Learning From Basic : Literasi Kunci Pengembangan Diri

 

Sumber : Basic | Drupal.org

Digital Literasi

Pada (16/4) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meluncurkan Kurikulum & Modul Literasi Digital. Peluncuruan tersebut dapat diakses melalui kanal Youtube Siberkreasi. Literasi digital berfungsi untuk membuat masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi. Pembuatan modul tersebut bertujuan mempercepat program transformasi digital di Indonesia.

Literasi

Literasi merupakan hal yang paling dasar dalam sebuah pembelajaran. Saat Anda baru berumur 5 tahun, Anda belajar membaca dan berhitung, itu hal sederhana dari literasi. Baru-baru ini, Kominfo meluncurkan modul literasi digital yang bertujuan membentuk masyarakat modern. Era digital telah merambah pesat hingga kini. Meskipun adanya Pandemi, kecepatan digitalisasi tak melambat, atau sebaliknya semakin cepat dengan adanya Pandemi. Literasi yang dimaksudkan oleh Kominfo bermakna sama kemampuan membaca dan menulis, dalam arti sederhana. Sedangkan menurut National Institute for Literacy, Literasi adalah kemampuan individu dalam membaca, menulis, berbicara, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan, dalam keluarga, pekerjaan, dan masyarakat.

Faktanya, Indonesia masih memiliki tingkat literasi rendah. Hasil penelitan dari PIRLS (Progres in International Reading Literacy Study) menyatakan bahwa prestasi literasi membaca siswa kelas IV Indonesia berada pada posisi 41 dari 45 negara peserta. Pada tahun 2012, UNESCO melansir data statistik yang menyebutkan bahwa indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001, atau sama dengan dari 1000 orang sama dengan satu orang saja yang memiliki minat baca. Sedangkan menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud, kemampuan membaca anak usia 15 tahun di Indonesia, hanya 37,6 dan itu pun membaca tanpa bisa mengerti maknanya (Abdillah, RuangGuru.com, 2021).

Adapun beberapa tujuan literasi yakni sebagai berikut :

  1. Literasi membuat individu dapat mengambil kesimpulan dari informasi yang didapat menjadi lebih baik ;
  2. Literasi membuat individu berpikir kritis sehingga tidak mudah cepat bereaksi menghadapi suatu masalah ;
  3. Literasi membantu masyarakat untuk meningkatkan pengetahuannya dengan cara membaca; dan
  4. Literasi membantu individu mengembangkan nilai budi pekerti dalam diri sendiri.

Jenis-jenis literasi secara umum seperti, literasi media, literasi dasar, literasi teknologi, literasi perpustakaan, dan literasi visual. Literasi media dan literasi teknologi merupakan literasi digital. Menurut hasil kajian Status Literasi Digital Nasional (bisa diakses disini : https://katadata.co.id/StatusLiterasiDigital), Indeks literasi digital nasional berada di angka 3,47 yang berarti berada pada kisaran angka sedang. Hasil kajian tersebut mengambil respoden dari 34 provinsi di Indonesia dengan menggunakan multi-stage random sampling dalam pengumpulan data. Sedangkan menurut World Digital Competitiveness Ranking, Indonesia berada pada urutan 56 dari 62 negara di dunia. Di sisi lain, menurut hasil Survei APJII, juru bicara Dedi Permadi menyatakan bahwa terdapat 196,71 juta pengguna internet di Indonesia atau sekitar 73,7%. Modul digital literasi yang diluncurkan Kominfo akan diterapkan pada empat kurikulum yakni, Digital Safety, Digital Skills, Digital Ethics, dan Digital Culture.

Tingkatan Literasi

Terdapat tingkatan dalam literasi, menurut Wells (dalam Heryati, dkk(2010, hlm. 46) empat tingkatan literasi yakni, performative, functional, informational, dan epistemic. Pada literasi pertama adalah individu hanya sekadar mampu membaca dan menulis. Literasi tingkat kedua adalah individu dapat menunjukkan kemampuan menggunakan bahasa untuk memenuhi keperluan hidup atau skill for survival (mengisi formulir, membaca manual, dsb). Literasi tingkat ketiga adalah individu dapat menunjukkan kemampuan untuk mengakses wawasan atau pengetahuan. Literasi tingkat empat adalah individu dapat mentransformasikan wawasan atau pengetahuan.

Kesimpulan

 Every man who knows how to read has it in his power to magnify himself, to multiply the ways in which he exists, to make his life full, significant and interesting. – Aldous Huxley.

Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Jenkins Group, di AS, 42% lulusan perguruan tinggi tidak pernah membaca buku lain setelah kuliah dan 33% lulusan sekolah menengah tidak pernah membaca buku lain selama sisa hidup mereka.

Adapun beberapa saran umum yang bisa dilakukan sebagai berikut:

  1. Bacalah sebanyak Anda bisa. Daripada menonton sinetron atau siaran televisi yang kurang bermanfaat, ambillah buku yang bagus dan duduklah untuk beberapa jam. Singkirkan peralatan komunikasi seperti laptop, ponsel, atau televisi. Garis bawahi kata-kata yang tidak Anda mengerti, Anda dapat membaca lagi nantinya.
  2. Keep notes. Saat Anda menemukan kata-kata menarik yang digunakan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan mudah. Tulislah dalam catatan kecil. Menuliskan sesuatu itu dapat membantu Anda mengingatnya.
  3. Ketika Anda ditempatkan pada posisi menjelaskan suatu hal, Anda harus menjelaskan sesuatu dan mengkomunikasikan ide tersebut, Anda terpaksa memakai kata-kata baru agar orang lain memahami Anda. Mulailah menulis tentang Anda sukai dan gunakan kata-kata baru dalam penjelasan Anda.
  4. Get interested new things. Terdapat banyak kata yang tidak kita ketahui, mungkin di beberapa bidang kita asing dengan kata-kata tersebut. Jadi cobalah dan jelajahi kata-kata yang asing tidak Anda ketahui. Anda akan belajar banyak kata baru, dan akan lebih baik lagi pengetahuan Anda dari sebelumnya.

Kesadaran literasi di Indonesia masih tergolong rendah. Literasi digital masih mencapai 3 ke atas, dalam ukuran sedang. Mau tidak mau, literasi tetap harus diajarkan. Literasi berhubungan banyak hal, tidak hanya membaca dan menulis, namun seberapa individu mengerti dengan apa yang mereka pelajari. Pembelajaran hafalan tidaklah efektif dalam literasi. Pembelajaran yang mendidiklah yang mampu membuat individu menjadi mengerti dan bisa mengamalkannya. Guru biasa memberikan ilmu. Guru luar biasa, membuat muridnya paham. Guru hebat, membuat muridnya dapat mengamalkan ilmunya. Pada tingkatan tertentu, pada kesadaran tertentu, pada kecapakan tertentu, pada sebuat masalah, pasti adalah solusi. Literasi bisa diselipkan dipelajaran biasa, tidak harus membuat kurikulum yang jelimet. Kadangkali kita suka menyusahkan diri sendiri, padahal cara yang terbaik adalah berhenti berbuat kebiasaan buruk.

Loading

Kunjungi juga website kami di www.lpkn.id
Youtube Youtube LPKN

iskandarm868
iskandarm868

Seorang pemikir dan pemimpi. Sibuk dengan buku-buku dan kegiatan luar ruangan. Suka menulis karena itu hobby yang mudah dilakukan. See yaw

Artikel: 4

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *