Buat kamu yang butuh tantangan lebih di kantor, kamu bisa mencoba untuk menjadi intrapreneur. Seorang intrapreneur adalah karyawan yang membuka jalan akan lahirnya lebih banyak ide atau proyek yang dapat membantu perusahaan untuk tumbuh. Intrapreneur juga sering diasosiasikan sebagai entrepreneur di dalam lingkungan kantor.
Intrapreneur bisa mengembangkan macam-macam ide. Uji coba produk dan layanan baru, pengembangan strategi komunikasi, ekspansi ke pasar baru, hingga peningkatan sistem teknologi internal jadi beberapa di antaranya.
Menjadi intrapreneur bisa menjadi salah satu cara untuk kamu yang ingin lepas dari pekerjaan di kantor yang terkesan itu-itu saja. Nah, jika kamu ingin mencoba menjadi intrapreneur, ini enam tips yang perlu kamu ikuti:
1. Merancang ide
Buka mata, buka telinga, lalu ajukan pertanyaan ke ke diri kamu sendiri: apa yang bisa saya lakukan untuk membantu perusahaan tumbuh? Dari situ, kamu bisa menulis ide-ide potensial di jurnal maupun dokumen online.
Pastikan ide kamu punya tujuan spesifik dan menyelesaikan masalah tertentu. Arahnya bisa ke memperbaiki lingkungan kerja, menambah pendapatan, atau meningkatkan kualitas pelayanan. Dengan begitu, ide kamu bisa membuat perusahaan menjadi lebih baik ke depannya.
Dari berbagai ide yang sudah kamu tulis, coba ulas satu per satu mana yang memberikan dampak paling besar, menyeluruh, dan berkelanjutan. Dari situ, kamu bisa menilai mana ide terbaik yang dapat diajukan ke perusahaan untuk mewujudkan realisasinya.
Dalam mengulas ide-ide tadi, kamu bisa melakukan riset. Ada banyak hal yang bisa diteliti, mulai dari kesinambungan ide dengan tujuan perusahaan, potensi dan risiko dari ide, hingga dampaknya ke berbagai departemen perusahaan secara keseluruhan. Jangan sampai ide kita tidak sejalan dengan tujuan perusahaan, berpotensi membebani perusahaan, serta memberikan dampak negatif terhadap departemen-departemen tertentu.
2. Membuat rencana
Saatnya membawa ide yang kamu pilih ke tahap selanjutnya. Ada banyak cara untuk membuat rencana implementasi dari ide kamu tadi. Jika kamu bingung harus mulai dari mana, kamu bisa melakukan analisis SWOT terlebih dahulu.
Analisis SWOT dapat mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari ide kamu. Setelah analisis SWOT selesai dibuat, mulai susun apa saja yang dibutuhkan dalam menjalankan ide tersebut, mulai dari sumber daya, waktu, hingga langkah-langkahnya. Jangan lupa, cantumkan juga bagaimana kamu akan mengevaluasi kemajuan ide tersebut dan menilai kesuksesannya.
3. Membangun koalisi
Tidak, tidak, kamu tidak akan diminta untuk ikut kontes politik di sini. Jika kamu merasa ide dengan rencana kamu begitu potensial, mulai berkolaborasi dengan karyawan lain yang kamu percaya betul.
Dengan membangun koalisi ini, kamu bisa mendapat perspektif baru yang dapat memperkuat ide dan rencana tadi. Tidak hanya itu, kamu juga bisa membangun hubungan internal yang kuat dan memberikan pengaruh yang lebih besar dalam menciptakan daya tarik terhadap ide tadi.
4. Presentasi
Bisa jadi, ini tahap yang paling ditunggu-tunggu. Intrapreneur yang baik mengetahui siapa yang akan dipersuasi agar idenya bisa benar-benar berjalan di perusahaan. Maka dari itu, kamu perlu mencari tahu siapa pengambil keputusan yang perlu dituju, apakah ia seorang GM, VP, atau anggota jajaran direksi.
Jika sudah mengetahuinya, buat jadwal untuk melakukan presentasi. Pastikan juga bahwa manajer kamu tahu akan rencana kamu ini dan memberikan dukungan sepenuhnya. Jangan lupa, ajak koalisi internal kamu atau kolega lainnya untuk ikut melakukan presentasi.
Dalam presentasi ini, kamu bisa mulai dari latar belakang akan kemunculan ide, analisis SWOT, hingga rencana eksekusi dari ide tersebut. Pastikan kamu menyampaikannya dengan percaya diri dan penuh antusias untuk lebih meyakinkan pengambil keputusan terkait.
Butuh tips dalam melakukan presentasi atau public speaking? Kamu bisa menemukannya di sini.
6. Minta pendapat
Setelah melakukan presentasi, kamu perlu meminta pendapat akan ide yang telah kamu sampaikan. Hal ini terlepas dari apakah ide kamu mendapat lampu hijau untuk benar-benar berjalan atau tidak.
Jika ide kamu diterima, kamu bisa memanfaatkan umpan balik dari pengambil keputusan untuk menjalankan realisasinya dengan lebih matang. Di sisi lain, jika ide kamu belum bisa diterima, maka ambil pelajaran dari umpan balik yang ada.
Patut diketahui, intrapreneur tidak hanya memberikan dampak positif bagi karyawan. Perusahaan pun juga bisa mengambil keuntungan dari intrapreneurship bagi keberlangsungan bisnis secara jangka panjang.
Ini tiga alasan mengapa intrapreneurship menjadi penting bagi perusahaan:
1. Menjaga keterlibatan karyawan
Sebuah studi menunjukkan bahwa keterlibatan karyawan dapat memberikan dampak pada performa secara konsisten. Hal tersebut pun akan berdampak pada keluaran-keluaran utama perusahaan, seperti keuntungan, terlepas dari industri dari perusahaan tersebut.
Dalam hal ini, intrapreneurship mampu menjadi strategi yang efektif dalam menjaga keterlibatan karyawan di kantor, termasuk bagi para milenial. Jika seorang intrapreneur melihat idenya mendapat apresiasi dari perusahaan, maka ia akan merasa mampu memberikan dampak positif bagi masa depan perusahaan. Hal tersebut pun akan berkontribusi terhadap peningkatan motivasi karyawan.
2. Melahirkan ide-ide baru agar tetap kompetitif
Intrapreneurship menawarkan kolam ide yang begitu besar secara konsisten. Dari situ, potensi lahirnya lebih banyak inovasi akan lebih besar ketimbang perusahaan hanya mengandalkan para pemimpin untuk memunculkan ide.
Terlebih, dalam beberapa kasus, para pemimpin sudah tidak terlalu terlibat dengan pelayanan terhadap end user. Maka dari itu, kemampuan mereka memahami keinginan dan kebutuhan pelanggan pun dapat dikatakan tidak lebih baik dengan insan-insan yang lebih banyak berinteraksi dan mencari tahu karakteristik pelanggan.
Perusahaan pun perlu memperhatikan beberapa hal agar implementasi intraprenuership dapat berhasil. Salah satunya adalah dengan membangun sistem ramah terhadap ide karyawan dengan mengalokasikan biaya dan waktu tersendiri bagi karyawan untuk mengembangkan idenya. Dengan begitu, inovasi dapat menjadi “gaya hidup” bagi perusahaan yang membuatnya dapat terus kompetitif.
3. Menjaga keberlangsungan perusahaan secara jangka panjang
Sudah banyak perusahaan yang tenggelam dimakan zaman dan inovasi. Maka dari itu, perusahaan perlu untuk terus menggali inspirasi agar ia dapat menghadapi apa yang akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan.
Dalam hal ini, intrapreneurship dapat membantu perusahaan untuk tidak terjebak dalam zona nyaman. Intrapreneurship akan mendorong lebih banyak karyawan dalam melahirkan ide dan inovasi yang mampu membantu perusahaan bersaing dengan para pelaku industri lainnya.
Kisah Sukses Intrapreneurship
Melihat manfaat-manfaat intrapreneurship di atas, mungkin kamu penasaran, apakah penerapan metode ini memang sudah berhasil di lapangan? Jawabannya, iya.
Salah satu perusahaan yang telah berhasil menerapkan intrapreneurship adalah Google. Beberapa produk atau layanan Google yang lahir dari para intrapreneur inovatifnya meliputi Gmail, Google News, AdSense, dan Google Glass.
Selain itu, ada Sony yang juga berhasil mengimplementasikan intrapreneurship di dalam operasionalnya. Siapa sangka, salah satu produk yang dihasilkan dari pendekatan tersebut adalah PlayStation yang kini menjadi salah satu konsol paling populer di dunia.
Beberapa perusahaan di Indonesia pun juga telah menerapkan intrapreneurship. Salah satunya adalah Telkomsel yang portofolio B2B miliknya banyak lahir dari para intrapreneur mudanya.