Mengenal Lebih Dekat Program BANGKIT Kemendikbud

Bangun Kualitas Manusia Indonesia    adalah satu dari sekian program yang dibesut  Ditjendikti Kemendikbud di penghujung tahun 2020 lalu. Program Bangkit diluncurkan dengan tujuan mengembangkan kompetensi mahasiswa yang ingin berkarir di dunia teknologi, program ini merupakan kolaborsi dalam bentuk kemitraan antara Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Google, Gojek, Tokopedia, Traveloka, dan mitra perguruan tinggi tahun ini ditawarkan melalui Kampus Merdeka untuk 3000 mahasiswa terpilih resmi dan sedang berjalan saat ini, mahasiswa yang lolos seleksi dan terpilih akan mengikuti pengalaman belajar online Bangkit selama 18 minggu.

“Program Bangkit merupakan salah satu model pembelajaran Kampus Merdeka yang dirancang melalui kolaborasi Google sebagai pelaku teknologi global, unicorn dan decacorn dalam negeri bersama perguruan tinggi. Program ini juga bekerjasama dengan Universitas Stanford melalui program University Innovation Fellow. Peserta-peserta terbaik nantinya berkesempatan untuk mengikuti program internship dari Stanford University. Menurut para analis, teknologi AI berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan nilai hingga 366 Milyar USD dalam 10 tahun ke depan. Karenanya, kita harus menyiapkan talenta teknologi AI yang akan menjadi pemimpin AI tidak hanya di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Saya berharap Program Bangkit dapat melahirkan para pemimpin teknologi di Indonesia yang membawa akselerasi ekonomi digital di tanah air” kata Prof. Nizam Dirjen Dikti Kemendikbud. Sumber : https://dikti.kemdikbud.go.id/pengumuman/program-bangkit-2021/

Pada tahun 2020 lalu telah terseleksi 300 mahasiwa mengikuti program Bangkit ini, dan pada pembukaan berikutnya di awal tahun 2021 kesempatan diberikan kembali kepada mahasiswa dengan lebih meningkatkan kouta pesertanya menjadi 3.000 mahasiswa yang siap menjalani program ini selama 18 minggu ke depan dengan bahasa pengantar adalah bahasa Inggris. Klik  Pendaftaran BANGKIT  Untuk angkatan penerimaan tahun 2021 ini mahasiswa akan memulai pelatihan 15 Februari sampai 25 Juni 2021.

Mahasiswa Peserta Program Bangkit  Tahun 2020 
Sumber : https://indonesia.googleblog.com/2020/09/selamat-kepada-lulusan-program-bangkit.html

Program Bangkit 2021 menawarkan tiga program pelatihan antara lain machine learning, mobile programming dan cloud computing. Dapat diikuti oleh mahasiswa D4/S1 di perguruan tinggi yang telah menyelesaikan semester 5. Sementara kerjasama dengan perguruan tinggi telah dilakukan  dengan 15 perguruan tinggi yang menjadi host Bangkit 2021 antara lain :  Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Udayana, Institut Teknologi Sebelas Nopember, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Terbuka, Universitas Padjadjaran, Universitas Brawijaya, Universitas Gunadarma, Telkom University, Universitas Dian Nuswantoro, Institut Teknologi Harapan Bangsa, dan Universitas Bina Nusantara.

KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) Program Bangkit 2021 difasilitasi oleh 370 instruktur/mentor dari beberapa perusahaan yang menjadi mitra diantaranya 13 orang dari Traveloka, 23 dari Tokopedia, 41 dari Geogle, 41 dari Gojek  dab satu Deep Tech. Salah satu lulusan program Bangkit, Irfani Sakinah menuturkan, Bangkit membantunya dalam mempersiapkan diri untuk bekerja di bidang teknologi. Terutama melalui sesi pembekalan soft skills yang komprehensif. Dalam salah satu sesi yang disebut growth mindset, ia mengaku terkesan karena mentornya mampu membuka wawasannya bahwa siapapun bisa menjadi apa yang mereka inginkan selama mau berlatih. “Hal ini membuat saya percaya untuk bisa meraih pekerjaan impian saya. Saya bangga menjadi bagian dari Bangkit. Meskipun hidup penuh dengan tantangan dan kondisi yang serba tak pasti, namun selalu ada harapan untuk terus berjuang,” imbuhnya optimistis.

 

 

Untuk mengikuti program ini selain minat dan kemampuan akademik, mahasiswa harus memiliki motivasi untuk belajar dan mengikutinya secara penuh dan tidak bisa dijadikan ini sebagai “pengisi waktu luang” dimasa pandemi ini. Hal ini mengingat kemajuan teknologi yang berjalan sangat cepat dan dinamis mendorong untuk terus berusaha menyesuaikan diri baik pengetahuan dan kompetensi untuk mampu bersaing dengan masyarakat global yang hampir tidak ada batasan, 

Tiga bidang kompetensi (machine learning, mobile programming dan cloud computing) yang disasar dalam program Bangkit memberikan peluang dan menjadikan sebuah nilai tambah tersendiri bagi para mahasiswa pesertanya untuk  meningkatkan kompetensi hard skill dan soft skill, dilain sisi nilai tambah yang didapatkan adalah mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengaplikasikan ilmunya ke masyarakat, dan berinteraksi dengan para praktisi industri.

Kini dalam hitungan beberapa minggu ke depan, mahasiswa peserta program Bangkit yang terpilih sedang menjalani pencerahan dan diberikan pengayaan ilmu pengetahuan dan keterampilan (hard skill dan soft skill) dalam rangka menjawab tantangan program yang dicanangkan Presiden Joko Widodo berkaitan dengan penyiapan sembilan juta talenta digital terampil pada 2030.

Program Bangkit ini menjadi inline dengan kebijakan Merdeka Belajar: Kampus Merdeka, utamanya terkait konsep kegiatan belajar mahasiswa, sehingga dengan mengikuti program ini, dapat diakui sebagai kegiatan belajar mahasiswa yang setara dengan 20 Satuan Kredit Semester.

William Florance  dari Asia Pacific Education Programs Lead Google sebagai mitra program Bangkit mengatakan bahwa program ini diinisiasi untuk mengatasi celah antara talenta digital dan perusahaan teknologi, diharapkan bahwa ke depannya para lulusan program ini dapat dimanfaatkan dan diterima oleh perusahaan teknologi tidak saja tingkat nasional, regional tetapai juga lebih dari itu  perusahaan teknologi kelas dunia. 

Dilain sisi kita bisa berharap bahwa sepuluh tahun ke depan potensi penggunaan teknolgi IT, teknologi digital utamanya di bidang AI (Kecerdasan Buatan) dengan bermunculannya tenaga terdidik dan terampil melalui program Bangkit dapat melahirkan startup digital yang dapat berkembang menjadi unicorn  dan deacorn seperti Gojek dan Tokopedia yang memiliki nilai valuasi di atas 7 miliar dolar AS dan berpeluang menghasilkan nilai ekonomi digital yang begitu fantastis nilai valuasinya

 

Mengutip dari CNBC Indonesia : Sri Mulyani menjelaskan dari laporan yang dirilis Temasek, ekonomi digital Indonesia akan berkembang pesat pada tahun 2025 mendatang dari berbagai bidang. Pertama dari bidang internet ekonomi digital RI diproyeksi naik lebih dari tiga kali lipat yakni dari US$ 40 miliar menjadi US$ 133 miliar. Kemudian melalui e-commerce nailk empat kali lipat dari US$ 20 miliar ke US$ 82 miliar dan online traveling naik 2,5 kali lipat dari US$ 10 miliar menjadi US$ 25 miliar. Lalu dari media berpotensi naik dari US$ 3,5 miliar menjadi US$ 9 miliar dan melalui ride hailing dari US$ 5,7 miliar ke US$ 18 miliar.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/tech/20201111151441-37-201070/

Munculnya pemikiran dan pandangan bahwa semua potensi (ekonomi digital) akan dapat diraih jika negara berpihak pada upaya peningkatan kualitas SDM nya melalui pendidikan di setiap jenjang harus terus didorong tanpa ditunda-tunda lagi dan jangan hanya menjadi jargon-jargon politik sesaat saja. Ini perlu konsistensi dan koordinasi lintas kementerian. Dilain sisi bahwa transformasi digital bertujuan untuk merespon terhadap perkembangan  industri 4.0 menuju industri 5.0  menjadi suatu keniscayaan.

 

Loading

Kunjungi juga website kami di www.lpkn.id
Youtube Youtube LPKN

Avatar photo
Suryana

Hobi membaca untuk menambah wawasan. Belajar dan pembelajaran menjadi menu tetap keseharian. Berbagi ilmu dan pengalaman melalui UNIVERSITAS RAHARJA-TANGERANG.

Artikel: 18

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *