Kisah KKN Desa Penari adalah kisah mistis yang dituturkan oleh akun twitter @SimpleM81378523. Kisah ini di posting pada tanggal 20 Juli 2019 dan telah di retweet hingga 2.662 kali. Selain di Twitter, dalam media sosial Instagram hingga tanggal 27 September 2019 #KKNDesaPenari telah mencapai 23.100 hashtag. Selain itu di Youtube cerita ini juga menjadi tranding. Youtuber ternama Seperti Ratdiya Dika mendapat viewers sebanyak 12 Juta Kali, dengan jumlah like 345.000 dan jumlah komentar 36.000. Masyarakat Indonesia sangat tertarik dengan cerita ini dan menduga-duga lokasi cerita ini berada meskipun hal ini tentu sulit di pastikan kebenarannya dan hanya menjadi isu.
Isu letak KKN Desa Penari dapat di golongkan kepada Isu Nilai. Karena masyarakat luas penasaran akan benar atau tidak nya cerita dan lokasi KKN Desa Penari, etis atau tidak etis, serta baik atau buruknya pesan yan dapat diambil dari kisah ini. Banyak netizen yang penasaran dengan kisah ini. Sehingga banyaknya review di Youtube tentang kisah ini. Simple an tidak meyebutkan lokasi desa penari, dan hanya memberikan keterangan bahwa kkn desa penari terjadi di tahun 2009 di sebuah kabupaten B di bagian paling timur pulau jawa. Netizen pun mencari lokasi TKP Desa Penari.
Bahkan ada Tim Pencari Fakta KKN Desa Penari. Setelah itu banyak isu yang beredar bahwa lokasi dari KKN desa penari ini adalah Banyuwangi. Ini karena inisial yang disebut oleh akun twitter Simple Man si penulis. Kota inisial B, kecamatan K, alas/hutan D, desa W. Pilihan mengerucut ke Bondowoso dan Banyuwangi. Namun sayangnya di Bondowoso masyarakat tidak memakai logat bahasa Jawa halus. Lebih menggunakan bahasa Madura. Jadi opsi lainnya adalah Banyuwangi. Kabupaten Banyuwangi sendiri menyandang beberapa julukan, di antaranya:
- The Sunrise of Java
Julukan The Sunrise of Java disandang Kabupaten Banyuwangi karena daerah yang pertama terkena sinar matahari terbit di pulau Jawa.
- Bumi Blambangan
Sejarah berdirinya Banyuwangi tidak bisa dilepaskan dari sejarah kerajaan Blambangan, karena Blambangan merupakan cikal bakal dari Banyuwangi. Blambangan adalah kerajaan yang semasa dengan kerajaan Majapahit bahkan dua abad lebih panjang umurnya. Blambangan adalah kerajaan yang paling gigih bertahan terhadap serangan Mataram dan VOC serta Blambanganlah kerajaan yang paling akhir ditaklukkan penjajah Belanda di pulau Jawa.
- Kota Osing
Salah satu keunikan Banyuwangi adalah penduduk yang multikultur, dibentuk oleh 3 elemen masyarakat yaitu Jawa Mataraman, Madura, dan Osing. Suku Osing adalah penduduk asli Banyuwangi. Sebagai keturunan kerajaan Blambangan, suku osing mempunyai adat-istiadat, budaya maupun bahasa yang berbeda dari masyarakat jawa dan madura.
- Kota Banteng
Kabupaten Banyuwangi dijuluki kota banteng dikarenakan di Banyuwangi tepatnya di Taman Nasional Alas Purwo terdapat banyak banteng jawa.
- Kota Gandrung
Gandrung Banyuwangi adalah salah satu jenis tarian tradisional yang berasal dari Banyuwangi Pada masa penjajahan, Tari Gandrung Sewu berfungsi sebagai salah satu untuk menjerat tentara Belanda. Sejak Desember 200, Tari Gandrung resmi menjadi maskot pariwisata Banyuwangi yang disusul pematungan gandrung terpajang di berbagai sudut kota dan desa. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah memprakarsai promosi gandrung untuk dipentaskan di beberapa tempat seperti Surabaya, Jakarta, Hongkong, dan beberapa kota di Amerika Serikat.
Selain itu pemerintah Banyuwangi juga membuat yaitu festival Gandrung Sewu di Pantai Marina Boom. Festival Gandrung Sewu adalah acara tari kolosal yang melibatkan ribuan penari Gandrung yang diiringi Gamealan Osing. Tarian ini merupakan wujud syukur atas tanah yang subur dan hasil panen yang melimpah. Festival ini juga sebagai salah satu daya tarik wisata Banyuwangi.
- Kota Santet
Julukan Banyuwangi kota santet terkenal sejak peristiwa memilukan ketika 100 orang lebih dibunuh secara misterius karena dituduh memiliki ilmu santet. Peristiwa ini dikenal luas oleh masyarakat sebagai Tragedi Santet Tahun 1998.
- Kota Festival
Banyuwangi terkenal akan berbagai Festivalnya. Berawal dari sukses penyelenggaraan kegiatan budaya Banyuwangi Ethno Carnival pertama pada tahun 2011 lalu, maka pada tahun-tahun berikutnya seakan tak terbendung lagi semangat dan kegairahan masyarakat Banyuwangi untuk mengangkat potensi dan budaya daerah melalui rangkaian kegiatan yang dikemas dalam tajuk Banyuwangi Festival.
Maka sejak 2012 acara Banyuwangi Ethno Carnival dihabiskan menjadi agenda tahunan berbarengan dengan kegiatan lain, baik yang bersifat seni, budaya, fesyen, dan wisata olahraga. Selain itu masih banyak lagi festival yang Banyuwangi punya seperti festival ngopi sewu, festival Bangsring underwater, Festival Gandrung Sewu dan lain-lain.
Dari beberapa jukukan yang Banyuwangi diatas memperkaitkan isu bahwa lokasi KKN desa penari memang terletak di Banyuwangi. Hal ini terjadi karena Banyuwangi sudah dikenal sebagai “Kota Santet” sejak peristiwa memilukan ketika 100 orang lebih dibunuh secara misterius karena dituduh memiliki ilmu santet. yang dikenal luas oleh masyarakat sebagai Tragedi Santet Tahun 1998.
Pemerintah Banyuwangi telah berusaha memperhalus julukan itu dan pada tahun 2016 “Majestic Banyuwangi” akhirnya disepakati menjadi brand destinasi wisata Banyuwangi yang akan dikenalkan oleh Kementrian Pariwisata RI di kancah publik Internasional. Majestic Banyuwangi menggambarkan seorang penari Gandrung perempuan dengan tagline Majestic Banyuwangi.
Isu yang menyebutkan bahwa lokasi KKN Desa Penari terletak di Banyuwangi membawa dampak pada bidang Pariwisata dan Ekonomi Banyuwangi. Banyak media yang menyorot Banyuwangi dan mempromosikan pariwisata Banyuwangi dengan dikait-kaitkan KKN Desa Penari seperti yang ditulis oleh Ardian Fanani pada tanggal 2019/08/30 20:33:10 WIB di Detik News.com dengan judul “Telaga yang Dikaitkan dengan ‘KKN Desa Penari’ Cikal Bakal Banyuwangi”. Dalam berita ini dikatakan bahwa Rowo Bayu di Banyuwangi menjadi buah bibir karena dikaitkan dengan cerita horor ‘KKN di Desa Penari’.
Dalam tribun news.com Minggu, 1 September 2019 juga terdapat berita yang judulnya “Rowo Bayu Banyuwangi yang Dikaitkan dengan Kisah KKN Desa Penari, Seperti Ini Wujudnya”. Dan masih banyak lagi. Hal ini membuat Banyuwangi menjadi tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Dikutip dari Okenews (5/9/2019), Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disparbud) MY Bramuda mengakui berkat dikaitkannya Banyuwangi dengan cerita KKN Desa Penari yang viral ada pemberitaan besar-besaran dari sejumlah media nasional yang tentu mempopulerkan Banyuwangi tanpa harus bekerjasama iklan dan menurut Bramuda ini berimbas positif terhadap promosi wisata gratis dari Banyuwangi melalui media – media berkat viralnya kisah KKN tersebut.
Bramuda menjelaskan dengan segala potensinya, Banyuwangi kini memang menjelma sebagai destinasi wisata yang menarik, dimana salah satu wisata yang ikonik yakni Taman Nasional Alas Purwo. Budayawan lokal Banyuwangi Mohammad Syaiful yang menyebut ada keuntungan Banyuwangi dari kisah KKN yang viral beredar di media sosial. Namun ia tak menampik bila seluruh cerita di thread tersebut sepenuhnya ada di Banyuwangi. Selain menjadi Promosi bagi pariwisata Banyuwangi, dampak positif lainnya adalah menciptakan sebuah potensi wisata baru yang bisa digolongkan dalam Dark Tourism. Wisata yang menonjolkan sisi kelam dari sebuah masyarakat ataupun tempat yang dianggap memiliki nuansa menyeramkan bisa disebut Dark Tourism.
Meskipun pemerintah Banyuwangi menyambut baik dan mengambil dampak positif dari kaitannya Banyuwangi dengan cerita KKN Desa Penari, tidak dipungkuri terdapat dampak negatif yang ditimbulkan viralnya Cerita KKN Desa Penari Bagi Ekonomi Pariwisata di Banyuwangi. Salah satu dampaknya adalah turunnya citra Pariwisata Banyuwangi yang semula Banyuwangi selalu Pariwisata menjadi kembali seperti tahun 90an yang lebih dikenal dengan Kota Santet. Hal ini dapat membuat calon wisatawan Banyuwangi merasa tidak aman untuk berwisata.
Dikutip dari Jatimnet.com tercatat dalam laporan bulanan daring, tiket destinasi wisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, jumlah wisatawan yang menuju Rowo Bayu justru turun. Penjualan tiket masuk wisata Rowo Bayu bulan Juni sebanyak 1.230 lembar, 357 lembar selama Juli dan 299 lembar selama bulan Agustus. Tentu saja hal ini membuat ekonomi pariwisata dari masyarakat Banyuwangi juga ikut turun. Dengan turunnya jumlah kunjungan wisatawan membuat daya beli bagi warung-warung di sekitar atraksi wisata berkurang.
Refferensi:
__(2019, 24 Oktober). Karena Pariwisata, Ekonomi Banyuwangi Melesat. Dikutip 25 September 2019 dari tribun news.com : https://www.tribunnews.com/kilas-kementerian/2018/10/24/karena-pariwisata-ekonomi-banyuwangi-melesat
__(2019, 28 Agustus). Kontroversi KKN Desa Penari. Ada yang Menganggap Rekaan Namun Ada yang Beneran Nyari Lokasinya!. Dikutip 25 September 2019 dari hipwee: https://www.hipwee.com/travel/kkn-desa-penari/
__(2019, 1 September). Rowo Bayu Banyuwangi yang Dikaitkan Kisah KKN Desa Penari, Seperti Ini Wujudnya. Dikutip 25 September 2019 dari Tribun News.com : https://www.tribunnews.com/travel/2019/09/01/rowo-bayu-banyuwangi-yang-dikaitkan-kisah-kkn-desa-penari-seperti-ini-wujudnya