Makanan merupakan kebutuhan manusia untuk melangsungkan kehidupan. Tetapi ironis, dalam kenyataannya muncul sebuah paradoks. Banyak penyakit menyerang manusia justru lantaran makan, baik yang terkait dengan jenis makanan yang dikonsumsi maupun pola dan cara makan. Makanan dapat memengaruhi perilaku seseorang dan proses penyembuhan penyakitnya. Artinya, makanan itu sendiri telah mengandung obat apabila diperlakukan dengan pola dan cara yang tepat, baik dalam proses pembuatan dan konsumsinya. Oleh karena itu, marilah kita kenali ramuan dalam makanan dan obat-obatan yang memiliki sifat, rasa, energi, dan pergerakan yang sama sebagai upaya penyembuhan suatu penyakit.
Sumber gambar: Pixabay
Kebersihan dan kesehatan sebagai bagian integral dari etika makan
Makan sebagai budaya manusia tidak bisa dilakukan sembarangan, seperti asal senang dan kenyang. Namun, makan adalah kebutuhan manusia, dan dalam bingkai budaya harus berada dalam prosedur etis yang di dalamnya mencerminkan sejumlah nilai. Diantaranya adalah nilai kesehatan dan kebersihan. Etika makan mencerminkan budaya makan. Oleh karena itu, kebersihan dan kesehatan dalam hal makan yang dimulai dari proses memasak, penyajian, dan pengonsumsian akan mencerminkan adab seseorang.
Pada dasarnya, berbagai bentuk budaya dan tradisi makan di berbagai dunia mencerminkan satu hal, yakni etika makan. Tapi hal yang paling prinsip terkait itu ialah faktor kebersihan dan kesehatan. Sebaik apapun pengolahan dan penyajian makanan, bila tidak menunjukkan kebersihan dan kesehatan, berarti tidak bisa dimakan dengan lahap dan terasa tidak nikmat.
Pada hakikatnya, makanan yang aman adalah makanan yang tidak tercemar, tidak mengandung mikroorganisme, tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya, telah diolah dengan tata cara yang benar sehingga fisik dan zat gizinya tidak rusak, serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat. Kesalahan pola makan yang menyebabkan timbulnya penyakit, juga terkait dengan tidak cermatnya dalam perihal gizi. Padahal, gizi merupakan kebutuhan mutlak sepanjang hayat. Jika masalah gizi diabaikan, hal ini akan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Beberapa pola makan yang buruk yang bisa jadi sumber penyakit
Untuk meningkatkan kualitas hidup, kita memerlukan 5 kelompok zat gizi yakni karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, dalam jumlah yang cukup. Selain itu, kita juga membutuhkan air dan serat guna memperlancar berbagai proses dalam tubuh. Oleh karena itu, hendaknya Anda mencermati kandungan gizi dalam makanan, bukan sekedar enak. Mengkonsumsi jenis makanan tertentu biasanya merupakan tradisi keluarga yang turun-temurun. Misalnya suatu keluarga yang menu makan sehari-harinya berupa jenis makanan yang mempunyai kadar lemak tinggi, maka anggota keluarga ini cenderung menderita kegemukan, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan gangguan pembuluh darah. Jika dalam keluarga tersebut ada beberapa orang penderita jantung, tekanan darah tinggi, bukan berarti bahwa penyakit itu diturunkan, melainkan karena pola makan yang sama. Demikian halnya dengan orang yang suka mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food), yang didalamnya banyak mengandung kolesterol sehingga meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh, terkena diabetes melitus, tekanan darah tinggi dan sejenisnya.
Pola makan lainnya yang keliru adalah makan kekenyangan. Padahal tubuh mempunyai ukuran atau batasan untuk menampung makanan. Ini terkait dengan kapasitas lambung dalam menerima jumlah makanan yang masuk ke dalam tubuh. Begitu pula makanan bisa menjadi masalah dan menimbulkan penyakit ketika tidak ada sinkronisasi atau kesesuaian kondisi antara makanan yang dikonsumsi dengan kondisi tubuh. Porsi makanan bagi laki-laki berbeda dengan wanita, begitu pula orang dewasa dan anak kecil, yang paling penting selalu memperhatikan porsi makan yang tepat. Disarankan agar asupan lemak sebatas 15% dari total kalori. Adapun orang sehat dianjurkan mengkonsumsi lemak maksimal 25% dari total kalori. Sebab pembakaran lemak menjadi kalori akan meningkatkan keton darah (ketosis) dan ini akan menghambat pembuangan asam urat melalui urine.
Jadi, baik atau buruknya makanan dalam konteks kesehatan itu tergantung pada kondisi tubuh seseorang, meskipun memang ada prosedur standar tentang makanan sehat. Makan yang sehat sebenarnya harus didukung pula oleh kondisi pikiran dan jiwa yang sehat. Kefokusan dan ketenangan dalam makan merupakan faktor penentu bagi Anda untuk makan secara sehat.
Beberapa penyakit ganas akibat pola makan yang salah
Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak, yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak, bukan yang lain.
Makanan yang berlemak, kurang olahraga, obesitas (kegemukan), merokok dan stres merupakan hal-hal yang dapat meningkatkan resiko stroke. Oleh sebab itu, sangat penting untuk banyak makan sayur, buah segar, dan makanan yang berserat. Olahraga yang dilakukan secara teratur, misalnya lari pagi dan berenang akan mengurangi resiko terkena stroke. Kolesterol dalam batas wajar dibutuhkan oleh tubuh sebagai prekusor bagi sintesis asam empedu (untuk mencerna lemak) dan beberapa hormon. Adapun yang menjadi masalah adalah ketika mengkonsumsi secara berlebihan makanan yang banyak mengandung kolesterol. Inilah yang menjadikan kolesterol bisa tumbuh menjadi penyakit ganas.
Kadar kolesterol yang tinggi merupakan faktor resiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Selain itu kolesterol sangat potensial menyebabkan arterosklerosis yakni pengapuran dan penimbunan elemen-elemen kolesterol. Selain makanan, penyebab lainnya ialah berat badan, kurang bergerak, umur dan jenis kelamin, penyakit tertentu seperti diabetes, sejarah keluarga, merokok dan kemungkinan penyebab lainnya. Penyakit lainnya yang dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat, yakni asam urat, darah tinggi, obesitas, maag, kanker, jantung, batu ginjal. Untuk itu, mengkonsumsi makanan dengan teliti dan wajar adalah hal yang penting agar terhindar dari potensi penyakit penyakit tersebut.
Hidup sehat dengan pola makan yang sehat
Pola makan yang sehat adalah pola makan yang mengandung gizi seimbang. Pola makan gizi seimbang ini harus dijadikan sebagai dasar untuk menciptakan kehidupan yang sehat. Hampir setiap negara mempunyai pedoman atau prinsip tentang pola makan sehat yang mengandung keseimbangan gizi. Di Indonesia, sudah lama kita kenal mengenai konsep empat sehat lima sempurna. Untuk memenuhi gizi seimbang, Kita harus mengkonsumsi makanan yang bervariasi. Sebab tidak ada satu jenis makanan yang mengandung semua zat gizi yang diperlukan dalam jumlah seimbang.
Sesuai dengan perkembangan ilmu gizi di dunia, saat ini dirumuskan tentang standar makan sehat yang mengandung gizi seimbang dengan pola food guide pyramid. Formula tersebut lebih baik karena menambah porsi sayur dan buah, serta roti dua kali lipat, ditambah serealia dan roti tambahan berikutnya sesuai dengan kebutuhan total energi setiap orang. Sesuai dengan formula tersebut, makanan dapat dibagi menjadi empat kelompok yaitu beras dan penggantinya, buah, sayur, daging dan penggantinya. Untuk itu, perlu dipahami bahwa gaya hidup yang sehat sangat terbentuk oleh karakter seseorang. Maka, pendidikan dalam konteks pola makan sebenarnya bukan sekedar menciptakan peluang hidup sehat, melainkan juga membentuk karakter pola makan yang sehat bagi seseorang.