Mengenal Society 5.0: Antara Peluang, dan Tantangan.

Kehidupan masyarakat modern saat ini tidak terlepas dari teknologi, khususnya saat pandemi. Seluruh aktivitas manusia saat ini beralih menjadi serba online mulai dari aktivitas pendidikan, ekonomi, bisnis hingga aktivitas budaya. Teknologi pun kian berkembang pesat, hal ini ditandai dengan hadirnya Society 5.0 yang digagas oleh Jepang. Lalu, apa itu Society 5.0?

Society 5.0 adalah program yang diwacanakan oleh Jepang sebagai lanjutan dari Industry 4.0. Di era 5.0, penggunaan teknologi bukan semata untuk bisnis, namun mengintegrasikan kegiatan sehari-hari manusia ke dalam teknologi informasi dan basis data. Society 5.0 memanfaatkan perpaduan penggunaan artificial, drone, robot, dan big data guna mengoptimalkan teknologi dalam menunjang kehidupan manusia.

Apa bedanya dengan Industry 4.0?

Industry 4.0 dipandang mendegradasi peran manusia dan menggantinya dengan mesin-mesin, sementara Society 5.0 menciptakan masyarakat yang berpusat pada manusia (Human Centered) dan berbasis teknologi (technology based). Manusia dipandang memiliki peran di era digital sehingga diperlukan keseimbangan antara pencapaian ekonomi dan penyelesaian masalah sosial. Society 5.0 hadir untuk mencegah peran manusia yang digantikan oleh robot.

Society 5.0 adalah situasi di mana telah terjadi konvergensi antara dunia maya dan ruang fisik. Adanya Society 5.0,  memungkinkan kecerdasan buatan (artificial intelligence) melakukan transformasi data yang dikumpulkan melalui internet pada segala bidang kehidupan (Internet of Things) dan menjadikannya suatu kearifan baru yang akan didedikasikan untuk meningkatka kemampuan manusia dan membuka peluang-peluang kemanusiaan serta membuat hidup manusia lebih bermakna.

Pada Industry 4.0, orang-orang akan mengakses layanan cloud atau database di dunia maya melalui internet, mencari, mengambil, dan menganalisis informasi atau data. Sementara, di era 5.0 sebagian besar informasi dari sensor ruang fisik akan terakumulasi di dunia maya. Data-data besar ini akan dianalisis oleh kecerdasan buatan (AI) dan hasilnya akan kembali ke manusia dalam ruang fisik dan dalam berbagai bentuk.

Society 5.0 menyeimbangkan pembangunan ekonomi dan menyelesaikan masalah-masalah sosial. Dapat dikatakan bahwa lingkungan di sekitar Jepang dan dunia sedang mengalami perubahan yang drastis. Seiring pertumbuhan ekonomi, kehidupan menjadi sejahtera dan nyaman, permintaan akan energi dan bahan makanan meningkat, umur menjadi lebih panjang, dan masyarakat yang menua semakin maju. Selain itu, globalisasi ekonomi sedang berjalan, persaingan internasional menjadi semakin parah, dan masalah seperti konsentrasi kekayaan dan ketimpangan regional yang semakin meningkat. Masalah sosial yang harus diselesaikan dengan oposisi (sebagai trade off) terhadap pembangunan ekonomi tersebut menjadi semakin kompleks. Di sini, berbagai tindakan menjadi diperlukan seperti pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK), peningkatan produksi dan pengurangan hilangnya bahan pangan, mitigasi biaya yang terkait dengan penuaan masyarakat, dukungan industrialisasi berkelanjutan, redistribusi kekayaan, dan koreksi ketimpangan regional, tetapi pencapaian pembangunan ekonomi dan solusi masalah sosial pada saat yang sama terbukti sulit dalam sistem sosial saat ini.

Dalam menghadapi perubahan besar di dunia, teknologi baru seperti IoT, robotika, AI, dan data besar, yang semuanya dapat memengaruhi jalannya masyarakat, terus berkembang. Jepang berupaya mewujudkan Society 5.0 sebagai masyarakat baru yang menggabungkan teknologi baru ini di semua industri dan aktivitas sosial dan mencapai pembangunan ekonomi dan solusi untuk masalah sosial secara paralel.

Peluang dan Tantangan Society 5.0

Society 5.0 dipandang akan menghilangkan kesenjangan daerah, umur, gender, dan perbedaan bahasa serta memungkinkan penyediaan produk dan layanan yang dirancang khusus untuk beragam kebutuhan individu dan kebutuhan laten. Cara ini memungkinkan kita mencapai masyarakat yang dapat memajukan pembangunan ekonomi dan menemukan solusi untuk masalah sosial. Society 5.0 memiliki konsep masyarakat modern yang ideal, di mana masyarakat tak hanya semata tergantikan oleh teknologi, atau dengan kata lain ‘diperbudak’ oleh teknologi. Bagi negara-negara dengan penduduk yang padat seperti di Indonesia, tentu hal ini akan sangat bermanfaat karena membantu Indonesia untuk tetap menggunakan teknologi tanpa mengeliminasi peran manusia.

Model masyarakat modern ala Society 5.0 membuka ruang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk saling berkolaborasi dan bersinergi dengan teknologi untuk melakukan kreativitasnya, dan berdampak luas bagi masyarakat. Namun di sisi lain, Society 5.0 juga memiliki tantangannya tersendiri. Bagi negara-negara berkembang yang masih cukup tertinggal teknologinya, akan cukup tertinggal karena masih berkutat dengan Industry 4.0 di mana masyarakat di negara berkembang ini masih harus menggerakkan industry di negaranya.

Apakah Indonesia Siap Menyongsong Society 5.0?

Konsep Society 5.0 yang pertama kali digagas oleh Jepang ini tentu konsep yang sangat bagus khususnya di Indonesia mengingat padatnya jumlah penduduk usia produktif di Indonesia. Society 5.0 memberi kemungkinan kepada Indonesia untuk memanfaatkan sumber daya manusia yang ada tanpa mengganti peran manusia itu sendiri yang akhirnya berperngaruh pula pada pendapatan perkapita negara, kesejahteraan sosial dan kualitas hidup masyarakat.

Namun, yang menjadi pertanyaan banyak pihak, mulai dari masyarakat awam hingga para akademisi, apkah Indonesia siap menghadapi Society 5.0?

Dilansir dari republika.co.id, rupanya Indonesia masih belum sepenuhnya menerapkan Industry 4.0. Perjalananan Industry 4.0 di Indonesia terbilang sangat lambat. Pemanfaatan teknologi pun belum sepenuhnya dilakukan.  Dari sisi dunia akademik, ada banyak sekali institusi pendidikan yang belum dapat menerapkan teknologi sepenuhnya. Padahal institusi pendidikan adalah lembaga yang digadangkan untuk menjadi pelopor penerapan Industry 4.0.

Beberapa institusi pendidikan masih terseok-seok dalam menerapkan teknologi. Banyak institusi pendidikan khususnya institusi pendidikan di daerah-daerah masih belum familiar dengan teknologi meski pihak kampus sudah menyediakan sarana prasarana mengajar yang mendukung pelaksanaan pembelajaran secara online. Ketika pandemi Covid-19 baru dimulai, institusi pendidikan baru mulai menggenjot penggunaan teknologi. Namun, penggunaan teknologi ini masih belum maksimal karena adanya kendala sarana dan prasarana.  Salah satunya adalah kendala sinyal di daerah-daerah terpencil. Kemudian keterbatasan perangkat teknologi yang tidak merata karena tidak terjangkau bagi masyarakat menengah ke bawah.

Pemanfaatan Internet of Things (IoT) di Indonesia masih sangat minim. Hal ini dapat dilihat bagaimana pengelolaan birokrasi di Indonesia di mana, birokrasi Indonesia juga belum sepenuhnya menggunakan teknologi. Di era pandemi pun, pembuatan dokumen dan keperluan lainnya masih belum tersedia secara online, sehingga masyarakat masih harus datang ke kantor untuk mengurus beberapa dokumen.

Sementara di bidang ekonomi, masyarakat Indonesia khususnya di daerah-daerah terpencil masih belum memanfaatkan sepenuhnya internet untuk mendukung kehidupan sehari-hari atau untuk mendorong roda perekonomian. Hal ini disebabkan oleh kesenjangan yang terjadi antara pedesaan dan perkotaan yang menyebabkan kehidupan masyarakat pedesaan di Indonesia masih cukup awam dengan teknologi. Kesenjangan teknologi ini disebabkan oleh tidak meratanya pembangunan di setiap daerah, sehingga sarana dan prasarana yang mendukung teknologi pun tidak tersebar secara merata. Hingga saat ini, pemanfaatan teknologi masih hanya sebatas menerima dan memberi informasi, belum sampai pada Internet of Things.

Kesimpulannya, Indonesia belum siap dengan Society 5.0 dengan berbagai keterbatasan yang ada. Namun, inilah yang menjadi PR besar bagi pemerintah Indonesia untuk membenahi ekosistem industri serta teknologi dan menyiapkan Indonesia agar mampu menyongsong Society 5.0.  Jangan sampai Indonesia jauh tertinggal dari negara-negara lainnya.

Referensi:

https://www.republika.co.id/berita/pwmveb282/siapkah-indonesia-menuju-industri-50

https://www8.cao.go.jp/cstp/english/society5_0/index.html

Loading

Kunjungi juga website kami di www.lpkn.id
Youtube Youtube LPKN

Avatar photo
murnioktaviani

Seorang pemerhati media, politik, hukum, dan pemerintahan.

Artikel: 6

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *