Fimela.com

14 Februari Identik dengan Perayaan Hari Valentine, Ini Kisah yang Terukir di Baliknya.

Valentine Day adalah Hari Kasih Sayang pada tanggal 14 Februari hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta saling menyatakan cintanya yang diberikan kepada kekasih, keluarga, sahabat, teman, dan sebagainya.

Banyak kalangan pasti sudah tidak asing lagi mendengar kata valentine. Hari tersebut dirayakan sebagai suatu perwujudan cinta kasih seseorang. Perwujudan yang bukan hanya untuk sepasang muda-mudi yang sedang jatuh cinta namun memiliki makna yang lebih luas lagi. Diantaranya kasih sayang antara sesama, pasangan suami isteri, orang tua kepada anak, kakak adik dan lain sebagainya. Maka dari itu Hari Valentine biasa disebut pula sebagai hari kasih sayang.

Pada bulan Februari, kita selalu menjumpai berbagai media massa, mal-mal, pusat hiburan saling berlomba menarik perhatian para remaja dengan menggelar pesta perayaan yang tak jarang berlangsung bahkan hingga larut malam. Semua pesta tersebut bertajuk pada Valentine’s Day. Biasanya mereka saling mengucapkan memberi selamat, berkirim kartu dan bunga, saling bertukar pasangan, saling curhat, menyatakan sayang atau cinta karena anggapan saat itu adalah hari kasih sayang.

Namun, mengapa ini bisa menjadi hari kasih sayang? Mengapa bisa menjadi hari Valentine? Mengapa harus tanggal 14 Februari? Untuk menjawab itu semua mari kita bahas dan simak dengan baik.

Sejarah Dibalik Hari Valentine’s Day

Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama-nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dipecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur. 

Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (lihat: The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (lihat: The World Book Encyclopedia 1998). The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. 

Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St. Valentine” termasuk juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda. 

Menurut Versi Pertama

Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah Tuhan-Tuhan orang Romawi. Orang-orang yang mendambakan doa St. Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya. 

Versi kedua 

Menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan dari pada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St. Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga ia pun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M. (The World Book Encyclopedia, 1998). 

Kebiasaan mengirim kartu Valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan St. Valentine. Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang St. Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Perancis. Kemudian Geoffrey Chaucer, penyair Inggris mengaitkannya dengan musim kawin burung dalam puisinya (lihat: The Encyclopedia Britannica, Vol.12 hal.242, The World Book Encyclopedia, 1998). 

Lalu bagaimana dengan ucapan “Be My Valentine?”

Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical Christians Observe It?” (www.korrnet.org) mengatakan kata “Valentine” berasal dari Latin yang berarti: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, Tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak, -tulis Ken Sweiger- jika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, hal itu berarti melakukan perbuatan yang dimurkai Tuhan (karena memintanya menjadi “Sang Maha Kuasa”) dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Adapun Cupid (berarti: the desire), si bayi bersayap dengan panah adalah putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari. Disebut Tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri!

Lalu Siapakah Valentine?

Tidak ada kejelasan, siapakah sesungguhnya yang bernama Valentine. Beragam kisah dan semuanya hanyalah dongeng tentang sosok Valentine ini. Tetapi setidaknya ada tiga dongeng yang umum tentang siapa Valentine.

PERTAMA, St Valentine adalah seorang pemuda bernama Valentino yang kematiannya pada 14 Februari 269M karena eksekusi oleh Raja Romawi, Claudius II (265-270). Eksekusi yang didapatnya ini karena perbuatannya yang menentang ketetapan raja, memimpin gerakan yang menolak wajib militer dan menikahkan pasangan muda mudi, yang hal tersebut justru dilarang. Karena pada saat itu aturan yang ditetapkan adalah boleh menikah jika sudah mengikuti wajib militer.

KEDUA, Valentine seorang pastor di Roma yang berani menentang Raja Claudius II dengan menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan menolak menyembah dewa-dewa Romawi. Ia kemudian meninggal karena dibunuh dan oleh gereja dianggap sebagai orang suci.

KETIGA, seorang yang meninggal dan dianggap sebagai martir, terjadi di Afrika di sebuah provinsi Romawi. Meninggal pada pertengahan abad ke-3 Masehi. Dia juga bernama Valentine.

Fakta Valentine Zaman Dahulu dan Sekarang

Perbedaan perayaan Valentine zaman dulu hingga zaman kini sangat lah jauh. Dilansir dari detik.com., Pada zaman Romawi kuno, 14 Februari merupakan hari kasih sayang yang mewajibkan semua orang untuk memperingati dan juga meliburkan berbagai kegiatan. Beberapa sejarawan menelusuri, pada masa itu orang-orang memperingati tanggal 14 Februari sebagai hari libur guna menghormati Juno yang merupakan Ratu dewa-dewi Romawi.

Fakta lainnya adalah, pada zaman dahulu perayaan dimulai pada tanggal 15-nya Tidak sama dengan saat ini yang hanya merayakan ketika tanggal 14 saja. Pada tanggal 15 Februari sering kali diadakan sebuah perayaan bernama Festival Lupercalia yang umumnya disebut sebagai festival kesuburan. Dalam kegiatan ini dilakukan dengan cara memasukkan nama berbagai wanita ke dalam sebuah kotak.

Kemudian pria akan acak mengambil sebuah nama yang nantinya akan dijodohkan atau dipasangkan. Namun seiring perkembangan zaman budaya ini mulai berubah dan tradisi ini diganti hanya dengan mengungkapkan kasih sayang ketika hari Valentine tiba.

Itulah deretan mengenai tradisi dan juga sejarah Valentine yang sebenarnya yang bisa anda ketahui. Terlepas dari banyaknya legenda sejarah ataupun perayaan mengenai hari kasih sayang ini. Kita tentu tidak dapat menebak mana yang paling bisa dianggap benar atau sejarah awalnya dan setiap orang juga memiliki pandangan masing-masing mengenai Valentine’s Day ini.

Intinya buat kalian yang merayakan perayaan ini atau tidak, tetap selalu mematuhi protokol kesehatan dan selalu memakai masker agar pandemi covid segera mereda dan kita bisa melakukan aktivitas seperti biasanya lagi. Tetap semangat dan terima kasih sudah berkunjung.

Sumber:

  • Sejarah dan Legenda di Balik Hari Valentine (detik.com) , diakses 14/2/2021
  • Hj. Irena Handono, Sejarah Valentine Day, diakses 14/2/2021
  • Alya R., Hukum Valentine Day, diakses 14/2/2021

Loading

Kunjungi juga website kami di www.lpkn.id
Youtube Youtube LPKN

Desiwy
Desiwy

Mahasiswi yang Menyukai Dunia Tulisan :)

Artikel: 18

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *