Pertama-tama kita ucapkan salut kepada Mas Menteri Nadiem Makarim, tanpa lelah-lelahnya Mas Menteri yang satu ini terus melakukan “gebrakan-gebrakan” dalam upaya menerobos barikade kebuntuan dan jebakan kebijakan dunia pendidikan nasional masa silam sehingga pendidikan (negara kita) menjadi jalan di tempat bagai kerakap diatas batu, hidup segan mati tak mau. Sebegitu “gawat dan mengerikan” kondisinya pada waktu itu sehingga melahirkan sikap apatis, skeptis masyarakat (dunia pendidikan khususnya).
Hari Rabu, 3 Maret 2021, Kemendikbud meluncurkan lagi satu program penguatan yang diperkenalkan dengan nama Program Guru Belajar dan Berbagi sebagai upaya mewujudkan visi-misi pendidikan nasional kedepan dapat tercapai.
Dari paparan yang disampaikan dalam acara peluncuran program tersebut, satu diantara sekian banyaknya harapan yang ingin dicapai dengan Program Guru Belajar dan Berbagi ini utamanya merupakan gerakan yang membuat setiap guru bisa mengikuti program pembelajaran secara daring. Selain itu juga bisa untuk berefleksi dan terus mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan, dengan kata lain guru (pendidik) difasilitasi untuk terus mau dan mampu mengembangkan diri secara mandiri di tengah pandemi.
Lantas muncul pertanyaannya adalah apakah sesederhana itu mekanisme dan prosesnya untuk menjadikan setiap individu pendidik yang mengikuti program ini dijamin menjadi lebih qualified, menjadi lebih “unggul” dari sebelumnya? Mengingat salah satu tujuan akhir dari program ini adalah nantinya didedikasikan untuk anak-anak peserta didiknya sebagai “konsumen akhir” agar mereka mendapatkan pendidikan terbaik dari guru terbaik. Tentu ini membutuhkan waktu pembuktiannya, namun optimisme perlu dibangun dan terbentuk manakala insan pendidik yang diberikan kesempatan dan difasilitasi untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensinya tetap terus semangat dan terbentuk rasa percayanya walau peserta program ini nota bene masih punya masalah dengan posisi dan statusnya kepegawaiannya saat ini (Guru status Honorer yang akan mengikuti test PPPK) mereka inilah yang akan berproses “mengubah nasib” nya dari status yang tidak jelas “hitung-hitungannya” alias (tenaga honorer) untuk menjadi ASN dengan status sebagai PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja).
Seri Materi Program Pembelajaran Guru Belajar dan Berbagi
Ada lima seri materi pembelajaran *) yang difasilitasi nantinya (secara daring) dalam program ini
Sumber : https://ayogurubelajar.kemdikbud.go.id/#seri-pendidikan-keterampilan-hidup
- Seri Pendidikan Keterampilan Hidup. Program pembelajaran yang dirancang bagi Guru SMP dan SMA/SMK dengan tujuan untuk membantu dan membekali para peserta didik dengan keterampilan abad ke-21 yang bermanfaat untuk masa depan mereka termasuk mengembangkan kemampuan belajar dan menggali potensi diri. Seri ini adalah hasil kerjasama Kemendikbud RI dan UNICEF.
- Seri Belajar Mandiri Calon Guru ASN PPPK. Program pembelajaran yang dirancang sebagai solusi untuk meningkatkan kompetensi pedagogi dan profesionalisme dengan menyediakan fasilitas untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan serta latihan soal-soal sebagai bekal dalam mengikuti seleksi guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
- Seri Pendidikan Inklusif. Program pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan guru tentang konsep keberagaman peserta didik, konsep dasar pendidikan inklusif dan sistem layanan pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus.
- Seri Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). Program pembelajaran yang dirancang bagi Guru dan Kepala Sekolah untuk dapat meningkatkan kompetensi berdasarkan literasi dan numerasi yang diharapkan dapat lebih mendorong perbaikan mutu pembelajaran.
- Seri Masa Pandemi Covid-19. Program pembelajaran yang dirancang untuk melakukan pembelajaran jarak jauh dengan kondisi khusus masa pandemi COVID-19, dengan tetap memberikan pembekalan dasar yang bermakna bagi siswa untuk melakukan merdeka belajar.
*) Keterangan : 2 seri materi pembelajaran statusnya baru (#1, #2), 1 seri materi pembelajaran statusnya segera (#3) dan 2 seri materi pembelajaran sudah selesai (#4, #5)
Siapa saja yang bisa menjadi peserta program Guru Belajar dan Berbagi
1. Seri Pendidikan Keterampilan Hidup (PKH) bagi para guru SMP dan SMA/SMK di Indonesia dirancang agar guru dapat mendukung peserta didik dalam mengembangkan keterampilan abad ke-21 (seperti pemecahan masalah, kreativitas dan komunikasi), dan agar mereka memperoleh pengetahuan komprehensif tentang berbagai topik penting (seperti kesetaraan gender, keamanan menggunakan internet, dan perundungan/bullying). Metodologi yang digunakan dalam sesi-sesi pembelajaran PKH sangat bervariasi, termasuk permainan, diskusi, penilaian diri, role-play/drama, studi kasus, pekerjaan rumah, pemetaan pemikiran, tugas proyek, dan presentasi.
- Guru semua mata pelajaran SMP dan SMA/SMK.
- Memiliki akun SIMPKB.
- Berkomitmen untuk menyelesaikan 22 jam pelatihan PKH berbasis web / e-modul.
- Berkomitmen untuk menyelesaikan 10 jam pendampingan (coaching clinic) secara online yang akan dipandu oleh para master trainers.
- Tidak sedang mengikuti/terlibat dalam kegiatan lain yang terkait dengan peningkatan kapasitas pada saat yang sama.
- Menjadi salah satu dari 14.000 peserta yang berhasil mendaftar mengikuti program Guru Belajar dan Berbagi pada seri Pendidikan Keterampilan Hidup.
2. Seri Belajar Mandiri Calon Guru ASN PPPK
- Peserta mampu menggunakan bahan belajar mandiri dan latihan soal untuk mempersiapkan diri untuk mengikuti seleksi Guru ASN PPPK.
- Peserta mampu menggunakan sistem bahan belajar mandiri yang mudah, ringan, ringkas.
- Peserta mampu menggunakan komunitas pembelajaran (Learning Community) dalam membangun pengetahuan dan keterampilannya.
Siapa saja yang bisa menjadi peserta program Guru Belajar dan Berbagi Seri Belajar Mandiri Calon Guru ASN PPPK?
- Semua guru non PNS yang terdaftar di Dapodik
- Telah memiliki Akun SIMPKB
3. Seri Pendidikan Inklusif, di program Guru Belajar. (Segera Hadir!)
Program pembelajaran yang dirancang untuk Meningkatkan pengetahuan guru tentang konsep keberagaman peserta didik, konsep dasar pendidikan inklusif dan sistem layanan pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus.
4. Seri Asesmen Kompetensi Minimum
Tujuan
- Memahami konsep Asesmen Nasional.
- Memahami bentuk pelaksanaan Asesmen Nasional.
- Menganalisis contoh asesmen literasi membaca pada Asesmen Kompetensi Minimum.
- Menganalisis contoh asesmen numerasi pada Asesmen Kompetensi Minimum.
- Membaca dan menindaklanjuti laporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum.
- Melakukan pengimbasan dengan mengajak rekan guru yang lain untuk mengikuti program Guru Belajar dan Berbagi seri Asesmen Kompetensi Minimum.
Siapa saja yang bisa menjadi peserta program Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum?
- Semua Guru SD, SMP dan SMA/SMK.
- Kepala Sekolah SD, SMP dan SMA/SMK.
- Pengawas SD, SMP dan SMA/SMK.
- Semua Guru SDLB, SMPLB, dan SMALB.
- Kepala Sekolah SDLB, SMPLB, dan SMALB.
- Peserta yang berasal dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sederajat SD, SMP, SMA/SMK.
- Telah memiliki Akun SIMPKB.
Persiapan dan Proses Pembelajaran
Dari aspek materi dan infrastruktur lainnya dalam upaya mendukung terlaksananya program belajar dan berbagi lini dapat dikatakan sudah memadai, begitu juga dari sisi kuantitas peserta program (yang sudah terdaftar) menunjukkan tingkat atensi dan antusiasme nya tinggi.
Peserta program nantinya dapat leluasa mengatur waktu belajarnya disesuaikan dengan kesibukanya masing-masing (lebih fleksibel).
Konten-materi pembelajaran dalam bentuk modul dapat diakses dan dipelajari peserta program ini dengan mudah dan nyaman. Ada 38 jenis modul belajar. Terdiri dari 26 mata pelajaran dari jenjang SD, SMP, dan SMA.
Peserta program akan ditantang untuk lebih meningkatkan kemampuan/kompetensinya
Peserta program mempunyai kesempatan untuk berinteraksi dengan rekan sejawatnya tanpa dibatasi ruang dan jarak, hal ini memungkinkan terciptanya suasana pembelajaran menjadi lebih akomodatif dan dapat membangun kolaborasi jika ada masalah yang sulit dipecahkan untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Penutup
Khususnya untuk saudara-rekan tenaga pendidik yang masih berstatus tenaga honorer yang saat ini sedang dan akan berjuang “memperbaiki nasib”, kesempatan sudah dibuka melalui Program Guru Belajar dan Berbagi dengan mengikuti seri belajar mandiri bagi calon guru ASN PPPK sebagai bekal menghadapi seleksi/test penerimaan yang akan dijalankan pada waktunya nanti, semoga ini dapat menjadi batu pijakan dan batu loncatan menuju ke arah yang lebih baik dan lebih baik lagi.
Sambil menunggu waktu seleksi/test diselenggarakan tidak ada salahnya kita kembali mengingat sambutan dari Mas Menteri Nadiem Makarim pada saat peluncuran Program Guru Belajar dan Berbagi seri belajar mandiri bagi calon guru aparatur sipil negara (ASN) PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja) : “Kami mengundang para guru honorer dan lulusan pendidikan profesi guru untuk membuktikan kelayakannya untuk menjadi guru ASN PPPK melalui seleksi yang adil, bersih, dan demokratis,” kata Nadiem Anwar Makarim saat peluncuran secara daring di Jakarta, Rabu (3/2).
Upaya memperjuangkan hak para pendidik, khususnya peningkatan kesejahteraan dan perlindungan kerja terus dilakukan oleh Kemendikbud. “Guru yang mau membuka diri untuk terus belajar dan tumbuh, itulah kuncinya,” tegas Mendikbud.
Mengakhiri tulisan ini, rasa-rasanya ada asa yang menggantung bagi peserta program Guru Belajar dan Berbagi ini terutama rekan guru yang saat ini masih berstatus honorer, setelah sekian lama menanti dan menunggu dengan penuh ketidak pastian seberkas cahaya di ujung terowongan nun jauh disana tetap berpendar menanti untuk diraih. Semoga ini menjadi batu pijakan dan batu loncatan menuju ke arah yang lebih baik dan lebih baik lagi dalam menata dan menjalani kehidupan sebagai pendidik. GURU……..Engkau sebagai pelita dalam kegelapan, Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan, Engkau patriot pahlawan bangsa Tanpa tanda jasa.
Semangat terus……