Sudah satu tahun lebih masa pandemi virus Corona berjalan, hingga sampai saat ini belum ada tanda – tanda mereda dan berakhir. Sudah banyak korban berjatuhan, tidak hanya ratusan atau ribuan korban bahkan sampai berjumlah jutaan korban manusia yang terkena. Ekonomi lesu, pekerjaan sulit dan banyak masyarakat para pekerja baik pabrik atau karyawan kantor yang mengalami pemutusan masa kerja. Tidak cuma di negara Indonesia saja yang terkena dampaknya, tetapi negara di seluruh dunia pun ikut merasakan dampak buruk yang ditimbulkan pandemi virus Corona ini. Akhir – akhir ini di negara India terjadi lonjakan jumlah masyarakat yang terjangkit dan terpapar virus mematikan ini. Bahkan disebut sebagai tsunami virus Corona karena menyebabkan situasi dan kondisi kesehatan di negara India benar – benar di masa kritis.
Kebijakan yang dikeluarkan oleh organisasi kesehatan dunia atau biasa dikenal sebagai WHO yang berkaitan dengan pandemi virus corona ini mulai dari aturan dilarang berkerumun, wajib tetap di rumah saja, wajib mencuci tangan, wajib memakai masker, dan juga wajib menjaga jarak sosial antara orang satu dengan yang lainnya. Dengan adanya kebijakan dari organisasi kesehatan dunia yang seperti demikian, membuat negara bergerak cepat untuk membuat peraturan untuk menjaga rakyatnya dari ancaman mematikan virus corona ini. Mulai dari me lockdown negaranya masing – masing dan kebijakan yang lainnya. di Indonesia pun sendiri membuat kebijakan PSBB atau yang berarti Pembatasan Sosial Berskala Besar.
PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar menyebabkan masyarakat harus berdiam diri di rumah dan tidak boleh sembarangan keluar rumah. Berjalannya waktu kebijakan untuk berdiam diri di rumah saja dan tidak banyak melakukan aktivitas ini menimbulkan masyarakat mulai bosan, suntuk dan stres. Lama – kelamaan berada di rumah menyebabkan terkadang teman – teman semua mulai turun semangat untuk melakukan olahraga secara rutin. Dengan kondisi kejiwaan masyarakat yang seperti demikian akan berpeluang besar untuk malah muncul penyakit baru yang bisa mengidap pada tubuh masyarakat. Tentunya pada situasi dan juga kondisi yang demikian ini menjadikan masyarakat berpikir ulang, apakah harus tetap menaati aturan pemerintah untuk tetap berdiam diri di rumah atau pergi ke luar untuk melakukan olahraga dan menghirup udara segar untuk menjaga imun diri agar tidak tertular penyakit lainnya.
Penyakit Demensia
Intensitas olahraga yang rendah dan bahkan tidak ada kegiatan untuk melakukan olahraga akan meningkatkan potensi diri Anda untuk dapat mengidap penyakit yaitu yang bernama Demensia. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli dan analis kesehatan mengatakan bahwa orang yang memiliki kebiasaan rendah dalam melakukan olahraga dan bahkan tidak berolahraga sama sekali bisa berpeluang mengidap penyakit Demensia sekitar 8.1 persen.
Penyakit Demensia merupakan penyakit dimana ada kumpulan gejala yang bisa menurunkan beberapa fungsi organ tubuh manusia, yaitu seperti organ untuk berbicara, berperilaku, berpikir dan juga organ untuk berpikir. Penyakit Demensia ini oleh kalangan khalayak masyarakat umum disebut sebagai penyakit Pikun atau kepikunan. Tetapi dalam medis, untuk penyakit Demensia ini yaitu mengalami kepikunan yang cukup parah dari ringan hingga berat, bahkan bisa merubah kondisi dari kepribadian manusia. Penyakit Demensia ini sangat aktif, yaitu bisa bertambah parah dari masa ke masa hingga sampai untuk sulit di sembuhkan. Memang Demensia bisa bertambah parah berbarengan dengan usia yang semakin tua, namun sebenarnya penyakit Demensia tidak terpadu dengan faktor penuaan, artinya penyakit Demensia ini bisa menyerang siapa saja dan kapan saja.
Jenis Penyakit Demensia
Ada beberapa jenis penyakit Demensia ini yaitu sebagai berikut :
1.Penyakit Demensia Vaskular
Yaitu adanya kondisi otak yang sedang dalam kondisi terganggu oleh plak yang berada di pembuluh darah. Demensia Vaskular ini bisa mengakibatkan tersumbat nya aliran darah yang berjalan di otak. Selain itu, untuk penyakit stroke juga biasanya di dalam pembuluh darah ini mengalami penyumbatan.
2.Penyakit Demensia Front Tempo
Penyakit ini ditandai dengan adanya kerusakan pada sel saraf lobus frontaltemporal yang berada di posisi bagian depan otak manusia. Pada sel saraf ini berfungsi untuk berbicara, cara berperilaku, dan juga kepribadian seseorang.
3.Penyakit Demensia Lewy Body
Penyakit ini disebabkan oleh adanya protein yang sedang mengendap di dalam bagian sel saraf pada organ otak manusia. Pada manusia biasanya mengalami daya ingat yang mulai menurun. Dengan kondisi yang demikian menyebabkan otak mengalami macet di dalam fungsi menjalankan sinyal kimia ke seluruh badan.
4.Penyakit Alzheimer
Penyakit ini merupakan salah satu jenis penyakit Demensia yang paling umum di idap oleh seseorang. Penyakit ini disebabkan oleh gumpalan protein yang mengendap di otak. Dan untuk faktor keturunan yang diturunkan oleh orang tua ke anak beresiko relatif kecil dan rendah.
Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan teridap nya penyakit Demensia ini menjadi beresiko sangat besar, yaitu seperti gaya hidup yang tidak beraturan, pola makan yang tidak teratur, tidak melakukan olahraga, merokok, minum alkohol, dan juga adanya riwayat dari keluarga.
Gejala utama penyakit Demensia ini yaitu seperti turunnya daya ingat atau daya memori dari seseorang, perubahan cara dalam pikir, perubahan pola berperilaku dan juga cara bicara. Gejala yang telah disebutkan di atas berpeluang besar untuk semakin memperparah penyakit Demensia. Ada juga gejala lainnya seperti sulit berkomunikasi dengan seseorang, susah untuk melaksanakan aktivitas hidup sehari – hari, banyak lupa ketika menaruh suatu barang, apatis atau tidak ada kepedulian terhadap hal apapun, depresi, halusinasi, gelisah dan paranoia.
Cara Mengatasi Penyakit Demensia
Kemudian bagaimana cara ataupun solusi untuk bisa dilakukan dalam rangka upaya untuk melakukan pencegahan penyakit Demensia ini adalah sebagai berikut :
1.Melakukan Olahraga secara Teratur
Dengan berolahraga secara teratur, menjadikan peredaran darah mengalir dengan lancar ke otak dan ke organ vital lainnya seperti jantung dan juga ke seluruh tubuh lainnya. Dengan kondisi yang demikian akan meminimalisir terjadinya penyumbatan pembuluh darah dan penggumpalan darah dan juga memperlancar kinerja jantung. Dalam melakukan kegiatan olahraga di masa pandemi corona, teman – teman bisa melakukan olahraga ringan secara ritun dan teratur di dalam rumah, seperti jogging – jogging kecil mengitari rumah, atau bisa juga dengan alat treadmill, sehingga olahraga di rumah menjadi lebih mudah.
2.Melakukan Aktivitas yang menjadikan Otak selalu Aktif
Berupaya untuk menggunakan otak untuk selalu berpikir aktif adalah salah satu cara untuk mencegah munculnya penyakit Demensia. Pergunakanlah otak teman – teman semua untuk selalu belajar dan mempelajari hal – hal baru yang belum pernah teman – teman ketahui sebelumnya. Bisa juga teman – teman melakukan kegiatan kecil seperti membaca dan menulis, hal itu akan membuat otak teman – teman akan semakin aktif dan mempersempit peluang munculnya penyakit Demensia.
3.Memperbanyak Asupan yang mengandung Vitamin D
Dengan teman – teman memperbanyak asupan yang mengandung banyak Vitamin D akan mengurangi peluang munculnya penyakit Demensia. Karena kurangnya asupan Vitamin D berhubungan dengan turunnya kualitas Vitamin D pada tubuh. Cara paling instan untuk mendapatkan Vitamin adalah dengan cara berjemur di bawah sinar Matahari pada pagi hari. Cara lainnya yaitu dengan banyak mengonsumsi sayur, telur, daging, kacang, dan juga buah.
4.Jangan Minum Alkohol
Orang yang terlalu banyak meminum alkohol akan memberikan dampak pada tambah besarnya peluang untuk mengidap penyakit Demensia. Orang yang minum alkohol berpotensi lebih besar untuk terkena penyakit ini dari pada yang tidak minum alkohol.
5.Perlunya Support Keluarga
Selain beberapa upaya di atas tadi yang bisa dilakukan untuk mengurangi potensi terkena penyakit Demensia. Yang tidak kalah penting adalah dukungan dari keluarga. Dukungan keluarga bisa dilakukan seperti melakukan komunikasi dengan penderita Demensia dengan kalimat yang tidak terlalu rumit atau mudah dimengerti, bisa juga dengan isyarat gerakan tubuh atau kontak mata, melaksanakan kegiatan yang menyenangkan bersama penderita Demensia, dan yang tidak kalah pentingnya adalah membuat jadwal untuk pergi ke dokter untuk keperluan pengobatan.