Mengenali Cara Membuat Anak Menjadi Pintar

Setiap anak dilahirkan dengan kemampuan yang berbeda-beda, tetapi sering kali potensi tersebut tidak berkembang sebagaimana mestinya. Sehingga, sebagai orang tua perlu memahami teknik-teknik dalam memaksimalkan potensi kecerdasan yang dimiliki buah hatinya.

Terdapat enam hal yang dapat mempengaruhi kecerdasan yang dimilki oleh seorang anak. Keenam hal itu merupakan potensi yang telah dimiliki oleh seorang anak dan harus dikembangkan agar melahirkan seorang anak yang cerdas dan pintar. Keenam hal itu adalah otak, keunikan, prinsip-prinsip otak, perkembangan dan lingkungan, indra serta proses belajar.

Sumber gambar: Pixabay

Otak dan keunikan anak harus dikembangkan untuk melahirkan generasi yang menakjubkan

Otak merupakan sebuah alat yang menakjubkan, yang terdiri atas berjuta-juta sel di mana setiap selnya memiliki ribuan cabang. Semua cabang tersebut akan saling terhubung apabila mendapat rangsangan berupa informasi, aktivitas berfikir dan pengalaman belajar. Otak memerlukan proses perkembangan yang lama agar menjadi maksimal, namun sel otak sebenarnya telah sempurna ketika anak masih dalam kandungan.

Otak sendiri terdiri atas dua bagian, yaitu otak kiri dan otak kanan. Otak kiri berhubungan dengan logika, daftar, garis, angka, kata, dan analisis; sedangkan otak kanan berhubungan dengan irama, warna, imajinasi, angan-angan, seni, dan perasaan. Apabila satu bagian otak sedang bekerja dengan aktif, bagian otak yang lainnya akan beristirahat. Sebagaimana organ tubuh lain, otak juga memerlukan makanan agar dapat berkembang dengan baik. Makanan otak adalah oksigen, nutrisi, kasih sayang, dan informasi.

Oksigen diperlukan untuk bahan bakar agar otak dapat bekerja dengan maksimal. Nutrisi diperlukan untuk pasokan energi bagi otak. Kasih sayang diperlukan untuk perkembangan kepribadian dan emosi anak. Sedangkan informasi berguna untuk menyambungkan setiap sel otak anak sehingga otak mereka dapat berkembang sempurna.

Cara kerja otak dapat dipetakan dengan menggunakan teknik Mind Map. Mind Map membentuk asosiasi dalam otak anak untuk memetakan sesuatu yang telah diketahui anak sebelumnya. Selain itu, Mind Map juga dapat merangsang kreativitas yang akan membuat kerja dan perkembangan otak lebih maksimal.

Selain memiliki organ otak yang sangat luar biasa, anak juga merupakan pribadi yang unik. Keunikan itu dapat dilihat dari keunikan fisik dan keunikan mental. Keunikan fisik artinya setiap individu memiliki fisik yang berbeda satu sama lain. Anak kembar sekalipun tetap memiliki keunikan masing-masing. Keunikan mental artinya individu memiliki mental yang berbeda beda walaupun diasuh, dididik, dan dirawat dengan cara yang persis sama.

Otak berperan untuk membentuk kecerdasan, emosi, memori dan kreativitas anak.

Otak berperan penting terhadap kecerdasan, emosi, memori, dan kreativitas anak. Namun perlu diketahui bahwa kecerdasan yang dimiliki anak tidak hanya satu. Ada sembilan kecerdasan lainnya yang perlu diketahui orang tua. Kecerdasan itu adalah kecerdasan verbal (berhubungan dengan bahasa, baik lisan maupun tulisan), kecerdasan numeris/logis (berhubungan dengan urutan angka-angka), kecerdasan teknis/spasial (berhubungan dengan bentuk), kecerdasan sensual (berhubungan dengan panca indera).

Selanjutnya ada kecerdasan kinestetik (kemampuan fisik dalam menanggapi sesuatu dengan gerak), kecerdasan kreatif (penciptakan sesuatu yang baru), kecerdasan personal (berhubungan dengan diri anak itu sendiri), kecerdasan sosial (kemampuan interaksi dengan lingkungan sekitar) dan kecerdasan spiritual (berhubungan dengan jiwa dan ketentraman hidup). Jadi, agar menjadi anak yang pintar, orang tua harus mampu mengembangkan kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki oleh anaknya secara utuh.

Selain kecerdasan, seorang anak juga mempunyai emosi yang perlu dikembangkan. Emosi seorang anak dipengaruhi oleh orang tuanya, terutama ibu, karena perkembangan emosi dimulai pada saat anak masih berada dalam kandungan. Seorang anak harus mampu mengekspresikan emosi yang sedang dia rasakan, baik emosi positif maupun negatif, seperti bahagia, sedih, marah dan sebagainya. Apabila emosi tersebut tidak terekspresikan, sistem tubuh anak akan terganggu karena tekanan-tekanan dalam tubuh tidak tersalurkan.

Otak juga berperan penting pada memori seorang anak. Seorang anak akan terus mengingat pengalaman yang istimewa pada waktu kecil karena telah tertanam di dalam memorinya. Lalu, pengulangan akan sesuatu juga sangat memengaruhi memori yang dimiliki oleh seorang anak. Dengan demikian, orang tua harus menyediakan pengalaman-pengalaman baru bagi anak sehingga memorinya dapat berkembang dengan baik.

Di samping itu, otak juga berhubungan dengan kreativitas anak. Seorang anak yang kreatif mampu memikirkan dan membuat sesuatu yang baru. Kreativitas ini timbul dari rasa ingin tahu anak saat mereka membuat eksperimen-eksperimen sendiri. Jadi, orang tua harus memberikan kesempatan kepada anak untuk berkreasi sendiri sehingga otaknya dapat berkembang dan menjadi anak yang pintar.

Otak anak adalah peniru, pembelajar dan pencari kebenaran

Otak anak merupakan alat peniru yang sempurna. Setiap anak akan meniru apa saja yang dilihatnya. Orang tua merupakan objek paling awal dan utama yang ditiru oleh seorang anak. Anak meniru perkataan, tingkah laku, dan kebiasaan orang tuanya. Oleh karena itu, orang tua harus memberikan contoh yang baik kepada anaknya.

Selain itu, anak juga akan meniru hal-hal yang ada di sekitarnya. Jadi, orang tua harus mengarahkan anak untuk dapat meniru hal positif dari lingkungan sekitarnya tersebut. Sebagai kelanjutan dari prinsip meniru, seorang anak melakukan sesuatu yang baru dengan cara melakukan suatu percobaan (Trial). Seorang anak akan mencoba hal yang belum pernah dilakukan sehingga dia memahami hal tersebut.

Selanjutnya, ketika mencoba, seorang anak akan mengalami suatu peristiwa (Event) dari pengalaman percobaan tersebut. Dari situlah anak akan memperoleh umpan balik (Feedback) dari sekitarnya tentang apa yang telah dicobanya tersebut. Tidak berhenti di situ, anak akan memeriksa (Check) umpan balik yang diterimanya. Setelah itu, anak akan melakukan penyesuaian (Adjust) agar bisa mencapai tujuan percobaan itu. Apabila anak mampu mencapai tujuannya, berarti dia sukses (Succeed) melakukan percobaan tersebut. Siklus trial-event-feedback-check-adjust-succeed ini dikenal dengan prinsip TEFCAS.

Otak juga bekerja secara berkesinambungan. Seorang anak dapat memikirkan sesuatu yang tidak terbatas. Seorang anak mampu berkhayal tentang segala sesuatu yang ada di dalam otaknya sehingga kreativitas, memori, dan keunikannya dapat terus tumbuh dan berkembang. Di samping itu, untuk mempertahankan hidup, otak anak berfungsi juga sebagai alat pencari kebenaran. Seorang anak tidak akan dapat menerima apabila dia dibohongi dan diperlakukan tidak adil. Oleh karena itu, orang tua harus mengatakan sesuatu yang benar terkait dengan perilaku, disiplin, emosi, dan peraturan sehingga anak-anak akan menganggap itu sebagai sesuatu yang benar pula.

Perkembangan yang terjadi pada anak dipengaruhi oleh lingkungan dan pola pengasuhan

Perkembangan seorang anak dipengaruhi oleh dua hal, yaitu alam dan pengasuhan. Alam memengaruhi bentuk fisik, warna rambut dan mata, serta otak yang unik pada setiap anak. Sementara pola pengasuhan akan menentukan karakteristik anak. Pola pengasuhan yang berbeda akan menghasilkan karakter anak yang berbeda pula.

Salah satu pola pengasuhan untuk merangsang perkembangan otak anak adalah dengan bermain. Dengan bermain, anak melakukan kegiatan yang menyenangkan, bereksplorasi, berinteraksi dengan lingkungan sekitar serta menyadari potensi yang dimilikinya. Selain itu, bermain juga memberikan beberapa manfaat lainnya, seperti melatih kebugaran fisik dan motorik, melatih berfikir kritis, meningkatkan rasa percaya diri dan tanggung jawab, memupuk jiwa kepemimpinan serta menjalin hubungan sosial antara anak dengan lingkungannya.

Seorang anak mengalami tiga macam perkembangan. Pertama, perkembangan motorik, yaitu perkembangan yang berhubungan dengan gerak. Kedua, perkembangan fisik, yaitu perkembangan yang berhubungan dengan tubuh, seperti tinggi badan, berat badan, dan sebagainya. Ketiga, perkembangan mental, yaitu perkembangan dari segi ingatan, bahasa, kecerdasan dan kesadaran diri. Untuk itu, orang tua harus memperhatikan tahap-tahap perkembangan ini pada anaknya karena setiap anak memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda-beda. Agar fisiknya berkembang dan tumbuh dengan kuat, seorang anak harus bergerak secara terus menerus, mendapat rangsangan dan latihan, serta makanan yang bergizi. Untuk itu, orang tua tidak boleh mengekang anak dan harus memberinya kebebasan untuk bergerak.

Setiap panca indra anak memiliki peran penting dalam perkembangan kecerdasannya

Anak memiliki seperangkat alat yang dapat digunakannya untuk menerima dan menangkap setiap rangsangan yang ada di sekitarnya. Alat-alat tersebut disebut dengan indra, yang terdiri atas mata, telinga, hidung, mulut, dan kulit.

Mata merupakan indra yang digunakan untuk melihat. Dengan menggunakan mata, seorang anak dapat melihat apapun yang ada di sekitarnya. Selain itu, anak juga dapat meniru apapun dengan melihat karena mata adalah alat perekam yang menakjubkan.

Telinga merupakan indra untuk mendengar yang mampu mendeteksi rentang bunyi yang besar maupun perbedaan dari setiap bunyi yang ada di alam ini. Telinga mampu merekam dan memutar ulang semua bunyi yang pernah didengarnya.

Hidung adalah indra penciuman yang penting bagi memori anak, karena dengan hidung anak akan dapat membedakan aroma yang diciumnya. Aroma ini akan menjadi pemicu memori anak Anda. Seorang anak dapat mengenali seseorang yang dekat dengan dia hanya dengan mencium aroma orang tersebut.

Mulut merupakan indra untuk mengecap sesuatu. Dengan mulut, anak dapat merasakan berbagai macam rasa dan tekstur makanan yang berbeda. Selain itu, mulut juga mampu mendeteksi makanan asing yang dimakan oleh anak, seperti molekul racun, makanan yang telah basi, dan potongan rambut yang masuk ke mulutnya.

Kulit merupakan indra sentuhan atau perasa. Dengan kulit, anak dapat membedakan tekstur yang keras atau lunak dan membedakan keadaan suhu di lingkungan sekitarnya.

Orang tua harus memberikan kesempatan kepada anak untuk meraba, menyentuh, dan merasakan benda dari tekstur yang berbeda untuk dapat mengoptimalkan kerja indra perasa ini. Selain itu, orang tua juga harus membiarkan kulit anak bernapas dengan cara tidak selalu menutupinya.

Rasa ingin tahu dan keberanian mencoba adalah modal besar bagi Anak untuk belajar

Untuk mengembangkan kecerdasan, rasa ingin tahu merupakan sebuah faktor penting.  Seorang anak dapat belajar karena rasa ingin tahu yang mereka miliki. Mereka mencoba dan melakukan sesuatu untuk menyalurkan keingintahuan, sehingga mereka dapat belajar dari apa yang telah mereka lakukan. Dari sinilah proses belajardimulai.

Rasa ingin tahu yang banyak membuat anak tidak terlalu fokus pada satu hal saja. Ini merupakan manifestasi rasa ingin tahu yang tersebar sehingga membuatnya melakukan hal lain di tengah sesuatu yang sedang dikerjakannya.  Para orang tua kadang salah memahami persoalan ini karena mengganggap anak tidak memiliki konsentrasi dalam melakukan suatu hal. Padahal sebenarnya anak memiliki kemampuan berkonsentrasi pada begitu banyak subjek yang ada di sekitarnya.

Dalam proses belajar, orang tua harus mampu memberikan hal-hal dasar kepada anaknya, terutama bahasa. Bahasa dapat dipahami oleh anak jauh sebelum dia mampu mengucapkannya. Pada proses penguasaan bahasa, anak akan membuat kaitan-kaitan antara objek dan suara-suara yang menjelaskan objek tersebut. Kenapa anak bisa menjadi pelajar bahasa yang hebat? Itu karena anak dapat meniru bahasa apapun tanpa harus takut gagal. Dia bisa semaunya mengucapkan suatu bahasa tanpa memperhatikan tata bahasa yang ada sehingga akhirnya dia bisa menguasainya.

Namun demikian, beberapa anak mengalami ketidakmampuan/kesulitan belajar, seperti disleksia dan ADHD.  Disleksia adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami masalah dalam mengenali huruf sehingga mereka tidak dapat membaca. Sedangkan ADHD merupakan suatu sindrom yang mengakibatkan anak menjadi hiperaktif dan sulit untuk fokus pada sesuatu.  Meskipun begitu, kesulitan ini dapat diatasi dengan bantuan beberapa orang, khususnya orang tua.

Loading

Kunjungi juga website kami di www.lpkn.id
Youtube Youtube LPKN

Avatar photo
Eko Pardiyanto

Seorang guru, content creator dan penulis lepas

Artikel: 23

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *