbulnya rasa semangat dan juga mampu mengubah tingkah laku seseorang untuk menuju pada hal yang lebih baik untuk dirinya sendiri. Sebaliknya, dengan semakin buruk motivasi yang ada pada diri seseorang, dapat memicu timbulnya rasa jenuh, malas dan juga mampu mengubah tingkah laku seseorang menjadi lebih buruk.
Motivasi terbagi menjadi dua bentuk, yakni motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik ialah dorongan yang timbul dari diri seseorang, hasrat untuk melakukan suatu tindakan untuk diri sendiri. Seseorang yang termotivasi secara intrinsik melakukan kegiatan karena ia ingin memperoleh kepuasan untuk dirinya sendiri. Hal tersebut dipacu karena senang melakukan apa yang dikerjakannya. Biasanya faktor yang mempengaruhi seseorang termotivasi secara intrinsik ialah karena adanya minat, kebutuhan, kenikmatan dan rasa ingin tahu. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang datang dari luar atau orang lain, yang membentuk perilaku seseorang untuk memperoleh keuntungan tertentu, misalnya material, penghargaan, menghindari hukuman dan lain-lain. Seseorang yang termotivasi secara ekstrinsik berpikir dan merasa bahwa partisipasi atau kinerjanya dalam melakukan penyelesaian tugas akan mendatangkan hasil yang diharapkan.
Setiap orang pasti pernah kehilangan motivasinya dalam menggapai sesuatu, sehingga membuatnya merasa jenuh, malas, bahkan tidak ada semangat lagi untuk mengejar apa yang telah diimpikan. Tiba-tiba merasa hilang motivasi yang berdampak hilangnya semangat untuk beraktivitas, sebenarnya itu merupakan hal yang lumrah. Kita sudah membuat lis daftar aktivitas yang akan kita kerjakan agar disiplin dalam waktu, akan tetapi perasaan gairah untuk mengerjakannya mendadak hilang, yang berdampak pekerjaan atau aktivitas jadi tidak selesai, malah menumpuk dengan pekerjaan baru. Pada akhirnya, muncul perasaan kesal, bingung, bahkan bisa sampai depresi.
Apa sih penyebab hilangnya motivasi diri? Pertama, bisa karena kita merasa tidak ada progres yang baik, setiap aktivitas yang dikerjakan tidak memberikan perubahan yang bersifat positif dan dampak kemajuan pada apa yang kita kerjakan. Hal tersebut membuat kita menjadi jenuh dan tidak bersemangat dalam melakukan aktivitas atau pekerjaan. Selanjutnya, orang-orang yang merasa kehilangan motivasi pada dirinya, terlalu fokus pada kesalahan. Ketika kita melakukan aktivitas atau pekerjaan, adakalanya kita melakukan kesalahan, hal tersebut membuat kita terbebani dan terlalu memikirkan pada kesalahan itu, hingga kehilangan motivasi untuk melanjutkan aktivitas atau pekerjaan. Padahal melakukan kesalahan sangat wajar dilakukan oleh kita sebagai manusia yang tidak pernah luput dari kesalahan. Lalu, terbiasa menunda-nunda. Perilaku ini, akan berdampak pada timbulnya rasa malas pada diri kita sendiri. Dengan itu, rasa malah akan berdampak juga terhadap hilangnya motivasi untuk melakukan aktivitas atau kegiatan. “Nanti aja lah, selagi bisa nanti kenapa harus sekarang?” kata ‘nanti’ biasanya lama-lama akan berubah makna menjadi ‘tidak akan dikerjakan’. Hal itulah yang terjadi pada orang-orang yang sering menunda-nunda suatu pekerjaan. Terakhir, sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Kadang kita terlalu fokus atas pencapaian atau kesuksesan orang lain, secara tidak sadar menjadikan kita membandingkan pencapaian diri kita dengan pencapaian orang lain, hal itu menjadikan kita tidak percaya diri terhadap kemampuan yang kita miliki dan pada akhirnya kita menjadi kehilangan motivasi karena kita merasa tidak sebaik dibandingkan dengan pencapaian orang lain.
Kehilangan motivasi bisa memberi dampak buruk pada kualitas hidup seseorang. Namun ketika kita berada pada keadaan kehilangan motivasi diri, kita dapat meningkatkannya dengan beberapa cara, pertama dengan menetapkan dan menulis tujuan serta menyusunnya dengan baik dan terarah. Hal tersebut dilakukan dengan menetapkan tujuan atau target yang ingin dicapai dalam hidup secara spesifik, jelas, objektif dan realistis. Setelah itu, tulis tujuan tersebut di buku atau selembar kertas dan tempelkan di dinding kamar atau ruang kerja. Selanjutnya, membuat rencana dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan di awal. Kita bisa membaginya menjadi tugas kecil atau sederhana dengan target yang bisa dicapai dalam jangka pendek. Hal tersebut dapat menjadi pengingat , dapat membuat kita lebih semangat dan berkomitmen terhadap tujuan yang sudah kita tetapkan serta dengan cara itu kita tidak akan merasa terlalu berat atau terlalu jauh untuk mencapai. Lalu, jaga dan pertahankan rutinitas yang sudah dibangun, jika merasa jenuh, kita bisa beralih sejenak ke rutinitas lain yang dapat menyegarkan dan mengembalikan motivasi diri.
Kedua, berpikir bahwa gagal itu bukan akhir dari segalanya. Ketika kita merasa gagal dalam melaksanakan aktivitas atau pekerjaan, kita harusnya berpikir bahwa gagal merupakan bagian dari pembelajaran agar dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya, bukan malah berpikir gagal merupakan akhir dari segalanya dan berujung pada kehilangan motivasi pada diri sendiri.
Ketiga, terus berpikir positif dan istirahat yang cukup. Jauhi orang-orang yang membuat pikiran kita menjadi negatif, kita harus isi hari-hari kita dengan orang-orang yang menginspirasi untuk dapat meraih tujuan. Banyak-banyak bersyukur dan jangan membandingkan diri dengan orang lain, terus berpikir positif bahwa kita akan mampu meraih tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya jangan lupa untuk istirahat yang cukup, sebesar apa pun motivasi kita untuk mencapai tujuan kita, pastikan kita memiliki waktu yang cukup untuk istirahat.
Keempat, berikan hadiah pada diri sendiri. Saat kita dapat atau berhasil menyelesaikan tugas atau mencapai target, sangat penting kita menghadiahi diri kita sendiri, sebagai perwujudan penghargaan dan bentuk terima kasih terhadap diri sendiri karena telah kuat, hebat dan dapat menyelesaikan target aktivitas atau pekerjaan. Dengan itu, diharapkan motivasi akan semakin membaik dari waktu ke waktu.
Nah, itulah cara meningkatkan motivasi yang ada pada diri kita sendiri. Walaupun kadang tidak mudah, tetapi jangan pernah berhenti mencoba meningkatkan motivasi diri kita sendiri, karena semakin kita termotivasi, bukan tidak mungkin segala impian atau tujuan yang telah kita bangun dapat kita rengkuh dalam genggaman diri sendiri. Kata Albert Einsten, hidup itu seperti mengendarai sepeda. Untuk menjaga keseimbangan, kita harus terus bergerak. Perkataan tersebut bermakna pada motivasi diri kita, yakni jika ingin berhasil dalam meraih tujuan, kita harus dapat mengontrol motivasi diri kita sendiri.