Resep Menikmati Hidup Dalam Dunia Pekerjaan

Sebagian besar diantara kita bekerja sampai lupa waktu, lupa makan bahkan melewatkan saat-saat bersama keluarga. Dan akhirnya terperangkap dalam pekerjaan tanpa menikmati pekerjaan itu sendiri. Oleh karena itu sudah saatnya bagi kita untuk melakukan penyederhanaan dalam kehidupan kerja. Belajar menjadi lebih produktif, lebih kreatif, dan menciptakan keseimbangan yang membahagiakan.

Sumber gambar: Pixabay

Menyederhanakan kehidupan kerja dengan mengurangi jam kerja dan belajar “meraih” waktu

Saat ini orang semakin menyadari perlunya mengurangi jam kerja untuk memperoleh hidup yang lebih seimbang. Menurut Trend Research Institute, menyederhanakan kehidupan kerja akan tetap menjadi tren terdepan di waktu mendatang.

Titik awal yang tepat untuk memulainya adalah menyadari bahwa kita tetap bisa bahagia, produktif dan berhasil meskipun bekerja selama kira-kira 40 jam atau kurang per minggunya. Bertekadlah untuk kurangi jam kerja hingga 40 jam selama tiga hingga enam bulan ke depan. Kemudian bertahap mengurangi hingga 30 jam seminggu. Kuncinya adalah kerjakan apa yang betul-betul perlu dilakukan, dan tidak mencemaskan soal lain. Dengan proses penyederhanaan, kita dapat lebih memiliki waktu untuk menikmati hidup, merenung, melakukan kegiatan yang selalu ingin dilakukan seperti berolahraga, berkumpul bersama keluarga, mengerjakan hobi atau mempelajari sesuatu yang baru.

Beberapa cara sederhana yang membantu mengubah kebiasaan pada kehidupan kerja Anda:

  • Meninggalkan tas kerja di kantor. Sebaiknya menghindari kebiasaan bekerja di rumah sesudah jam kantor.
  • Tidak bekerja di akhir pekan. Terus bekerja di akhir pekan bisa membuat kita menjadi tidak bekerja secara efektif sebelumnya.
  • Berlibur dan mengambil cuti panjang. Banyak perusahaan mulai mengerti manfaat ini.

Orang sangat butuh waktu untuk berpikir, mengolah dan memilah-milah kembali pikiran sampai menemukan suatu gagasan yang akan mengarah ke tujuan yang diinginkan. Untuk itu, meluangkan waktu untuk berpikir sangat diperlukan.  Jadi, mengurangi jam kerja secara setahap demi setahap harus egera dilakukan. Sekalipun kita sedang sibuk dalam suatu pekerjaan, sebaiknya kita belajar untuk “meraih” waktu. Meluangkan lima menit setiap akhir kerja untuk mengatur rencana kerja keesokan harinya. Bersikap selektif dan cermat dalam menjadwalkan tugas serta janji, akan sangat membantu. Memanfaatkan teknologi dengan bijaksana dan belajar menangkap informasi dengan cepat. Dengan itu semua, kita akan menciptakan irama hidup yang memungkinkan untuk selalu menikmati apa saja yang akan dilakukan.

Menjadi lebih produktif dan mengurangi hal-hal yang mengalihkan perhatian

Setelah berhasil mengurangi jam kerja, secara otomatis kita akan merasa lebih produktif, pikiran lebih jernih dan tenang. Sehingga lebih mudah bagi kita untuk memusatkan perhatian pada pekerjaan yang sedang ditangani dan mampu menyelesaikan lebih banyak pekerjaan. Selain itu, kita akan lebih terbuka untuk menerima ide dan masukan dari sekeliling kita. Tentu selalu ada saja sesuatu yang dapat mengalihkan perhatian dari pekerjaan. Oleh karena itu melatih diri untuk menjauhkan gangguan sangat perlu dilakukan seperti tidak membuka video dan media sosial di waktu kerja produktif Anda. Timer bisa menjadi alat pengingat untuk kembali memusatkan perhatian dan menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dalam waktu singkat.

Kebiasaan menunda-nunda pekerjaan merupakan musuh dari produktivitas. Mampu menghargai diri sendiri untuk tidak menunda-nunda pekerjaan menjadi kunci utamannya. Berbeda halnya dengan Mengambil waktu jeda, yang sasarannya bukan untuk menunda tetapi memanfaatkannya agar lebih produktif. Ketika merasa kewalahan bekerja, berhentilah. Gunakan beberapa jam untuk rehat dan menikmati waktu tenang. Bisa berjalan di sekitar kantor, menikmati secangkir teh atau kopi, melihat pemandangan di luar kantor. Hal ini perlu dilakukan untuk mengurangi rasa jenuh. Sekembalinya dari rehat tersebut, yakinlah bahwa akan merasakan lebih produktif lagi.

Penelitian ilmiah juga mengungkapkan bahwa saat orang tersenyum dan tertawa, zat endorfin terlepas ke dalam otak dan menenangkan perasaan serta pikiran. Kita dapat menggunakan endorfin ini untuk kepentingan di tempat kerja. Salah satu cara melakukannya adalah dengan mempelajari seni tersenyum dalam hati, dan bersikap positif terhadap segala tantangan.

Menjadi lebih efektif dalam berhadapan dengan orang lain

Jika kita tidak dapat mengatakan “tidak” dalam dunia kerja, bukan saja akan merumitkan kehidupan kerja, tetapi sekaligus berpengaruh buruk pada aspek hidup yang lain. Kita harus belajar mengutarakan kebenaran yang diyakini. Ini satu-satunya cara efektif untuk memberitahukan pendirian kita. Hanya diri sendirilah yang bertanggung jawab untuk memberitahukan pendirian tersebut pada orang lain. Tidak ada seorang pun yang dapat melakukan hal itu. Sasarannya adalah melatih diri untuk menetapkan batas tertentu secara sadar dan santun.

Selalu memahami alasan mengapa kita mengatakan ya atau tidak. Mengatakan “tidak” sama sekali tidak berarti bahwa kita adalah orang yang tidak menyenangkan. Jika kita mampu jujur mengenai apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan, orang-orang akan menghormatinya. Reaksi dari orang yang permintaannya ditolak sebagian besar akan bergantung pada cara kita dalam menjelaskan situasinya. JIka orang-orang yang bekerja bersama kita menghormati dan menghargai kontribusi yang diberikan, mereka juga akan menghormati batasan-batasan yang kita miliki, sejauh mampu kita menjelaskannya dan senantiasa mempertahankan kejelasannya.

Bekerja efektif dengan atasan. Delapan puluh persen kepuasan atasan terhadap kita, terletak pada 20% kinerjanya. Tugas pertama dalam belajar bersikap efektif adalah cari tahu mengenai yang 20% itu. Lalu, memastikan bahwa kita memusatkan perhatian pada 20%  tersebut. Begitupula, efektif bekerja dengan bawahan. Bila kita menugaskan mereka sebuah proyek, kita haruslah selalu memastikan bahwa mereka benar-benar paham apa yang diharapkan perusahaan. Sehingga mereka tidak membuang waktu dan menghasilkan sesuatu yang berbeda dari harapan. Memberikan pengakuan dan pujian pada karyawan yang telah berhasil melakukan sesuatu dengan baik hendaknya juga dilakukan. Bekerja efektif dengan rekan kerja. Selalu bersikap terbuka untuk belajar dari orang lain tentang apa yang telah mereka lakukan untuk bekerja lebih efisien dan baik. menghindari untuk terus membandingkan diri dengan orang lain secara negatif. Dan memperhatikan bagaimana kita dapat membantu rekan kerja dan menciptakan energi positif dengan mereka.

Menjadi lebih efisien dalam mengelola uang dan hidup dalam batas kemampuan

Salah satu tantangan besar bagi orang yang ingin menyederhanakan kehidupan kerja adalah ketakutan jika mengurangi pekerjaan, keuangan mereka juga akan berkurang. Penelitian Thomas Stanley dan William D.Danko dalam “The Millionaire Next Door” menjelaskan bahwa orang dengan pendapatan tertinggi sekalipun, tidak dapat dikatakan kaya. Kebiasaan mengeluarkan uang lebih besar dari pendapatan lah yang menjadi sandungan terbesar. Rumus untuk mengelola uang dengan efisien adalah tabung dan investasikan. Sebab kebanyakan orang melangkah mundur, dengan mencari uang dan membelanjakannya. Bahkan mereka melangkah lebih mundur lagi saat mengeluarkan uang lebih banyak dari pendapatannya.

Sebaiknya menjadi pembelanja yang sadar diri. Jika kita belum memperhatikan pengeluaran yang ada, maka mulai melakukannya dari sekarang. Menghindari utang-utang konsumtif. Menyisihkan dana untuk pengeluaran tak terduga dan untuk pendidikan ataupun investasi sederhana. Menghitung pendapatan bulanan setelah dipotong pajak dan pahami dasar-dasar peraturan pajak.

Yang tidak kalah penting adalah memahami nilai waktu dari uang. Variabel yang terdapat pada tabungan adalah waktu, jumlah yang ditabung dan tingkat pengembalian. Jika kita memulainya ketika masih muda, tidak perlu menabung dalam jumlah besar, kita hanya harus bersikap disiplin dan sistematis. kita bisa menabung minimal 20% per tahun.

Tiga langkah penting untuk kita agar dapat mencapai kondisi keuangan yang mandiri adalah:

  • Menghitung jumlah kemampuan keuangan & belajar hidup dalam batas kemampuan
  • Menyisihkan sebagian dari kemampuan keuangan sebagai jumlah pokok (principal) yang diinvestasikan dalam jangka waktu panjang
  • Tidak menyentuh simpanan pokok.

Mengubah cara kerja dan cara berpikir tentang pekerjaan

Bayangkan kehidupan kerja yang membuat kita maju, kreatif, berhasil dan produktif. Bayangkan kehidupan kerja yang memungkinkan kita melewatkan waktu bersama orang-orang yang kita sayangi.  Bayangkan kehidupan kerja dimana kita dapat memberi kontribusi dengan gembira pada rekan, klien dan juga keluarga, teman, masyarakat. Mungkin tidak semua yang dibayangkan itu dapat terjadi selama hidup, namun berimajinasi adalah awal perubahan. Kemajuan dan perubahan yang terjadi di tempat kerja seringkali telah terwujud karena adanya orang-orang yang berimajinasi dan mewujudkannya.

Penelitian psikolog Abraham Maslow 30 tahun lalu menegaskan bahwa orang-orang yang berfungsi penuh, produktif dan gembira memiliki satu persamaan: mereka melakukan pekerjaan yang mereka senangi. Dan itu masih berlaku hingga saat ini.

Memastikan bahwa kita tahu dari lubuk hati yang terdalam, jika kita melakukan sesuatu yang memang ditakdirkan, kita akan maju terus dengan penuh percaya diri dan melakukan hal yang benar. Begitu banyak orang melakukan hal ini, sehingga kita semua tak perlu ragu melakukannya. Melakukan pekerjaan yang kita senangi memang bukanlah satu-satunya cara untuk menyederhanakan kehidupan kerja kita, tetapi merupakan cara yang paling efektif. Kita perlu melakukan perubahan dalam cara kerja maupun cara berpikir tentang pekerjaan. Janganlah menunda untuk melakukan pekerjaan yang kita senangi. Kita perlu melakukan lompatan dalam cara kerja.

Loading

Kunjungi juga website kami di www.lpkn.id
Youtube Youtube LPKN

Eko Pardiyanto
Eko Pardiyanto

Seorang guru, content creator dan penulis lepas

Artikel: 23

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

53 + = 59